Kehamilan

Serba-Serbi Proses Melahirkan Normal Bayi Kembar

Aditya Prasanda, 22 Apr 2022

Ditinjau Oleh dr. Theresia Yunita

Sekitar 40 persen wanita berhasil melahirkan bayi kembar lewat persalinan pervaginam. Berikut persiapan, proses, dan risiko melahirkan bayi kembar secara normal yang perlu diketahui.

Serba-Serbi Proses Melahirkan Normal Bayi Kembar

Pesepakbola Cristiano Ronaldo baru saja kehilangan salah seorang bayi kembarnya. Bayi laki-lakinya meninggal dunia tidak lama setelah dilahirkan sang kekasih, Georgina Rodriguez. Sementara, bayi perempuan mereka lahir dengan selamat.

Melahirkan bayi kembar secara normal memang tidak mudah, karena lebih berisiko tinggi, daripada melahirkan satu orang bayi. Pasalnya, proses kelahiran bayi kembar dapat menyebabkan rahim ibu berkontraksi lebih cepat, cairan ketuban pecah, preeklampsia (peningkatan tekanan darah disertai adanya protein dalam urine), hingga leher rahim mengalami pembukaan dini.

Akibatnya, besar kemungkinan anak kembar lahir prematur. Bayi lahir prematur memiliki organ tubuh yang belum sempurna, sehingga berisiko mengalami gangguan kesehatan. Karenanya, mereka membutuhkan perawatan intensif pascapersalinan.

Kendati demikian, bayi kembar tetap berpeluang dilahirkan dengan selamat melalui persalinan normal alias pervaginam. Lantas, bagaimana cara melahirkan bayi kembar dengan normal? Ikuti terus ulasan di bawah ini.

Prosedur Persalinan Bayi Kembar secara Normal

Terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam proses persalinan bayi kembar secara normal, berikut penjelasannya:

1. Persiapan 

Berdasarkan National Health Service, Inggris, lebih dari 40 persen anak kembar dilahirkan melalui persalinan pervaginam. Kendati demikian, sebelum menjalani proses persalinan normal, ibu hamil dan janinnya harus memenuhi sejumlah kriteria berikut:

  • Ibu Tidak Punya Masalah Kesehatan

Ibu hamil (bumil) bisa melahirkan bayi kembar secara normal, asalkan tidak memiliki masalah kesehatan yang dapat membahayakan dirinya maupun buah hatinya. Gangguan kesehatan yang dimaksud misalnya preeklampsia ataupun diabetes gestasional.

Karenanya, persiapan melahirkan bayi kembar yang pertama yaitu memeriksa kondisi kesehatan bumil.

  • Posisi Kepala Bayi Menghadap ke Bawah

Posisi bayi di dalam rahim juga penting untuk diperiksa, guna mengetahui peluang kelahiran bayi kembar secara normal. Persalinan pervaginam bisa dilakukan jika posisi kepala kedua bayi menghadap ke bawah (vertex).

Posisi ini membantu bayi melewati jalan lahir dengan lebih mudah. Kendati demikian, bayi kembar dengan posisi kepala menghadap ke bawah juga tetap berpeluang dilahirkan lewat operasi C-section alias caesar.

Selain itu, bayi kembar juga bisa memiliki posisi yang berlainan di dalam rahim. Mengutip Pregnancy, Birth and Baby, sekitar 30 persen bayi kembar memiliki posisi kepala anak pertama yang berada dekat jalan lahir dan menghadap ke bawah, Sementara itu, bayi kedua dalam posisi sungsang atau kepala bayi berada di atas.

Disampaikan dr. Theresia Rina Yunita, bayi kembar dengan posisi tersebut masih mungkin dilahirkan melalui persalinan pervaginam. 

Nantinya, setelah bayi pertama dilahirkan, dokter akan berusaha mengubah posisi bayi kedua, agar kepalanya menghadap ke bawah.

Cara ini bisa dilakukan dengan memberikan tekanan pada perut bumil dari luar. Lalu, bisa juga dengan menjangkau bagian dalam rahim, lalu memutar posisi bayi, sehingga kepalanya menghadap ke bawah. 

“Namun, bila posisi bayi masih tidak memungkinan untuk diubah, maka dapat diusahakan melahirkan bayi kedua dengan posisi bokong duluan atau breech maneuver,” papar dr. Theresia.

2. Proses Persalinan 

Anak kembar berisiko lebih tinggi lahir prematur, yaitu kelahiran yang terjadi sebelum minggu ke-37 atau lebih cepat dari hari perkiraan lahir. Seringkali, bayi kembar lahir sebelum pekan ke-38. 

Seperti telah disampaikan, risiko melahirkan bayi kembar secara normal, namun prematur adalah mereka lebih mudah mengalami gangguan kesehatan. Karenanya, salah satu ataupun kedua bayi kembar mungkin membutuhkan perawatan intensif pascapersalinan.

Selain itu, melahirkan bayi kembar berisiko menyebabkan komplikasi bagi ibu hamil. Maka itu, dokter merekomendasikan persalinan prevaginam bayi kembar dilakukan di rumah sakit.

Di rumah sakit, terdapat peralatan dan tenaga kesehatan (nakes) yang memadai dan siap menangani keadaan darurat, seperti operasi caesar jika diperlukan. 

Biasanya, proses persalinan bayi kembar dilakukan di ruang operasi. Proses ini akan diawasi secara ketat oleh tim medis.

Dokter akan menggunakan dua atau lebih monitor janin yang berguna untuk mengawasi detak jantung maupun respons bayi terhadap kontraksi. 

Pada tahap akhir persalinan, bayi pertama akan dipantau secara internal, sedangkan bayi kedua dipantau secara eksternal.

Karena kondisi bayi diawasi secara ketat, tubuh bumil akan terhubung dengan monitor, guna memastikan proses persalinan berjalan semestinya. Hal ini akan membatasi gerak badan ibu hamil.

Lalu, bumil biasanya diberikan epidural atau bius lokal. Tujuannya untuk mengurangi rasa sakit saat melahirkan. Epidural membuat proses persalinan lebih aman dan mudah, terutama jika ibu hamil perlu melakukan operasi caesar darurat.

Artikel Lainnya: Jenis Penyakit Pernapasan yang Rentan Dialami Bayi Baru Lahir

Jika sudah siap mengejan, ibu akan melahirkan bayi pertama yang posisi kepalanya paling dekat dengan jalan lahir. Kemudian, disusul kelahiran bayi kedua.

Rata-rata, jarak kelahiran antara bayi pertama dan kedua berkisar 17 menit. Biasanya,, kelahiran bayi kedua lebih mudah daripada bayi pertama. Karena kelahiran bayi pertama membuat jalan lahir lebih leluasa bagi bayi kedua.

3. Setelah Persalinan

Setelah persalinan normal bayi kembar, ibu mungkin akan mengalami lochia, yaitu kondisi pendarahan berat disertai lendir setelah melahirkan. Kondisi ini juga disebut dengan nifas. 

Selama 10 hari pertama, darah nifas berwarna merah gelap dan terasa berat. Untuk mengatasi perdarahan tersebut, ibu akan diberikan pembalut bersalin oleh nakes. 

Selang 4-6 pekan, perdarahan akan jadi lebih ringan. Ibu pun dapat menggunakan pembalut biasa hingga perdarahan berhenti.

Selain perdarahan, ibu yang melahirkan bayi kembar juga mengalami nyeri perineum, yaitu area di antara otot vagina dan anus yang menghubungkan otot dasar panggul.

Ibu juga akan mengalami kram perut selama 7-10 hari, karena adanya penyusutan rahim pascamenampung dua bayi. Untuk mengurangi rasa sakit, ibu biasanya diberikan korset pengikat perut.

Kulit perut ibu dari bayi kembar juga akan meregang dan lebih lama kembali normal. Hal ini jika dibandingkan dengan ibu yang mengandung satu bayi. 

Selain itu, pegal di sekujur tubuh juga mungkin dialami ibu dari bayi kembar. Karena punya pengalaman mengandung dua bayi sebelumnya.

Itu dia serba-serbi proses melahirkan bayi kembar secara normal. Jika Anda mengandung bayi kembar, konsultasikan kepada dokter terkait proses persalinannya.

Hal ini agar dokter melakukan pemeriksaan, dan merekomendasikan persalinan sesuai kondisi Anda dan buah hati.

Jika ingin tanya lebih lanjut seputar kehamilan, segera konsultasi ke dokter. Untuk memperkirakan kehamilan, gunakan kalender kehamilan KlikDokter

(OVI/JKT) 

 

 

 

PersalinanBayi KembarPopulerHamil Kembar

Konsultasi Dokter Terkait