Obat Jantung

Atropin

Klikdokter, 09 Okt 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Atropin digunakan untuk mengatasi melambatnya denyut jantung, keracunan insektisida, tegangnya otot saluran pencernaan.

Pengertian

Atropin adalah obat yang dapat digunakan untuk mengatasi melambatnya denyut jantung, keracunan insektisida, tegangnya otot saluran pencernaan akibat radang usus besar, produksi lendir tubuh yang berlebih, dan meredakan peradangan mata bagian tengah. Atropin bekerja dengan cara meningkatkan denyut jantung, melemaskan usus, dan mengurangi produksi lendir dengan cara menghambat zat yang ada dalam saraf.

Keterangan

  1. Atropin Tablet
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat Mydriatic / Obat Jantung / Dekongestan Mata, Anestesi, Anti Inflamasi / Antispasmodik
    • Kandungan: Atropine 0.5 mg
    • Bentuk: Tablet
    • Satuan Penjualan: Strip
    • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet
    • Farmasi: PT. Indofarma
  2. Atropin Injeksi
    • Golongan: Obat Keras
    • Kelas Terapi: Obat Mydriatic / Obat Jantung / Dekongestan Mata, Anestesi, Anti Inflamasi / Antispasmodik
    • Kandungan: Atropine 0.25 mg/mL
    • Bentuk: Cairan Injeksi
    • Satuan Penjualan: Ampul
    • Kemasan: Box, 100 Ampul @ 1 mL
    • Farmasi: PT. Ethica

Kegunaan

Atropin digunakan untuk mengatasi melambatnya denyut jantung, keracunan insektisida, tegangnya otot saluran pencernaan akibat radang usus besar, produksi lendir tubuh yang berlebih, dan meredahkan peradangan mata bagian tengah.

Dosis & Cara Penggunaan

Atropin termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  1. Atropin Tablet
    • Penyakit divertikular; Sindrom iritasi usus; Rasa tidak nyaman pada perut non-ulkus.
      • Dewasa: diberikan dosis 0,6-1,2 mg, diminum 1 kali sehari pada malam hari sebelum tidur.
  2. Atropin Injeksi
    • Bradikardia
      • Dewasa: diberikan dosis 500 mcg, setiap 3-5 menit. Dosis total: 3 mg. Disuntikkan melalui pembuluh darah (intravena)
    • Keracunan insektisida (jenis organofosfat)
      • Dewasa: diberikan dosis 2 mg, setiap 10-30 menit hingga efek racun menghilang.
      • Untuk kondisi keracunan parah, akan diberikan setiap 5 menit hingga gejala keracunan menghilang.
      • Anak-anak: diberikan dosis 20 mcg/kg berat badan, diberikan setiap 5-10 menit.
      • Suntik ke pembuluh darah (intravena) atau otot (intramuskular).

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 15-30 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi setelah menggunakan Atropin adalah:

  • Sakit kepala
  • Penglihatan kabur, kelopak mata membengkak, dan mata sensitif terhadap cahaya
  • Mulut dan tenggorokan terasa kering
  • Gangguan indra pengecap (lidah)
  • Mual
  • Perut kembung
  • Konstipasi
  • Sulit buang air kecil.

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Glaukoma sudut-tertutup, sudut sempit antara iris dan kornea, blok AV derajat 2 atau 3, akalasia kerongkongan, ileus paralitik, kolitis ulserativa berat, atonia usus, megakolon toksik, stenosis pilorik, hipertrofi prostat, urat obstruktif, uropati obstruktif, miastenia gravis.
  • Ibu menyusui (pemberian melalui injeksi intravena).

Interaksi obat
Berikut ini adalah beberapa risiko yang dapat terjadi apabila atropin digunakan dengan obat lain:

  • Berisiko menimbulkan efek samping obat atropin, jika digunakan dengan quinidine, antidepresan, dan antihistamin.
  • Menurunkan efektivitas atropin, jika digunakan dengan pilocarpine, trihexyphenidyl, tolterodine, scopolamine, hyoscyamine, amitriptyline, dan diphenhydramine.
  • Menurunkan efektivitas obat aripiprazole, trifluoperazine, sulpiride, risperidone, quetiapine, promethazine, perphenazine, paliperidone, haloperidol, dan clozapine.

Kategori kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Atropin ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala: Hipertermia (suhu tubuh tinggi), hipertensi, peningkatan frekuensi pernapasan, denyut jantung cepat, mulut kering, hidung atau tenggorokan; pupil membesar, penglihatan kabur, pusing, mengantuk, mual dan muntah. Stimulasi SSP yang ditandai dengan kegelisahan, kebingungan, kegembiraan, ataksia, inkoordinasi, reaksi psikotik, delirium, kejang. Keracunan parah dapat menyebabkan depresi sistem saraf pusat, koma, gagal napas, dan kematian.
  • Penatalaksanaan: Pengobatan simtomatik dan suportif. Berikan penggantian cairan dan perawatan standar untuk syok. Koreksi hipoksia, hipotensi, dan asidosis metabolik dengan injeksi intravena (disuntikkan melalui pembuluh darah) Na bikarbonat. Kurangi suhu tubuh menggunakan kompres dingin atau perangkat pendingin mekanis. Kendalikan kegembiraan dengan memberikan diazepam atau barbiturat kerja pendek. Kateterisasi urin dapat membantu menghindari retensi urin. Berikan arang aktif untuk overdosis oral. Cadangan physostigmine melalui injeksi intravena (disuntikkan melalui pembuluh darah) untuk pasien dengan delirium ekstrim atau agitasi, kejang berulang, takikardia sinus berat, takikardia supraventrikular dan hipertermia tidak responsif. Berikan propranolol melalui injeksi intravena (disuntikkan melalui pembuluh darah) sebagai pengobatan alternatif untuk kondisi yang dikontraindikasikan untuk physostigmine (misalnya asma, gangren, defek konduksi jantung, takiaritmia ventrikel, obstruksi gastrointestinal dan kemih). Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.