HomeInfo SehatKankerWaspada, Tahi Lalat Bisa Jadi Gejala Kanker Payudara
Kanker

Waspada, Tahi Lalat Bisa Jadi Gejala Kanker Payudara

Zahra Aminati, 26 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tahi lalat merupakan gangguan pigmentasi kulit yang disebut-sebut menjadi gejala kanker payudara. Benarkah? Simak di sini.

Waspada, Tahi Lalat Bisa Jadi Gejala Kanker Payudara

Tahi lalat atau nevi di kulit ditandai dengan bintik kecil berwarna cokelat tua kehitaman. 

Umumnya, seseorang memiliki 10-40 tahi lalat yang muncul selama masa kanak-kanak dan remaja. Bentuk tahi lalat juga dapat berubah atau memudar seiring berjalannya waktu. 

Menurut beberapa penelitian, kemunculan tahi lalat dapat menjadi tanda atau gejala kanker payudara. Benarkah demikian? Simak penjelasannya berikut ini. 

 

Tahi Lalat Bisa Jadi Tanda Gejala Kanker Payudara

 

Tahi lalat di tubuh dapat berhubungan dengan risiko melanoma, yaitu bentuk kanker kulit yang berbahaya.  

Ada dua studi yang mencoba mengamati hubungan antara tahi lalat yang mungkin terkait dengan kanker payudara. 

Dalam studi tersebut, dua tim peneliti dari Prancis dan Amerika Serikat (AS) mengamati hasil survei yang dilakukan terhadap puluhan ribu wanita. Di antara beberapa pertanyaan survei, peneliti menanyakan berapa banyak tahi lalat yang dimiliki para wanita. 

Artikel Lainnya: Tanda-tanda Tahi Lalat Berbahaya

Penelitian di AS yang dilaksanakan oleh Indiana University dan Harvard University mengamati sebanyak 74.523 perawat wanita selama 24 tahun. 

Menurut penelitian, perawat wanita yang memiliki tahi lalat sebanyak 15 atau lebih, sekitar 35 persen lebih mungkin didiagnosis kanker payudara. Hal ini berlaku ketika dibandingkan perawat wanita yang tidak memiliki tahi lalat sebanyak itu. 

Setelah 24 tahun diamati, wanita dengan tahi lalat yang jumlahnya kurang dari 15, memiliki 8 persen kemungkinan untuk terkena kanker payudara.

Sementara itu, wanita dengan tahi lalat sebanyak 15 atau lebih memiliki risiko 11 persen untuk terkena kanker payudara. 

Studi dari Prancis juga mengamati 89.000 wanita berusia 40-65 tahun pada tahun 1990. Para wanita yang mengaku memiliki tahi lalat sangat banyak, diketahui 13 persen lebih mungkin terkena kanker payudara.  

Artikel Lainnya: Perbedaan Tahi Lalat Biasa dan Kanker Melanoma 

Menurut penelitian dari jurnal Public Library of Science PLoS Medicine, wanita dengan tahi lalat banyak tampaknya memiliki kadar hormon yang lebih tinggi.

“Wanita pascamenopause dengan jumlah nevi (istilah medis tahi lalat) sebanyak 6 atau lebih, memiliki tingkat estradiol bebas 45,5 persen lebih tinggi dan tingkat testosteron bebas 47,4 persen lebih tinggi dibandingkan wanita yang tidak memiliki nevi,” kata peneliti. 

Wanita usia lanjut umumnya memiliki kadar estrogen dan testosteron yang lebih tinggi dan jumlah tahi lalat lebih banyak.

Selain itu, tahi lalat kerap muncul atau warnanya semakin menggelap saat wanita hamil. Hal ini dapat menjadi bukti lain yang menunjukkan kemunculan tahi lalat dipengaruhi oleh hormon. 

Tidak hanya tahi lalat, risiko melanoma mungkin terkait dengan kanker payudara, ujar Marina Kvaskoff dari lembaga penelitian Prancis Inserm. 

Beberapa wanita dengan jumlah tahi lalat banyak dan melanoma memiliki mutasi gen CDKN2A. Mutasi gen tersebut mungkin ada hubungannya dengan beberapa kasus kanker payudara. 

Artikel Lainnya: Ini yang Perlu Anda Tahu tentang Kanker Kulit

 

Tahi Lalat Bukan Penyebab Utama Kanker Payudara

Dokter Theresia Rina Yunita mengatakan dua studi tersebut memang menunjukkan wanita yang memiliki banyak tahi lalat memiliki risiko kanker payudara. Akan tetapi, penelitian tidak menjelaskan bagaimana kaitan lebih jelasnya. 

Para penelitian di atas juga menyebutkan hubungan antara tahi lalat dan kanker payudara masih belum diketahui pasti. Masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui kesimpulan pastinya. 

Pasalnya, kanker payudara umumnya berkembang karena mutasi genetik atau kerusakan DNA. Kondisi tersebut juga dikaitkan dengan paparan estrogen atau gen bawaan yang dapat mengembangkan kanker, seperti gen BRCA1 dan BRCA2. 

Di samping itu, riwayat keluarga dan gaya hidup juga dapat mempengaruhi risiko terkena kanker payudara. 

Penting juga untuk rutin melakukan pemeriksaan kesehatan setiap tahun jika memiliki riwayat keluarga dengan kanker payudara. 

 

Dibutuhkan penelitian lanjutan untuk mengetahui hubungan tahi lalat dan risiko kanker payudara. 

Konsultasi langsung dengan dokter seputar masalah kesehatan kanker, kesehatan kulit, dan kesehatan payudara lainnya menggunakan fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter

(OVI/NM)

Referensi:

  • Wawancara dr. Theresia Rina Yunita
  • Mayo Clinic. Diakses Maret 2022. Moles. 
  • Journal Plos One. Diakses Maret 2022. Association between Cutaneous Nevi and Breast Cancer in the Nurses' Health Study: A Prospective Cohort Study. 2014. 
  • Journal Plos One. Diakses Maret 2022. Association between Melanocytic Nevi and Risk of Breast Diseases: The French E3N Prospective Cohort. 2014. 
  • Medical news Today. Diakses Maret 2022. What to know about breast cancer. 

 

Kanker PayudaraTahi Lalat

Konsultasi Dokter Terkait