Mata

Pilihan Obat Tetes Mata untuk Atasi Glaukoma

Aditya Prasanda, 25 Mei 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Untuk mengobati glaukoma tahap awal, dokter bisa merekomendasikan obat tetes mata. Berikut 5 obat glaukoma yang disarankan.

Pilihan Obat Tetes Mata untuk Atasi Glaukoma

Jika Anda menderita glaukoma tahap awal, dokter mungkin dapat merekomendasikan sejumlah obat. 

Penggunaan obat glaukoma bertujuan mengurangi tekanan intraokular (TIO) alias tekanan pada bola mata. Dengan begitu, risiko gangguan penglihatan akibat kerusakan saraf optik bisa diperlambat.

Ada beberapa obat tetes mata untuk glaukoma yang bisa digunakan, di antaranya:

1. Analog Prostaglandin

Analog prostaglandin adalah obat utama dalam pengobatan glaukoma. Disampaikan dr. Dyah Novita Anggraini, cara kerja analog prostaglandin adalah meningkatkan pengeluaran cairan di dalam mata. 

Cairan mata diproduksi untuk menjaga kesehatan organ penglihatan. Sayangnya, cairan ini menumpuk dan menekan mata, akibat rusaknya sistem drainase mata alami pengidap glaukoma.

“Dengan meningkatkan pengeluaran cairan mata, obat analog prostaglandin dapat mengurangi tekanan di dalam bola mata,” kata dr. Dyah Novita.

Menurut Pharmacy Times, analog prostaglandin dapat mengurangi tekanan bola mata sebesar 25-30 persen. Manfaat ini bisa didapatkan jika obat digunakan selama dua pekan.

Meski begitu, analog prostaglandin dapat menyebabkan sejumlah efek samping, seperti meningkatkan pertumbuhan bulu mata, menyebabkan penglihatan kabur, serta membuat mata merah, gatal, dan “pedas”.

Terdapat empat jenis analog prostaglandin yang direkomendasikan, yaitu bimatoprost, latanoprost, tafluprost, dan travoprost.

2. Beta Blocker

Beta blocker bekerja dengan mengurangi kadar cairan mata, sehingga tekanan intraokular dapat dikurangi.

Obat beta blocker yang biasa digunakan yaitu betaxolol dan timolol. Kendati demikian, sebelum menggunakannya Anda harus mempertimbangkan efek samping yang ditimbulkan obat penyakit glaukoma ini.

Beta blocker bisa menyebabkan efek samping berupa kesulitan bernapas, tekanan darah rendah, penurunan detak jantung, penurunan gairah seks, depresi, hingga kelelahan.

Karenanya, dr. Paul J. Lama dari Glaucoma Institute of Northern New Jersey memperingatkan agar dokter berhati-hati memberikan beta blocker, terutama pada pasien glaukoma pengidap gangguan pernapasan seperti asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).

3. Alpha-Adrenergic Agonists

Alpha-adrenergic agonists adalah obat glaukoma untuk mengurangi jumlah cairan mata. Seperti analog prostaglandin, obat ini bekerja dengan meningkatkan pengeluaran cairan mata. 

Menurut Glaucoma Research Foundation, keunggulan alpha-adrenergic agonists adalah aman digunakan oleh orang yang mengalami reaksi alergi akibat bahan pengawet pada obat mata glaukoma lainnya.

Meski begitu, alpha-adrenergic agonists juga menimbulkan efek samping, seperti rasa terbakar pada mata, sakit kepala, kelelahan, kantuk, tekanan darah tinggi, detak jantung tidak teratur, dan mulut kering.

Contoh alpha-adrenergic agonists adalah apraclonidine dan brimonidine.

Artikel Lainnya: Sering Mual dan Muntah Hebat? Waspada Glaukoma!

4. Rho Kinase Inhibitor

Rho kinase inhibitor juga bekerja dengan meningkatkan pengeluaran cairan mata. Contoh obat ini adalah netarsudil.

Sebuah riset yang dimuat jurnal Ophthalmology mengungkapkan, rho kinase inhibitor efektif mengatasi tekanan mata, bila dikombinasikan dengan obat hipertensi okular lainnya.

Hipertensi okular adalah kondisi ketika tekanan di dalam bola mata lebih besar dibanding tekanan normal. 

Seperti obat tetes mata untuk pengidap glaukoma lainnya, rho kinase inhibitor juga menyebabkan sejumlah efek samping, antara lain mata merah dan cornea verticillata, yaitu terbentuknya lingkaran keruh yang mengelilingi epitel kornea.

Efek samping rho kinase inhibitor bisa pula meyebabkan perdarahan subkonjungtiva, yaitu kondisi pecahnya pembuluh darah kecil di bawah konjungtiva. Kondisi ini ditandai dengan munculnya bercak merah di bagian putih mata.

5. Carbonic Anhydrase Inhibitors

Carbonic anhydrase inhibitors adalah obat tetes mata yang jarang digunakan untuk mengobati glaukoma. Obat ini bekerja dengan menghambat produksi cairan mata.

Carbonic anhydrase inhibitors dapat menyebabkan efek samping, berupa penglihatan kabur, mata perih dan terbakar, serta lidah pahit.

Contoh carbonic anhydrase inhibitors yaitu brinzolamida dan dorzolamide.

Itu dia macam-macam obat tetes mata glaukoma. Kalau mau tahu lebih lanjut, jangan ragu tanya dokter mata via konsultasi dokter online. Informasi seputar penyakit mata lainnya bisa Anda dapatkan lebih lengkap di aplikasi KlikDokter.

(FR/NM)

Referensi:

Pharmacy Times. Diakses 2022. Medication Review: Prostaglandin Analogs for Glaucoma.

American Academy of Ophthalmology. Diakses 2022. Glaucoma Drops: Rx for Success, or Trouble?

Glaucoma Research Foundation. Diakses 2022. Glaucoma Medications and their Side Effects.

Ophthalmology. Diakses 2022. Rho Kinase Inhibitors as a Novel Treatment for Glaucoma and Ocular Hypertension.

Ditinjau oleh dr. Dyah Novita Anggraini

Penyakit MataObat tetes mataGlaukoma

Konsultasi Dokter Terkait