Reproduksi

Bahaya Epididimitis, Penyakit Penurun Kesuburan Pria

Zahra Aminati, 27 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Salah satu penyakit yang menyerang alat reproduksi pria adalah epididimitis. Seberapa bahayakah penyakit ini pada pria? Simak di sini.

Bahaya Epididimitis, Penyakit Penurun Kesuburan Pria

Epididimitis merupakan kondisi terjadinya pembengkakan dan iritasi pada epididimis tabung di belakang testis. Fungsi epididimis adalah sebagai tempat penyimpanan dan pembawa sperma. 

Penyakit ini dapat terjadi pada semua pria tanpa memandang usia. Namun, yang paling sering mengalaminya adalah pria berusia 14 hingga 35 tahun. 

Penyebab umum adalah infeksi oleh bakteri Mycoplasma atau Chlamydia yang muncul melalui penyakit menular seksual

Bakteri E. coli juga bisa menyebabkan epididimitis. Begitu pula infeksi lain, seperti virus gondong dan (pada kasus yang jarang) tuberkulosis yang dapat menyebabkan penyakit ini.

Jika tidak ditangani, epididimitis dapat menurunkan kesuburan pria dan masalah kesehatan organ reproduksi pria lainnya. Apa sajakah bahaya yang muncul akibat penyakit ini? Simak ulasannya di bawah ini.

Epididimitis Kronis

Epididimitis kronis merupakan pembengkakan pada epididimis yang berlangsung lebih dari 6 minggu. 

Menurut Asosiasi Ahli Bedah Urologi Inggris (BAUS), pada kebanyakan pasien, tidak dapat diidentifikasi infeksi dan penyebabnya. 

Namun, pada beberapa pasien yang dapat diketahui infeksinya dengan jelas dapat diobati dengan antibiotik. 

Artikel Lainnya: Fakta Tentang Organ Reproduksi Pria yang Perlu Anda Tahu

Gejala yang paling umum dari kondisi ini adalah nyeri pada salah satu testis. Rasa sakit ini sering kali menyebar ke skrotum, selangkangan, paha, dan punggung bawah. Bisa pula dilihat dari perubahan warna atau konsistensi air mani. 

Pada beberapa pasien, pembengkakan juga dapat berpengaruh pada kelenjar prostat. Ini dapat menyebabkan ketidaknyamanan pada selangkangan, perineum (area antara skrotum dan anus), atau paha, dan akan memengaruhi kemampuan untuk buang air kecil. 

Untuk mengurangi gejalanya, menurut BAUS, bisa dengan mengonsumsi ibuprofen dosis 400 mg 3 kali sehari rutin selama 14 hari. Berendam air hangat juga bisa menjadi pilihan untuk meredakan gejala peradangan.

Apabila mengalami mulas atau gangguan pencernaan saat mengkonsumsi ibuprofen, Anda bisa mengkonsumsi antasida. 

Ketika kondisi tidak membaik atau nyeri semakin parah, segera periksa ke dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat. 

Artikel Lainnya: Fakta Fungsi Kesehatan Biji Kemaluan

Penyebaran Infeksi

Bahaya atau komplikasi lain dari penyakit ini adalah infeksi pada epididimis atau testis. Kondisi ini disebut dengan Epididimo-orkitis.

Epididimis dan testis yang mengalami penyebaran infeksi akan membengkak dengan cepat dan skrotum menjadi membesar, merah, dan sangat menyakitkan. 

Epididimo-orkitis dapat menyebabkan ukuran testis mengecil dan terjadinya penurunan pada hormon testosteron. Hal ini juga dapat mengganggu kesuburan. 

Jika infeksi ini sampai masuk ke darah, penderitanya berisiko tinggi mengalami sepsis yang ditandai dengan gejala, seperti:

  • Demam dan menggigil
  • Suhu tubuh rendah
  • Buang air kecil yang sedikit
  • Detak jantung cepat
  • Mual dan muntah
  • Gampang lelah
  • Kulit tampak pucat
  • Kehilangan kesadaran

Sepsis yang tidak segera ditangani akan mengancam jiwa penderitanya. 

Abses di Skrotum

Abses merupakan kondisi tubuh membengkak dan mengumpulkan nanah yang menyakitkan. Abses di skrotum terjadi karena adanya infeksi bakteri dari epididimitis yang tidak segera ditangani. 

Artikel Lainnya: Mengenal Anatomi Penis dan Fungsinya dalam Kehidupan Pria

Gejalanya adalah sebagai berikut:

  • Skrotum mengalami pembengkakan 
  • Skrotum yang terasa berat
  • Nyeri yang tidak tertahankan pada skrotum 
  • Nyeri skrotum yang menjalar ke punggung, perut, dan bahkan selangkangan

Menurut dr. Devia Irine Putri, saat terbukti memiliki abses di skrotum, harus dilakukan bedah drainage. “Ini merupakan pembedahan di area abses sehingga cairan nanah yang terkumpul bisa keluar,” jelasnya.

Setelah nanah dalam skrotum dikeluarkan, pasien akan diberikan antibiotik dan perawatan luka pasca pembedahan abses.

Jaringan Testis yang Bermasalah

Penyakit epididimitis yang tidak ditangani secara segera juga akan menimbulkan masalah pada jaringan testis. 

Jaringan testis yang bermasalah kemudian akan menyebabkan testicular infarction. Kondisi ketika darah yang menuju testis terhambat. Darah yang terhambat ini dapat membuat jaringan testis mati atau tidak bekerja. 

Untuk mengatasi hal tersebut, biasanya dokter akan melakukan pembedahan untuk mengangkat testis yang sudah tidak bekerja. 

Seperti itulah bahaya yang akan muncul ketika epididimitis tidak segera ditangani. Selain menyebabkan penurunan kesuburan pada pria, epididimitis juga dapat menyebabkan penyebaran infeksi yang dapat berbahaya bagi tubuh. Segera hubungi dokter saat mengalami penyakit ini. 

Konsultasi langsung dengan dokter seputar kesehatan reproduksi pria lainnya lewat fitur LiveChat 24 jam di aplikasi KlikDokter.

(PUT/AYU)

Referensi:

Wawancara dr. Devia Irine Putri, 

Cleveland Clinic. Diakses Desember 2021. Epididymitis. 

The British Association of Urological Surgeons (BAUS). Diakses Desember 2021. Chronic Epididymitis.

Patient Info. Diakses Desember 2021. Epididymo-orchitis.

Web MD. Diakses Desember 2021. Sepsis. 

Doc Doc. Diakses Desember 2021. What is Abscess of Scrotum: Causes, Symptoms, Diagnosis, and Treatment. 

American Urology Association. Diakses Desember 2021. Testicular Infarct.

KesuburanReproduksi pria

Konsultasi Dokter Terkait