Obat Gangguan Pencernaan

Bidium

Klikdokter, 14 Okt 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Bidium digunakan untuk mengobati diare akut dan kronik

Pengertian

Bidium adalah obat antidiare dengan kandungan bahan aktif loperamide HCl 2 mg. Bidium bekerja dengan memperlambat motilitas atau pergerakan usus, sehingga dapat membantu menghentikan diare. Bidium dikontraindikasikan untuk anak di bawah 12 tahun, wanita hamil dan menyusui dan keadaan sembelit.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antidiare
  • Kandungan: Loperamide HCl 2 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: PT Bima Mitra Farma.

Kegunaan

Bidium digunakan untuk mengobati diare akut dan kronik, selain itu juga untuk mengurangi jumlah kotoran atau tinja yang keluar selama ilestomy (lubang yang dibuat di perut selama operasi).

Dosis & Cara Penggunaan

Bidium termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  • Dosis awal: diberikan 2 tablet, diberikan 1 tablet setiap setelah buang air besar.
  • Dosis biasa: 3-4 tablet perhari. Maksimal: 6 tablet perhari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Bidium yang mungkin terjadi adalah:

  • Mual, muntah
  • Gangguan kulit
  • Letih
  • Mulut kering
  • Sembelit
  • Perut kembung, sakit perut
  • Pusing, sakit kepala
  • Tingkat kesadaran menurun

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Kondisi ketika penghambatan peristaltik harus dihindari (misalnya sembelit, distensi abdomen, ileus).
  • Kolitis ulseratif akut, disentri akut yang ditandai dengan tinja berdarah dan demam tinggi, enterokolitis bakteri yang disebabkan oleh Salmonella, Shigella, dan Campylobacter; kolitis terkait antibiotik, sakit perut tanpa diare.
  • Anak-anak usia <12 tahun
  • Anak usia <18 tahun (pasien dengan sindrom iritasi usus besar)

Interaksi Obat
Berikut adalah interaksi dengan obat-obat lain:

  • Bidium (loperamide) meningkatkan konsentrasi desmopresin oral dalam plasma.
  • Bidium (loperamide) adalah substrat P-glikoprotein, oleh karena itu konsentrasinya akan meningkat bila diberikan bersamaan dengan inhibitor P-Glycoprotein (quinidine, ritonavir, dan ketoconazole).
  • Konsentrasi saquinavir dapat menurun hingga setengah ketika diberikan bersamaan dengan bidium (loperamide).
  • Resiko sembelit meningkat jika diberikan bersamaan dengan obat antimotility lain seperti obat-obat golongan opioid, anti histamin, anti psikotik dan antikolinergik.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Bidium ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala: depresi sistem saraf pusat (pingsan, kelainan koordinasi, mengantuk, miosis (pupil mata mengecil, ketegangan otot dan depresi pernapasan), sembelit, retensi urin, ileus, atau kejadian jantung, seperti sinkop, interval QT dan perpanjangan kompleks QRS, torsades de pointes, aritmia ventrikel serius lainnya, dan serangan jantung.
  • Penatalaksanaan: Jika muntah terjadi secara spontan, pemberian arang aktif. Jika belum terjadi muntah, dapat dilakukan pembilasan lambung dilanjutkan dengan pemberian arang aktif melalui tabung lambung. Berikan pengobatan berulang nalokson sebagai penawar jika timbul gejala sistem saraf pusat. Pantau pasien dengan cermat selama setidaknya 48 jam untuk mendeteksi kemungkinan depresi sistem saraf pusat. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.