Reproduksi

Pria Juga Bisa Menopause, Kenali Gejalanya

Bobby Agung Prasetyo, 17 Okt 2018

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Menopause tak hanya terjadi pada wanita, tapi juga pria. Kenali tanda dan gejala menopause pada pria berikut ini.

Pria Juga Bisa Menopause, Kenali Gejalanya

Menopause sering dijadikan sebagai tanda bahwa wanita sudah melewati masa subur dalam hidupnya. Ini karena wanita menopause sudah tak lagi mengalami ovulasi, diikuti dengan penurunan produksi berbagai hormon di dalam tubuh.

Setelah lama diidentikkan dengan wanita, ternyata menopause juga dapat terjadi di kalangan pria. Sesuai penjelasan dr. Nadia Octavia dari KlikDokter, kondisi hormon testosteron pada pria amatlah bervariasi dan memengaruhi kondisi tubuh.

“Hormon testosteron akan menurun secara perlahan. Setelah pria berusia di atas 30 tahun, hormon testosteron akan menurun sekitar 1 persen dalam setahun. Pada usia 70 tahun, penurunan kadar hormon testosteron pada pria akan mencapai 50 persen,” ujarnya.

Lebih lanjut, dr. Nadia menjelaskan bahwa menopause pada pria atau sering disebut sebagai andropause merupakan kondisi penurunan hormon testosteron seiring terjadinya proses penuaan.

“Andropause terjadi karena produksi hormon dan bioavailabilitas testosteron menurun secara bertahap. Dampaknya, seperti terjadinya perubahan fungsi seksual, kemampuan tingkat energi atau bahkan perubahan mood yang sering kali tidak diperhatikan dalam kurun waktu yang lama,” tutur dr. Nadia, melanjutkan penjelasan.

Mengenal andropause, menopause pada pria

Pada andropause, penurunan kadar testosteron berlangsung lebih lambat. Ini artinya, pria dengan kondisi tubuh yang sehat dan bugar masih memiliki kemungkinan untuk memproduksi sperma meski usia sudah menginjak 80 tahun. Atas dasar itu, beberapa dokter menyebut bahwa masalah ini sebagai penurunan hormon androgen (testosteron) pada pria tua yang kerap terjadi.

Adapun gejala dari andropause, di antaranya:

  • Perubahan fungsi seksual

Hal ini termasuk disfungsi ereksi, penurunan hasrat seksual, penurunan ereksi spontan, tingkat kesuburan yang lebih rendah, dan ukuran testis yang mengecil.

  • Perubahan pola tidur

Penurunan kadar testosteron dapat menyebabkan gangguan tidur, seperti insomnia dan mudah mengantuk.

  • Perubahan fisik

Peningkatan lemak tubuh, penurunan massa otot, kekuatan dan ketahanan serta penurunan densitas tulang. Pembesaran payudara (ginekomastia) dan hilangnya rambut tubuh juga dapat terjadi akibat andropause.

  • Perubahan emosional

Kadar testosteron yang rendah dapat menyebabkan kurangnya motivasi atau rasa percaya diri. Hal ini membuat seorang pria cenderung merasa sedih, depresi, atau memiliki kesulitan mengingat maupun berkonsentrasi pada suatu hal.

Mengatasi andropause sejak dini

Ada banyak cara untuk mengatasi andropause atau kadar testosteron rendah, salah satunya terapi hormon. Metode ini sanggup menjadi solusi untuk menangani hal-hal umum yang kerap terjadi akibat andropause, seperti hilangnya minat seks atau penurunan libido, depresi, hingga kelelahan.

Sama halnya dengan wanita, terapi hormon turut memiliki potensi risiko dan efek samping, bahkan mengundang penyakit seperti kanker prostat. Oleh karena itu, terapi hormon hanya dapat dilakukan dengan bantuan dokter yang profesional.

“Sertakan aktivitas fisik dalam rutinitas Anda sehari-hari. Jalani pola makan yang sehat dan bergizi seimbang. Kebiasaan positif itu dapat membantu menjaga kekuatan otot, massa otot, dan energi Anda,” kata dr. Nadia.

Bagi Anda, para pria, waspada andropause sekarang juga. Penurunan kadar testosteron seiring usia bisa menghambat aktivitas Anda di hari tua. Karena itu, terapkanlah gaya hidup aktif dan sehat mulai sekarang, agar menopause pada pria atau andropause tak terjadi dalam waktu dekat.

[NB/ RVS]

hormonPriaTestosteronAndropauseHari Menopause SeduniaMenopause pada PriaMenopause

Konsultasi Dokter Terkait