Kesehatan Anak

Cara Mencegah Gigi Busuk pada Anak

drg. Dondi Gumilang C.Ht, 04 Jul 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Gigi busuk juga bisa terjadi pada anak-anak. Oleh karena itu, ketahui berbagai cara mencegah gigi busuk pada anak berikut ini.

Cara Mencegah Gigi Busuk pada Anak

Gigi susu pada anak akan digantikan oleh gigi dewasa atau gigi permanen. Pergantian gigi susu ke gigi permanen akan terjadi ketika anak berusia 6-7 tahun.

Sayangnya, karena sulit mengontrol makanan dan minuman yang dikonsumsi, anak-anak sering kali mengalami masalah gigi berlubang, baik pada gigi susu maupun gigi permanen.

Lubang pada gigi susu bisa cepat sekali berkembang menjadi parah, sehingga membuat gigi tersebut keropos.

Pada beberapa kasus, gigi susu yang berlubang bisa tinggal sisa akar. Kondisi ini terkadang disebut sebagai gigi busuk.

Gigi busuk pada anak dapat menghambat pertumbuhan gigi permanen dan juga menimbulkan infeksi bakteri.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk mengetahui cara mencegah gigi busuk pada anak berikut ini. 

1. Pilih Sikat dan Pasta Gigi yang Tepat

Menyikat gigi bukan hanya soal gerakannya. Alat dan bahan yang digunakan untuk menyikat gigi juga perlu diperhatikan.

Pemilihan sikat dan pasta gigi sangat berpengaruh pada tingkat kebersihan gigi. Tentunya, orang tua harus mempertimbangkan kondisi anak saat akan memilih produk tertentu.

Artikel Lainnya: Kapan Anak Boleh Menggunakan Pasta Gigi Dewasa?

Jika anak sering mengalami gusi berdarah ketika menyikat gigi, pilihlah sikat gigi dengan bulu sikat yang lembut.

Sementara itu, jika anak tidak memiliki keluhan apa pun ketika menyikat gigi, gunakan sikat gigi dengan bulu sikat medium. Pastikan juga ujung bulu sikat tersebut memiliki tekstur halus dan runcing.

Besar kepala sikat juga disesuaikan dengan kondisi rongga mulut anak agar dapat menjangkau semua permukaan gigi, terutama gigi belakang.

Selain sikat gigi, pilihlah pasta gigi yang memang terbukti baik untuk menjaga kebersihan gigi sekaligus mencegah gigi busuk pada anak, yakni yang mengandung fluoride.

Apabila anak belum bisa meludah, jangan gunakan pasta gigi. Gunakanlah pasta gigi hanya ketika anak sudah bisa meludah. Pastikan juga produk pasta gigi aman ketika tidak sengaja tertelan.

2. Gerakan Menyikat Gigi yang Benar

Ada banyak sekali metode menyikat gigi dalam ilmu kedokteran gigi. Namun, anak-anak membutuhkan metode yang mudah dipahami.

Menyikat gigi dengan gerakan yang benar akan membersihkan gigi lebih maksimal, sehingga tingkat kebersihan gigi akan lebih baik.

Berikut gerakan menyikat gigi yang benar untuk mencegah gigi busuk pada anak:

  • Gerakkan kepala sikat gigi dari gusi ke arah ujung gigi untuk membersihkan gigi depan, atas dan bawah, maupun dalam atau luar.
  • Miringkan kepala sikat sebanyak kurang lebih 45 derajat untuk hasil yang lebih maksimal.
  • Lakukan gerakan lurus mengikuti lengkung gigi saat membersihkan permukaan gigi belakang.
  • Lakukan gerakan membentuk lingkaran (membulat) untuk membersihkan gigi belakang bagian dalam dan luar. 

Artikel Lainnya: Gigi Anak Tumbuh Renggang, Perlukah Khawatir?

Kesalahan dalam menyikat gigi akan meninggalkan sisa makanan, sehingga menjadi tempat melekatnya bakteri. Apabila dibiarkan terlalu lama, kondisi ini akan memicu adanya lubang.

Seperti yang disebutkan sebelumnya, lubang pada gigi merupakan awal dari terjadinya gigi busuk pada anak.

Gerakan yang salah juga dapat mengikis permukaan gigi yang sehat, sehingga justru menimbulkan masalah baru.

3. Kurangi Konsumsi Makanan Manis dan Lengket

Salah satu faktor terjadinya gigi berlubang, yaitu adanya substrat yang disebabkan oleh sisa makanan, terutama makanan manis.

Makanan manis akan cenderung lengket sehingga dapat dengan mudah menempel pada gigi. Bakteri yang mencari makan juga akan ikut menempel pada sisa makanan tersebut. Alhasil, gigi menjadi kotor dan berlubang.

Untuk mencegah gigi busuk pada anak, salah satu caranya adalah dengan mengurangi makanan manis. Sebagai gantinya, berikan si Kecil makanan sehat yang tinggi serat.

Makanan tinggi serat berefek baik pada rongga mulut. Sebab, makanan ini secara alami akan mengikis sisa makanan yang menempel pada gigi.

Kondisi tersebut secara tidak langsung akan menggantikan fungsi dari sikat gigi, walaupun tidak sebaik menyikat gigi.

Makanan yang sehat juga dapat memicu keluarnya air liur sebagai self cleansing alami pada rongga mulut. Munculnya air ludah dapat mencegah sisa makanan menempel lama pada gigi. 

Artikel Lainnya: Mengintip Perbedaan Dokter Gigi Anak dan Dokter Gigi Umum

4. Berkumur Air Putih Setelah Makan

Menyikat gigi memang memegang peran penting dalam menjaga kebersihan gigi dan mulut. Namun, bukan berarti kamu harus membawa sikat gigi ke mana pun.

Lalu, bagaimana dengan setelah makan siang? Apakah harus langsung menyikat gigi?

Sebenarnya, kamu tidak perlu menyikat gigi langsung setelah makan atau juga membawa sikat gigi ke mana-mana.

Menyikat gigi setelah makan memang dianjurkan, tetapi pastikan untuk memberikan jeda setidaknya 30 menit setelah makan.

Pasalnya, setelah makan rongga mulut akan menjadi asam, sedangkan suasana asam membuat gigi lebih rentan. Jika kamu langsung sikat gigi, hal ini justru akan melukai gigi.

Sebagai gantinya, berkumurlah dengan air putih setelah makan. Langkah ini diharapkan mampu membuang sisa makanan yang melekat pada gigi dan membersihkan rongga mulut secara keseluruhan. Lakukan setidaknya tiga kali gerakan kumur setelah makan.

Artikel Lainnya: Tips Memilih Sikat Gigi Anak dengan Tepat

5. Periksa ke Dokter Gigi 6 Bulan Sekali

Guna mencegah gigi busuk pada anak, jangan lupa untuk rutin mengunjungi dokter gigi. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan setiap 6 bulan sekali.

Dokter gigi akan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh dan akan memberikan perawatan serta instruksi kepada pasien agar gigi menjadi lebih sehat.

Ingatlah, kondisi gigi setiap anak berbeda, jadi perawatannya juga pasti berbeda.

Pencegahan gigi berlubang dapat dilakukan sedini mungkin dengan beberapa perawatan preventif, seperti pemberian topikal aplikasi fluor untuk memperkuat gigi secara keseluruhan.

Sementara itu, pemberian fissure sealant dapat dilakukan untuk menjaga satu gigi tidak berlubang. Perawatan ini akan menutupi area gigi yang berlubang terlalu dalam, sehingga bakteri tidak bersembunyi di dalamnya.

Pemeriksaan setiap 6 bulan sekali ke dokter gigi juga dapat menjadi evaluasi, yaitu apakah anak tersebut sudah mengubah pola membersihkan rongga mulutnya atau belum.

Jika anak sudah mengubah perilaku untuk menjaga kesehatan, efeknya akan membaik pula pada pemeriksaan.

Sebaliknya, jika anak belum banyak mengubah kebiasaan buruknya, dokter akan kembali mengingatkan orang tua untuk lebih mengawasi.

Itulah beberapa cara yang bisa para orang tua lakukan untuk mencegah gigi busuk pada anak. Rawat gigi si Kecil untuk menghindari masalah gigi dan mulut sejak dini.

Jika ingin berkonsultasi kepada dokter seputar gigi dan mulut, gunakan fitur Live Chat dari KlikDokter. Yuk, #JagaSehatmu dan keluarga selalu. 

[WA]

Referensi

Oliveira LB, Moreira RS, Reis SCGB, Freire MCM. Dental caries in 12-year-old schoolchildren: multilevel analysis of individual and school environment factors in Goiânia. Rev Bras Epidemiol. 2015 Jul-Sep;18(3):642-54.

Lemos LVFM, Zuanon ACC, Myaki SI, Walter LRF. Experience of dental caries in children attended in a program of Dentistry for babies. Einstein. 2011;9(4):503-7.

Filstrup, S.L., Briskie, D., Da Fonseca, M., Lawrence, L., Wandera, A. & Inglehart, M.R. Early childhood caries and quality of life: child and parent perspectives. Pediatric dentistry. 2003. 25(5), 431-440.

AnakGigi dan Mulut

Konsultasi Dokter Terkait