Obat Gangguan Tulang, Otot dan Sendi

Arava

Klikdokter, 29 Sep 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Arava memiliki kegunaan untuk mengobati Arthritis rheumatoid dan psoriasis

Pengertian

Obat Arava
Obat Arava (Foto: Goapotik.com)

Arava adalah obat yang mengandung Leflunomide sebagai zat aktifnya. Leflunomide adalah obat yang banyak digunakan untuk meringankan rasa nyeri yang disebabkan oleh peradangan pada sendi (arthritis). Leflunomide bekerja dengan menghambat enzim pembentuk protein tertentu yang dibutuhkan dalam proses pembentukan prostaglandin (senyawa yang menyebabkan terjadinya reaksi peradangan).

Keterangan

Obat Avara
Obat Arava (Foto: Bukalapak.com)
  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Obat Anti-Rematik yang Memodifikasi Penyakit/ Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINs)
  • Kandungan: Leflunomide 20 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Botol
  • Kemasan: Botol @ 30 Tablet
  • Farmasi: PT Sanofi Aventis.

Artikel Lainnya: Jangan Sepelekan, Artritis Bisa Menyerang Semua Usia

Kegunaan

Arthritis Rheumatoid

Arava memiliki kegunaan untuk mengobati Arthritis rheumatoid (peradangan sendi akibat sistem kekebalan tubuh yang menyerang jaringannya sendiri.) dan psoriasis (peradangan pada kulit yang ditandai dengan ruam merah, kulit kering, tebal, bersisik, dan mudah terkelupas).

Dosis & Cara Penggunaan

Minum Obat

Arava merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan obat keras sehingga pada setiap pembeliannya harus menggunakan resep dokter. Aturan penggunaan Arava secara umum adalah:

  • Dosis awal: 100 mg sekali sehari selama 3 hari
  • Dosis pemeliharaan: 10-20 mg sekali sehari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu di bawah 25 derajat Celcius.

Artikel Lainnya: Mengenal Simbol Kemasan Obat

Efek Samping

Sakit Kepala

Efek samping yang mungkin terjadi pada penggunaan Arava adalah:

  1. Hipertensi.
  2. Diare.
  3. Infeksi saluran nafas bagian atas.
  4. Leucopenia (rendahnya jumlah sel darah putih yang ada di dalam tubuh).
  5. Thrombocytopenia (rendahnya jumlah trombosit dalam darah).
  6. Pancytopenia (pengurangan semua jenis sel darah dengan jenis anemia).
  7. Agranulocytosis (merupakan kegagalan tulang sumsum untuk membuat sel darah putih yang cukup).
  8. Sakit kepala.
  9. Alopecia (rambut rontok tiba-tiba yang dimulai dengan satu atau beberapa bekas botak melingkar yang mungkin tumpang tindih).
  10. Eczema (eksim atopik)
  11. Kulit kering.
  12. Erythema (kemerahan pada kulit, baik di area tertentu atau seluruh tubuh).
  13. Hipokalemia (kadar kalium elektrolit yang rendah dalam darah).
  14. Penurunan berat badan.
  15. Asthenia (penurunan kekuatan otot).
  16. Paraesthesia (kesemutan).
  17. Synovitis (peradangan pada sendi panggul).
  18. Hepatotoksisitas (kerusakan hati yang disebabkan oleh zat kimia).
  19. Sepsis (kondisi medis serius di mana terjadi peradangan di seluruh tubuh yang disebabkan oleh infeksi).

Artikel Lainnya: Beda Obat Generik dan Obat Paten

Kontraindikasi

Ilustrasi Wanita Hamil MInum Obat Arava

Hindari penggunaan Arava pada pasien yang memiliki Kontraindikasi:

  1. Gangguan hati, ginjal dan sistem imun sedang dan berat.
  2. Displasia (pembentukan dan perkembangan sel secara tidak beraturan) sumsum tulang belakang atau infeksi berat yang tidak terkontrol.
  3. Hipoproteinemia (tingkat protein yang lebih rendah dari jumlah normal dalam tubuh) berat.
  4. Vaksinasi dengan vaksin hidup.
  5. Wanita hamil dan menyusui.

Artikel Lainnya: Hati-hati! Ini Bahayanya Jika Anda Konsumsi Obat Palsu

Interaksi Obat

 Minum Obat

Interaksi obat yang dapat terjadi dengan Arava terhadap obat sebagai berikut:

  1. Cholestyramine dan karbon aktif dapat mengurangi konsentrasi plasma dari metabolit aktif.
  2. Methotrexate dapat meningkatkan efek hepatotoksik.
  3. Rifampicin dapat meningkatkan kadar serum dari metabolit aktif.
  4. Penggunaan bersama vaksin hidup dapat meningkatkan risiko efek sampingnya.

Artikel Lainnya: Hindari Obat-obatan Ini Jika Anda Punya Penyakit Jantung

Kategori Kehamilan

Wanita Hamil

Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Arava ke dalam Kategori X:
Studi pada hewan atau manusia telah menunjukkan kelainan pada janin atau ada bukti risiko pada janin berdasarkan pengalaman manusia. Risiko penggunaan obat ini pada wanita hamil jelas melebihi manfaat yang diharapkan. Obat ini dikontraindikasikan pada wanita hamil dan wanita usia subur yang memiliki kemungkinan hamil.