Obat Gangguan Tulang, Otot dan Sendi

Bonefos

Klikdokter, 27 Okt 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Bonefos digunakan sebagai obat untuk keluhan yang berhubungan tentang metabolisme tulang.

Pengertian

Bonefos adalah sedian obat yang mengandung Clodronic acid atau nama lain dari Klodornat Dinatrrium. Bonefos digunakan untuk membantu menurunkan kadar kalsium dalam darah yang disebabkan oleh perubahan dalam tubuh akibat kanker. Selain itu, Bonefos juga membantu mengobati tulang yang melemah ketika kanker telah menyebar ke tulang. Hindari penggunaan Bonefos pada ibu hamil dan menyusui.

Keterangan

  1. Bonefos Kapsul
  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Metabolisme Tulang
  • Kandungan: Clodronic acid 400 mg
  • Bentuk: Kapsul
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @10 Kapsul
  • Farmasi: Bayer Oy/ Bayer Indonesia

2. Bonefos Tablet

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Metabolisme Tulang
  • Kandungan: Clodronic acid 800 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Strip @10 Tablet
  • Farmasi: Bayer Oy/ Bayer Indonesia

3. Bonefos Injeksi

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Metabolisme Tulang
  • Kandungan: Clodronic acid 60 mg/ mL
  • Bentuk: Cairan Infus
  • Satuan Penjualan: Ampul
  • Kemasan: Ampul 5 mL
  • Farmasi: Ever Pharma Jena/ Bayer Indonesia.

Kegunaan

Bonefos digunakan untuk mengobati hiperkalsemia malignant (tingginya kadar kalsium di dalam plasma darah), osteolisis malignant, mengurangi timbulnya metastase tulang (sel kanker menyebar ke tulang) pada kanker payudara primer.

Dosis & Cara Penggunaan

Bonefos termasuk dalam golongan obat keras, sehingga penggunaan obat ini harus dengan anjuran dan resep dokter. Aturan penggunaan:

  1. Bonefos Kapsul dan Tablet
  • Metastasis tulang osteolitik
  • Dosis awal: dosis 1.600 mg perhari, tingkatkan dosis sesuai dengan kebutuhan. Maksimal dosis: 3.200 mg perhari.
  • Hiperkalsemia ganas
  • Dewasa: Perawatan setelah normalisasi kadar kalsium dengan terapi injeksi intravena (disuntikkan melalui pembuluh darah): 1.600-2.400 mg sebagai dosis tunggal atau dalam 2 dosis terbagi. Maksimal dosis: 3.200 mg setiap hari.
  1. Bonefos Infus
  • Hiperkalsemia ganas
  • Dewasa: 300 mg perhari melalui infus minimal 2 jam sampai normokalsemia tercapai. Durasi pengobatan maksimal: 7 hari.
  • Sebagai dosis alternatif: dosis 1.500 mg diberikan sebagai infus tunggal selama minimal 4 jam.

Cara Penyimpanan

Simpan pada suhu 15-30 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pengunaan Bonefos, yaitu:

  • Mual, muntah
  • Diare
  • Reaksi pada kulit
  • Osteonekrosis rahang dan saluran pendengaran eksternal
  • Disfungsi ginjal (termasuk gagal ginjal)
  • Hipokalsemia (kadar kalsium kurang dari normal)
  • Peningkatan kreatinin serum

Kontraindikasi

Hindari penggunaan Bonefos pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Pasien peradangan saluran cerna akut
  • Penderita gagal ginjal berat (CrCl <10mL / menit)
  • Wanita hamil dan menyusui
  • Pasien yang menerima terapi dengan golongan obat bifosfonat lain

Interaksi Obat

Berikut adalah beberapa Interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Bonefos:

  • Efek dan penyerapan Bonefos berkurang jika diberikan bersamaan dengan obat antasida atau sediaan yang mengandung zat besi.
  • Meningkatkan risiko hipokalsemia (kadar kalsium kurang dari normal) berat jika diberikan bersamaan dengan aminoglikosida.
  • Meningkatkan kadar estamustine fosfat serum.
  • Dapat meningkatkan efek hipokalsemia kadar kalsium kurang dari normal) jika diberikan bersamaan dengan kortikosteroid, fosfat, kalsitonin, mithramycin, dan diuretik loop.
  • Risiko disfungsi ginjal jika diberikan bersamaan dengan golongan obat NSAID.

Overdosis

  • Gejala: Peningkatan kreatinin serum, disfungsi ginjal. Bisa terjadi gagal ginjal akut dan kerusakan hati. Secara teoritis, hipokalsemia dapat berkembang hingga 2-3 hari setelah overdosis.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik. Pastikan hidrasi yang memadai. Diberikan suplemen Ca (kalsium) melalui oral atau parenteral (disuntikkan ke tubuh) mungkin diperlukan. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.