Obat Antinyeri

Celecoxib

Klikdokter, 09 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Celecoxib digunakan untuk mengobati osteoarthritis, ankylosing spondylitis, rheumatoid arthritis.

Pengertian

Celecoxib adalah obat generik yang digunakan untuk mengobati osteoarthritis (sendi terasa sakit, kaku, dan bengkak), ankylosing spondylitis (radang sendi punggung), rheumatoid arthritis (radang sendi), mengatasi dismenorea primer (nyeri perut saat haid), nyeri akut. Celecoxib bekerja dengan cara menghambat prostaglandin (zat alami di dalam tubuh yang dapat menyebabkan reaksi peradangan dan rasa nyeri).

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Obat Anti Inflamasi Non Steroid
  • Kandungan: Celecoxib 100 mg; Celecoxib 200 mg
  • Bentuk: Kapsul
  • Satuan Penjualan: Blister
  • Kemasan: Blister @ 10 Kapsul
  • Farmasi: Kalbe Farma/ Hexpharm; Novell.

Merk Dagang yang Beredar di Indonesia
Celebrex.

Kegunaan

Celecoxib digunakan untuk mengobati osteoarthritis, ankylosing spondylitis, rheumatoid arthritis, mengatasi dismenorea primer), nyeri akut.

Dosis & Cara Penggunaan

Celecoxib termasuk dalam golongan obat keras, maka dari itu penggunaan obat ini harus sesuai anjuran resep dokter.

  • Osteoartritis
    Diberikan dosis 200 mg / hari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi, dosis dapat di tingkatkan hingga 200 mg diminum 2 kali sehari.
  • Ankylosing spondylitis
    Diberikan dosis 200 mg / hari sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi, dosis dapat di tingkatkan menjadi dosis maksimal 400 mg / hari setelah 6 minggu.
  • Rheumatoid arthritis
    Diberikan dosis 100-200 mg diminum 2 kali sehari.
  • Dismenorea primer; Nyeri akut
    Dosis awal: diberikan dosis 400 mg dilanjutkan dengan dosis tambahan 200 mg jika perlu pada hari pertama. Selanjutnya, diberikan dosis 200 mg diminum 2 kali sehari sesuai kebutuhan.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Celecoxib, antara lain:

  • Muntah
  • Mual, sakit perut, diare
  • Pencernaan yang terganggu
  • Perut kembung
  • Gejala mirip influenza
  • Peningkatan kreatinin darah, peningkatan berat badan, peningkatan ALT atau AST
  • Arthralgia (nyeri sendi)
  • Sakit kepala, hipertensi
  • Insomnia
  • Infeksi saluran kemih.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Celecoxib pada:

  • Pasien yang Hipersensitif terhadap celecoxib.
  • Pasien dengan reaksi hipersensitivitas terhadap sulphonamide
  • Pasien dengan riwayat asma, urticaria, atau reaksi alergi setelah mengkonsumsi aspirin atau NSAID lainnya
  • Untuk pengobatan nyeri pasca-operasi CABG (Coronary Artery Bypass Graft).

Interaksi obat
Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Celecoxib:

  • Dapat mengurangi efek antihipertensi dari ACE inhibitor, antagonis reseptor angiotensin II, diuretik, β-blocker dan agen antihipertensi lainnya.
  • Dapat meningkatkan efek nefrotoksik dari siklosporin dan tacrolimus.
  • Meningkatkan konsentrasi serum litium, digoksin, dan metotreksat.
  • Peningkatan konsentrasi plasma dengan inhibitor CYP2C9 (misalnya Flukonazol).
  • Penurunan konsentrasi plasma dengan induser CYP2C9 (misalnya Rifampisin, carbamazepine, barbiturat).
  • Dapat meningkatkan konsentrasi serum dan toksisitas substrat CYP2D6 (misalnya Aripiprazole, perhexiline, atomoxetine).
  • Peningkatan risiko ulserasi gastrointestinal atau perdarahan dengan antikoagulan (misalnya Warfarin, apixaban), agen antiplatelet (misalnya: Aspirin), SSRI, kortikosteroid (misalnya Glukokortikoid), NSAID lainnya.

Kategori kehamilan

  • Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Celecoxib ke dalam Kategori C (sebelum kehamilan 30 minggu):
    Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.
  • Kategori D (mulai usia kehamilan 30 minggu):
    Ada bukti positif risiko pada janin manusia, tetapi manfaat obat jika digunakan pada wanita hamil dapat diterima meskipun ada risiko (misalnya, jika obat tersebut diperlukan dalam situasi yang mengancam jiwa atau untuk penyakit serius dimana obat-obatan yang lebih aman tidak dapat digunakan atau tidak efektif).