Obat Kulit

Carmed

Klikdokter, 03 Nov 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Carmed digunakan untuk mengatasi kulit kering dan kelainan kulit hiperkeratotik (penebalan lapisan luar kulit).

Pengertian

Carmed adalah sediaan obat luar (topikal) yang diproduksi oleh Surya Dermato Medica Lab. Carmed mengandung Urea yang merupakan obat untuk membantu mengobati kondisi kulit kering kasar (misalnya, eksim, psoriasis (kulit kering, tebal)) dan penebalan lapisan luar kulit. Carmed juga dapat digunakan untuk membantu menghilangkan jaringan yang mati dalam beberapa luka untuk membantu penyembuhan luka. Carmed meningkatkan kelembaban di kulit dengan melembutkan atau melarutkan zat tanduk (keratin) lapisan atas sel-sel kulit secara merata. Efek ini membantu sel-sel kulit mati jatuh dan membantu kulit tetap lembab.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Emolien, Pembersih dan Pelindung Kulit
  • Kandungan: Urea 10 %; Urea 20 %
  • Bentuk: Krim
  • Satuan Penjualan: Tube
  • Kemasan: Tube @ 40 gram
  • Farmasi: Surya Dermato Medica Lab.

Kegunaan

Carmed digunakan untuk mengatasi kulit kering dan kelainan kulit hiperkeratotik (penebalan lapisan luar kulit).

Dosis & Cara Penggunaan

Carmed termasuk golongan obat keras, digunakan berdasarkan resep Dokter.

  • Aturan Penggunaan Carmed:
    Oleskan Carmed pada bagian kulit yang membutuhkan sebanyak 2-3 kali sehari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin timbul selama penggunaan Carmed, antara lain reaksi hipersensitifitas.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien yang hipersensitif terhadap kandungan dari Carmed.

Kategori Kehamilan 
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Carmed ke dalam Kategori B:
Studi pada reproduksi hewan tidak menunjukkan risiko janin, tetapi tidak ada studi terkontrol pada wanita hamil atau studi reproduksi hewan telah menunjukkan efek buruk (selain penurunan kesuburan) yang tidak dikonfirmasi dalam studi terkontrol pada wanita hamil trimester pertama (dan tidak ada bukti risiko pada trimester berikutnya).