Obat Alergi

Celestik

Klikdokter, 06 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Celestik merupakan obat dengan kandungan Bethamethason dan Dexchlorpheniramin Maleate yang digunakan untuk mengurangi gejala alergi.

Pengertian

Celestik adalah obat yang mengandung Bethamethason dan Dexchlorpheniramin Maleate. Celestik digunakan untuk membantu mengobati beberapa kondisi alegrgi, seperti alergi pada saluran pernafasan. Celestik juga dapat digunakan untuk membantu pengobatan alergi pada mata dan kulit. Celestik tidak dapat diberikan untuk penderita infeksi jamur sistemik, bayi baru lahir dan bayi prematur.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antihistamin dan Antialergi.
  • Kandungan: Betamethasone 0.25 mg dan Dexchlorpheniramine Maleate 2 mg.
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet.
  • Farmasi: Pyridam Farma

Kegunaan

Celestik digunakan untuk mengatasi alergi pada saluran pemafasan, kulit dan mata.

Dosis & Cara Penggunaan

Dosis penggunaan Celestik harus dikonsultasikan dengan Dokter terlebih dahulu sebelum digunakan, karena Dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu.

Aturan penggunaan Celestik Tablet sebagai berikut :

  • Dewasa: 1 -2 tablet 3-4 kali sehari. Maksimal: 8 tablet sehari. Celestik dapat diminum sebelum maupun sesudah makan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Celestik, antara lain:

  • Gangguan muskuloskeletal (gangguan pada sendi, otot).
  • Gangguan Dermatologik (gangguan pada kulit).
  • Gangguan Neurologik (gangguan pada sistem saraf).
  • Gangguan Metabolik (Gangguan pada sistem metabolisme tubuh).
  • Gangguan Pemafasan.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Bayi baru lahir dan prematur.
  • Pasien dengan penyakit tukak peptik (luka pada lambung yang menyebabkan keluhan sakit maag)
  • Infeksi jamur sistemik.

Interaksi Obat
Hindari penggunaan obat Celestik bersamaan dengan beberapa obat berikut:

  • Pemakaian bersama phenobarb, rifampisin, fenitoin, efedrin mempercepat metabolisme kortikosteroid.
  • Pemakaian dengan diuretik yang mengu-ras kalium meningkatkan terjadinya hipokalemia, amfoterisin B.
  • Glikosida jantung, kumarin, salisi-lat, obat anti inflamasi, MAOI, alkohol, depresan SSP.