Obat Hipertensi

Blistra

Klikdokter, 09 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Blistra digunakan untuk perawatan jangka pendek dari hipertensi (tekanan darah tinggi).

Pengertian

Blistra adalah produk obat dengan bentuk sediaan injeksi yang diproduksi oleh Prima Medika Lab. Blistra memilik kandungan zat aktif Nicardipine HCl yang digunakan sebagai perawatan jangka pendek untuk hipertensi. Blistra bekerja dengan cara relaksasi otot polos pembuluh darah koroner dan vasodilatasi (memperbesar pembuluh darah) koroner.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antagonis Calcium
  • Kandungan: Nicardipine HCl 1 mg/mL
  • Bentuk: Cairan Injeksi
  • Satuan Penjualan: Ampul
  • Kemasan: Box, 10 Ampul @ 10 ml
  • Farmasi: Prima Medika Lab

Kegunaan

Blistra digunakan untuk perawatan jangka pendek dari hipertensi (tekanan darah tinggi).

Dosis & Cara Penggunaan

Blistra merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Selain itu, dosis penggunaan Blistra juga harus dikonsultasikan dengan dokter dan apoteker terlebih dahulu sebelum digunakan, karena dosis penggunaannya berbeda-beda setiap individu tergantung berat tidaknya penyakit yang diderita.

Pengobatan Hipertensi Jangka Pendek
Dewasa: Dosis awal: 3-5 mg / jam melalui infus terus menerus selama 15 menit, dosis dapat disesuaikan dengan tekanan darah dengan peningkatan dosis 0,5-2,5 mg / jam setiap 15 menit sekali. Jika tekanan darah yang diinginkan tercapai, dosis dapat dikurangi ke tingkat pemeliharaan: 2-4 mg / jam. Maksimal: 15 mg / jam.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu antara 20-25 ° C. Lindungi dari cahaya matahari langsung.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan Blistra, antara lain:

  • Edema pedal (cairan berkumpul di kaki bagian atas dan bawah).
  • Takikardia (detak jantung cepat).
  • Hipotensi.
  • Sakit kepala.
  • Asthenia (badan lemas).
  • Pusing.
  • Parestesia (kesemutan).
  • Mengantuk.
  • Mual dan muntah.
  • Sembelit.
  • Dispepsia (nyeri pada perut bagian atas).
  • Mulut kering.
  • Ruam.
  • Frekuensi urine meningkat.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan Blistra pada pasien yang memiliki indikasi:

  • Pasien dengan stenosis aorta lanjut.
  • Angina tidak stabil, syok kardiogenik.
  • Serangan angina akut.

Interaksi Obat
Berikut adalah beberapa interaksi obat yang umumnya terjadi saat penggunaan Blistra:

  • Penggunaan bersamaan dengan penghambat β dapat mengendapkan atau memperburuk gagal jantung.
  • Dapat mengubah kadar serum dengan induser CYP3A4 (misalnya. Carbamazepine, rifampicin) atau inhibitor (misalnya. Cimetidine).
  • Dapat meningkatkan kadar serum ciclosporin, tacrolimus, sirolimus dan digoxin dalam serum.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Blistra ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Pemberian Blistra yang melebihi dosis yang dianjurkan akan menimbulkan gejala, seperti tekanan darah rendah, denyut jantung lambat, jantung berdebar, memerah, mengantuk, kebingungan, bicara cadel.
  • Jika terjadi overdosis, segera lakukan terapi simtomatik dan suportif (dibantu oleh tenaga medis profesional). Untuk hipotensi berat, segera lakukan vasopresor. Injeksi intravena Ca glukonat dapat mengembalikan efek blokade entri Ca.