Obat Mulut dan Tenggorokan

Candistin

Klikdokter, 27 Jul 2021

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Candistin adalah obat yang digunakan untuk mengatasi infeksi jamur pada rongga mulut dan usus.

Pengertian

Candistin adalah obat yang mengandung nystatin sebagai zat aktifnya. Obat ini digunakan untuk membantu mengatasi infeksi jamur pada usus dan mulut, seperti sariawan atau candidiasis pada rongga mulut.

Candistin merupakan antijamur yang bekerja dengan cara menghentikan pertumbuhan jamur.

Artikel Lainnya: Pilihan Obat Sariawan yang Aman untuk Bayi

Keterangan

Candistin

Berikut ini keterangan obat sariawan Candistin yang perlu Anda ketahui:

  • Golongan: Obat Keras.
  • Kelas Terapi: Antifungi.
  • Kandungan: Nystatin 100.000 IU/mL.
  • Bentuk: Sirup Tetes.
  • Satuan Penjualan: Botol.
  • Kemasan: Box, Botol @ 12 mL + Pipet.
  • Farmasi: Pharos Indonesia.
  • Harga: Rp. 37.000 - Rp. 80.000/ Botol.

Kegunaan

Candistin digunakan untuk terapi sariawan atau candidiasis pada rongga mulut dan usus.

Artikel Lainnya: Bahaya Merokok saat Sedang Sariawan

Dosis dan Cara Penggunaan

Candistin merupakan obat keras yang memerlukan resep dokter.

  • Bayi: 1-2 mL, diberikan 4 kali sehari.
  • Anak dan dewasa: 1-6 mL, diberikan 4 kali sehari atau sesuai petunjuk dokter.

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu 20-25 derajat Celsius.

Efek Samping

Efek samping yang dapat timbul selama penggunaan Candistin, yakni:

Artikel Lainnya: 5 Cara Mengatasi Sariawan di Tenggorokan

Kontraindikasi

Jangan menggunakan Candistin apabila memiliki riwayat hipersensitif terhadap nystatin.

Interaksi Obat

Tidak boleh diberikan bersamaan dengan Saccharomyces boulardii, karena dapat mengurangi efek terapeutik dari Saccharomyces boulardii.

Kategori Kehamilan

Kategori C: Studi pada hewan telah menunjukkan adanya efek samping pada janin. Akan tetapi, tidak ada studi yang memadai pada manusia. Obat hanya boleh diberikan apabila manfaatnya lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Peringatan Menyusui

Tidak diketahui apakah Candistin terserap ke dalam ASI. Jangan menggunakan obat tanpa berkonsultasi terlebih dahulu kepada dokter.