Obat Gangguan Pencernaan

Antidia

Klikdokter, 13 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Antidia merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi diare akut.

Pengertian

Antidia adalah obat yang mengandung Loperamide sebagai zat aktifnya. Antidia digunakan untuk mengatasi diare akut. Obat ini bekerja pada reseptor di dalam dinding usus untuk memperlambat gerakan usus. Gerakan usus yang diperlambat ini memungkinkan lebih banyak air untuk diserap kembali dalam tubuh melalui dinding usus, sehingga menambah kepadatan tinja dan membantu mengurangi frekuensi buang air besar.

Keterangan

  • Golongan: Obat Keras
  • Kelas Terapi: Antasid, Obat Antirefluks & Antiulserasi
  • Kandungan: Loperamide 2 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Bernofarm

Kegunaan

Antidia digunakan untuk mengurangi frekuensi diare akut.

Artikel Lainnya: Jenis-Jenis Diare yang Perlu Anda Tahu

Dosis & Cara Penggunaan

Antidia termasuk dalam golongan obat keras sehingga hanya bisa didapatkan dan digunakan berdasarkan resep dokter.

  • Dosis awal: 2 tablet, kemudian diberikan 2 tablet lagi setiap buang air besar.
  • Dosis biasa: 3-4 tablet perhari. Maksimal 6 tablet perhari.

Cara Penyimpanan
Simpan pada suhu 20-25 derajat Celcius, di tempat kering dan sejuk.

Efek Samping

Efek samping penggunaan Antidia yang mungkin terjadi adalah:

  • Perut kembung
  • Sembelit
  • Kehilangan selera makan
  • Nyeri perut berat
  • Mual dan muntah

Kontraindikasi
Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

  • Kondisi ketika penghambatan peristaltik harus dihindari (misalnya konstipasi, distensi abdomen, ileus).
  • Kolitis ulseratif akut, disentri akut yang ditandai dengan tinja berdarah dan demam tinggi, enterokolitis bakteri yang disebabkan oleh Salmonella, Shigella, dan Campylobacter; kolitis terkait antibiotik, sakit perut tanpa diare.
  • Anak-anak usia
  • Anak usia

Artikel Lainnya: Diare Lebih dari 2 Minggu? Kenali Penyebab Diare Kronis Ini

Interaksi Obat

  • Peningkatan konsentrasi plasma jika diberikan bersamaan dengan quinidine, ritonavir, gemfibrozil, ketoconazole, dan itraconazole.
  • Dapat meningkatkan kadar desmopresin oral dalam plasma.
  • Dapat meningkatkan pemanjangan QTc dan aritmia ventrikel agen pemanjangan QT.

Kategori Kehamilan
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengkategorikan Antidia ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis

  • Gejala: depresi sistem saraf pusat (pingsan, kelainan koordinasi, mengantuk, miosis, hipertonia otot dan depresi pernapasan), sembelit, retensi urin, ileus, atau kejadian jantung seperti sinkop, interval QT dan perpanjangan kompleks QRS, torsades de pointes, aritmia ventrikel serius lainnya, dan serangan jantung.
  • Penatalaksanaan: Jika muntah terjadi secara spontan, pemberian arang aktif. Jika belum terjadi muntah, dapat dilakukan pembilasan lambung dilanjutkan dengan pemberian arang aktif melalui selang lambung. Berikan pengobatan berulang nalokson sebagai penawar jika timbul gejala sistem saraf pusat. Pantau pasien dengan cermat selama setidaknya 48 jam untuk mendeteksi kemungkinan depresi sistem saraf pusat. Penanganan pasien overdosis hanya dapat dilakukan oleh tenaga medis profesional.

Kamu bisa berkonsultasi lebih mudah kepada dokter melalui layanan tanya dokter online atau dengan mengunduh aplikasi KlikDokter. Mari, #JagaSehatmu selalu!