Obat Batuk, Pilek, dan Flu

Aditusin

Klikdokter, 05 Jun 2020

Ditinjau Oleh Tim Apoteker Klikdokter

Aditusin digunakan untuk mengobati batuk yang disertai dengan pilek dan alergi.

Pengertian

Aditusin adalah obat yang mengandung Chlorphenamine maleate dan Dextromethorphan hydrobromide. Aditusin digunakan untuk mengobati batuk yang disertai dengan pilek dan alergi. Chlorphenamine maleate bekerja dengan cara menghambat zat di dalam tubuh yang dapat menyebabkan alergi dan dapat menyebabkan kantuk, sedangkan dextromethorphan hydrobromide bekerja dengan cara menekan dorongan untuk batuk. Aditusin diproduksi oleh Aditama Raya Farmindo dalam bentuk sediaan tablet.

Keterangan

  • Golongan: Obat Bebas Terbatas
  • Kelas Terapi: Obat Batuk dan Pilek
  • Kandungan: Chlorphenamine maleate 2 mg dan Dextromethorphan hydrobromide 10 mg
  • Bentuk: Tablet
  • Satuan Penjualan: Strip
  • Kemasan: Box, 10 Catch cover @ 1 Strip @ 10 Tablet
  • Farmasi: Aditama Raya Farmindo.

Kegunaan

Aditusin digunakan untuk mengobati batuk yang disertai dengan pilek dan alergi.

Dosis & Cara Penggunaan

Aturan pakai:

  • Dewasa: 1-2 tablet, diberikan 3 kali sehari.
  • Anak usia 6-12 tahun: 1/2-1 tablet, diberikan 3 kali sehari.
  • Anak usia 2-6 tahun: 1/4–1/2 tablet, diberikan 3 kali sehari.

Cara penyimpanan:
Simpan di tempat kering dan terhindar dari cahaya matahari langsung (suhu 25-30˚C).

Efek Samping

Efek samping yang mungkin timbul selama penggunaan Aditusin adalah:

  • Nyeri perut, diare, gangguan pencernaan, mual, muntah
  • Pusing, kantuk, kejang
  • Insomnia, keadaan bingung
  • Depresi pernapasan.

Kontraindikasi:
Tidak boleh diberikan pada penderita asma, bronkitis, emfisema atau kondisi lain dimana batuk persisten atau kronis terjadi.

Interaksi obat:
Peningkatan risiko sindrom serotonin (misalnya Hiperpireksia, halusinasi, eksitasi kasar atau koma) bila digunakan secara bersamaan dengan MAOI atau SSRI.

Kategori kehamilan:
Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA) mengategorikan Aditusin ke dalam Kategori C:
Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

Overdosis:
Gejala overdosis yang timbul adalah bentuk parah dari efek samping yang tercantum di atas.