Obat Jantung

Arespin

Klikdokter, 29 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Arespin merupakan obat yang berfungsi untuk mengontrol terkanan darah pada pasien dalam kondisi hipotensi akut.

Pengertian

Arespin adalah obat yang berfungsi untuk mengontrol terkanan darah pada pasien dalam kondisi hipotensi akut. Arespin mengandung Norepinephrine 1 mg/mL. Obat ini sangat sering digunakan ketika sedang melakukan cardio-pulmonary resuscitation atau yang biasa disingkat menjadi CPR.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Vasokontriktor
  • Kandungan: Norepinephrine Bitartrate 1 mg/mL
  • Bentuk: Ampul
  • Satuan Penjualan: Ampul
  • Kemasan: Box, 5 Ampul @ 4 mL
  • Farmasi: Pharos.

Kegunaan

Arespin digunakan untuk mengontrol tekanan darah pada keadaan hipotensi akut.

Dosis & Cara Penggunaan

Arespin termasuk dalam golongan obat keras, penggunaannya harus berdasarkan resep dokter. Aturan penggunaan Arespin secara umum adalah:

  • Encerkan 4 mL Arespin dalam 1 L larutan 5% dekstrosa atau 5% dekstrosa-NaCl. Dosis awal adalah 2-3 mL per menit melalui infus IV. Dosis Pemeliharaan: 0,5-1 mL per menit.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 30 derajat Celcius, dan terlindung dari cahaya.

Efek Samping

Efek samping yang mungkin terjadi selama pemakaian Arespin adalah iskemia (kurangnya asupan darah ke otak), bradikardia (denyut jantung lambat), gelisah, sakit kepala sementara, nekrosis (kematian sel), ekstravasasi (rembesan cairan) di tempat injeksi.

Kontraindikasi

  • Hipotensi akibat hipovolemia (kondisi penurunan volume darah akibat kehilangan darah maupun cairan tubuh) yang tidak terkontrol.
  • Digunakan bersama dengan cyclopropane dan anestesi halothane.

Interaksi Obat

  • Cyclopropane dan halothane
  • Obat golongan MAOI (monoamine oxidase inhibitors/penghambat monoamine oksidase)
  • Antidepresan tipe triptilin atau imipramin.

Kategori Kehamilan
Keamanan kehamilan menurut FDA (Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat) mengkategorikan Arespin ke dalam Kategori C dengan penjelasan sebagai berikut:

Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.