Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
Obat Jantung

Carvedilol

Klikdokter, 09 Jul 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Carvedilol digunakan untuk mengatasi hipertensi, angina stabil kronik, gagal jantung.

Pengertian

Carvedilol adalah obat yang digunakan untuk mengatasi hipertensi (tekanan darah tinggi), angina stabil kronik (nyeri dada), gagal jantung, disfungsi ventrikel kiri pasca infark miokard (serangan jantung). Carvedilol bekerja dengan cara melebarkan pembuluh darah jantung, sehingga tekanan darah menurun.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Beta Blocker
  • Kandungan: Carvedilol 25 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Pratapa Nirmala; Darya Varia.

Merk Dagang yang Beredar di Indonesia
Blorex, Carbloxal, Carvell, Dibloc, V-Bloc.

Kegunaan

Carvedilol digunakan untuk mengatasi hipertensi, angina stabil kronik, gagal jantung, disfungsi ventrikel kiri pasca infark miokard.

Dosis & Cara Penggunaan

Carvedilol termasuk dalam golongan obat keras, sebaiknya penggunaan obat ini sesuai dengan anjuran resep dokter.

  • Hipertensi
    Dosis awal: diberikan dosis 12,5 mg, diminum sekali sehari selama 2 hari, tingkatkan dosis menjadi 25 mg sekali sehari. Dosis secara bertahap dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan lama pemberian minimal 2 minggu, jika perlu. Maksimal: 50 mg setiap hari.
  • Angina stabil kronis
    Dosis awal: diberikan dosis 12,5 mg diminum 2 kali sehari selama 2 hari, tingkatkan dosis menjadi 25 mg, diminum 2 kali sehari. Dosis secara bertahap dapat ditingkatkan lebih lanjut dengan lama pemberian minimal 2 minggu, jika perlu. Maksimal: 100 mg / hari dalam 2 dosis terbagi.
  • Gagal jantung
    Ringan hingga berat: Dosis awal: diberikan dosis 3,125 mg diminum 2 kali sehari selama 2 minggu. Jika ditoleransi, naikkan dosis secara bertahap menjadi 6,25 mg diminum 2 kali sehari dengan lama pemberian minimal 2 minggu, dilanjutkan dengan dosis 12,5 mg diminum 2 kali sehari, kemudian diberikan dosis 25 mg diminum dua kali sehari.
    Maksimal: Pasien dengan berat badan <85 kg: diberikan dosis 25 mg, diminum 2 kali sehari.
    Pasien dengan berat badan > 85 kg: diberikan dosis 50 mg, diminum 2 kali sehari, jika kondisinya tidak parah.
  • Disfungsi ventrikel kiri pasca infark miokard
    Dosis awal: diberikan dosis 6,25 mg diminum 2 kali sehari, dosis ditingkatkan setelah 3-10 hari (berdasarkan tolerabilitas) menjadi 12,5 mg diminum 2 kali sehari, dan berikan dosis hingga 25 mg diminum 2 kali sehari.
    Dosis awal yang lebih rendah diberikan dosis 3,125 mg diminum 2 kali sehari dapat digunakan pada pasien bergejala dan laju peningkatan titrasi dapat diperlambat jika diindikasikan secara klinis.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius. Lindungi dari kelembaban.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi adalah:

  • Anemia
  • Gangguan penglihatan, iritasi mata, mata kering
  • Mual, diare, muntah, pencernaan yang terganggu, sakit perut
  • Penambahan berat badan, hiperkolesterolemia, hiperglikemia, hipoglikemia
  • Nyeri pada ekstremitas, artralgia (nyeri sendi)
  • Pusing, sakit kepala
  • Depresi.

Kontraindikasi

  • Pasien dengan gagal jantung dekompensasi yang membutuhkan perawatan inotropik IV, asma bronkial atau kondisi bronkospastik terkait, blok AV derajat 2 atau 3 tanpa alat pacu jantung permanen
  • Bradikardia berat (<50 bpm)
  • Syok kardiogenik
  • Phaeochromocytoma yang tidak diobati
  • Kerusakan hati yang parah.

Interaksi obat

  • Efek aditif dengan penghambat saluran Ca (misalnya Diltiazem, verapamil), amiodaron, penghambat MAO, reserpin, guanfacine, methyldopa.
  • Dapat meningkatkan waktu konduksi atrioventrikular dan menurunkan denyut jantung dengan glikosida digitalis.
  • Peningkatan konsentrasi serum ciclosporin.
  • Peningkatan efek hipoglikemik insulin dan antidiabetik oral.
  • Dapat menyebabkan efek sinergis, inotropik negatif dan hipotensi jika diberikan bersamaan dengan anestesi.
  • Konsentrasi serum dapat berkurang jika diberikan bersamaan dengan penginduksi CYP450 (misalnya Rifampisin, barbiturat) atau meningkat jika diberikan bersamaan dengan penghambat CYP450 (misalnya Ketoconazole, cimetidine, fluoxetine, haloperidol, erythromycin).
  • Peningkatan efek vasokonstriksi jika diberikan bersamaan dengan ergotamine.

Kategori kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Carvedilol ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Pemberian Carvedilol yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti tekanan darah rendah, denyut jantung lambat, gagal jantung, syok kardiogenik, henti jantung, bronkospasme, muntah, kesadaran terganggu, dan kejang umum.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan pengobatan suportif. Pantau parameter vital. Berikan atropin melalui injeksi intravena untuk pasien yang megalami bradikardia berlebihan. Dalam kasus bradikardia yang resistan, mulailah terapi alat pacu jantung. Untuk mendukung fungsi ventrikel, berikan glukagon melalui injeksi intravena atau simpatomimetik (misalnya: Dobutamin, isoprenalin). Untuk vasodilatasi perifer, berikan norepinefrin dengan pemantauan sirkulasi yang berkelanjutan. Untuk bronkospasme, berikan β-simpatomimetik (aerosol atau melalui injeksi intravena) atau aminofilin melalui injeksi atau infus IV lambat. Injeksi intravena lambat diazepam atau clonazepam dapat diberikan untuk mengatasi kejang. Penanganan pasien overdosis harus dibantu oleh tenaga medis profesional.