Jantung

Ragam Penyebab Hipertensi Sekunder

Zahra Aminati, 07 Apr 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Hipertensi sekunder terjadi karena penyakit lain yang mendasarinya. Ketahui apa saja penyebab hipertensi sekunder di sini.

Ragam Penyebab Hipertensi Sekunder

Anda mungkin sudah tak asing lagi dengan hipertensi. Kondisi ini merupakan peningkatan tekanan darah yang dapat terjadi bertahun-tahun tanpa disadari. Hipertensi dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk penyakit jantung. 

Sebaliknya, sejumlah penyakit tertentu dapat menimbulkan hipertensi. Kondisi ini disebut hipertensi sekunder. Gejalanya bervariasi tergantung penyakit yang diderita.

Berikut ini beberapa penyebab hipertensi sekunder yang perlu Anda waspadai: 

1. Hiperparatiroidisme

Hiperparatiroidisme merupakan kondisi ketika kelenjar paratiroid terlalu banyak membuat hormon paratiroid di dalam aliran darah. Letak kelenjar ini di belakang tiroid bagian bawah leher dan berukuran kira-kira sebesar butiran beras. 

Kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroid yang membantu menjaga keseimbangan kalsium di dalam aliran darah dan jaringan. 

Dokter Atika menjelaskan, “Memang benar hiperparatiroidisme dapat menjadi penyebab hipertensi sekunder. Karena, hiperparatiroidisme dapat meningkatkan kadar kalsium dalam darah (hiperkalsemia). Hiperkalsemia dapat menyebabkan tekanan darah meningkat.

2. Gangguan Ginjal

Adanya penyempitan arteri yang menuju ginjal dapat menyebabkan suplai darah ke ginjal memburuk. Hal ini dapat memicu produksi hormon renin lebih tinggi. 

Kelebihan renin dapat mendorong produksi molekul protein angiotensin II yang dapat meningkatkan tekanan darah. 

Artikel lainnya: Waspada, 8 Masalah Kesehatan Ini Berawal dari Hipertensi 

3. Penyakit Kelenjar Adrenal

Faktor penyebab hipertensi sekunder berikutnya adalah penyakit yang menyerang kelenjar adrenal. Kelenjar adrenal berada di atas ginjal dan berfungsi memproduksi serta mengatur hormon. 

Saat kelenjar tersebut mengalami gangguan, ketidakseimbangan hormon bisa terjadi dan menyebabkan sejumlah masalah kesehatan yang meningkatkan tekanan darah. Penyakit yang dimaksud misalnya sindrom Cushing dan pheochromocytoma.

4. Penyempitan Aorta

Aorta merupakan arteri terbesar di tubuh. Organ ini berfungsi memindahkan darah yang kaya oksigen dari jantung ke seluruh tubuh. Penyempitan aorta (koarktasio aorta) akan memaksa jantung untuk memompa lebih keras. 

Koarktasio aorta umumnya merupakan penyakit bawaan saat lahir. Kondisi ini dapat mengganggu aliran darah normal, sehingga tekanan darah tinggi tidak dapat dihindarkan. 

Artikel lainnya: Gejala-gejala Sleep Apnea yang Sering Anda Abaikan 

5. Sleep Apnea Obstruktif

Sleep apnea obstruktif terjadi karena adanya penyumbatan di saluran napas bagian atas yang berulang selama tidur. Diafragma dan otot dada bekerja lebih keras saat tekanan meningkat untuk membuka jalan napas. 

Periode tersebut dapat mengganggu tidur dan mengurangi aliran oksigen ke organ vital, sehingga menyebabkan ritme jantung tidak teratur. 

Kekurangan oksigen terus-menerus dapat merusak pembuluh darah, yang pada gilirannya dapat meningkatkan tekanan darah. 

6. Obat-Obatan Tertentu

Penyebab hipertensi sekunder juga dapat berasal dari konsumsi obat-obatan berikut ini:

  • Pil KB
  • Antiinflamasi non-steroid (NSAID)
  • Pil diet 
  • Obat penekan sistem kekebalan tubuh
  • Antidepresan
  • Dekongestan

Baca Juga:

Itulah faktor-faktor penyebab hipertensi sekunder. Jika mengidap penyakit di atas, sebaiknya konsultasikan kepada dokter untuk mencegah peningkatan tekanan darah.

Gunakan Live Chat untuk konsultasi online lebih cepat di aplikasi KlikDokter

(FR/JKT)

Referensi:

Mayo Clinic. Diakses 2022. High blood pressure (hypertension).

Mayo Clinic. Diakses 2022. Hyperparathyroidism

Mayo Clinic. Diakses 2022. Coarctation of the aorta.

Cleveland Clinic. Diakses 2022. Secondary Hypertension

Cleveland Clinic. Diakses 2022. Sleep Apnea

National Institute of Diabetes and Digestive and Kidney Diseases. Diakses 2022. Kidney Disease.

Ditinjau oleh dr Atika 

tekanan darahHipertensi

Konsultasi Dokter Terkait