Cendo Ulcori
Klikdokter, 09 Nov 2020
Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter
Cendo Ulcori digunakan untuk mengatasi infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri dan mengobati ulkus kornea.
Pengertian
Cendo Ulcori adalah obat tetes mata yang mengandung Ciprofloxacin. Ciprofloxacin termasuk dalam kelas obat yang disebut antibiotik quinolone. Antibiotik ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri. Penggunaan antibiotik yang berlebihan dapat menyebabkan efektivitas antibakteri menurun.
Keterangan
- Golongan: Obat Keras.
- Kelas Terapi: Antiinfeksi Mata, Antiseptik, Quinolon.
- Kandungan: Ciprofloxacin 3 mg/mL.
- Bentuk: Tetes Mata.
- Satuan Penjualan: Strip.
- Kemasan: Strip, 5 Botol PE @ 0.6 mL
- Farmasi: Cendo Pharmaceutical.
Kegunaan
Cendo Ulcori digunakan untuk mengatasi infeksi mata yang disebabkan oleh bakteri dan mengobati ulkus kornea (luka terbuka pada kornea yang disebabkan oleh infeksi).
Dosis & Cara Penggunaan
Cendo Ulcori termasuk dalam golongan Obat Keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus dengan Anjuran dan Resep Dokter:
- Ulkus kornea: teteskan 2 tetes pada mata yang sakit setiap 15 menit selama 6 jam pertama, kemudian setiap 30 menit sesudahnya pada hari ke-1. Setelah itu, teteskan 2 tetes pada mata yang sakit setiap 4 jam pada hari ke 3-14. Durasi pengobatan maksimal 21 hari.
- Infeksi mata parah: teteskan 1-2 tetes pada mata yang sakit setiap 2 jam selama 2 hari, lalu diberikan 4 kali sehari pada hari berikutnya. Durasi pengobatan maksimal 21 hari.
Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.
Efek Samping
Efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan Cendo Ulcori adalah:
- Sensasi terbakar
- Hiperemia konjungtiva (peradangan pada selaput bening)
- Pruritus mata (rasa gatal)
- Ppengerasan kelopak mata
Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien yang hipersensitifitas (alergi) terhadap ciprofloxacin dan kuinolon.
Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Cendo Ulcori ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.