Seks

Efek Samping Berhubungan Seks Bagi Pria

Zahra Aminati, 20 Mar 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Berhubungan seks dengan pasangan memang bisa membuat suasana hati jadi lebih baik. Namun, tahukah Anda bahwa ada efek samping dari berhubungan seks bagi pria?

Efek Samping Berhubungan Seks Bagi Pria

Bercinta menjadi hal yang menyenangkan bagi sebagian besar orang akan melepaskan hormon kebahagiaan bernama oksitosin.  

Tak hanya itu, berhubungan intim dengan pasangan juga memiliki manfaat lain untuk kesehatan. Beberapa di antaranya adalah menurunkan tekanan darah, menurunkan risiko serangan jantung, melepaskan stres, dan memperbaiki kualitas tidur. 

Namun, meskipun bermanfaat, jika dilakukan terlalu sering, berhubungan seks dapat mengganggu kesehatan. Kapan efek setelah berhubungan intim bagi pria terjadi dan seperti apa bentuknya? Ketahui lewat ulasan berikut ini.

Kapan Berhubungan Seks Dikatakan Terlalu Sering?

Rata-rata orang dewasa berhubungan seks sebanyak 54 kali dalam setahun (seminggu sekali dengan beberapa tambahan kesempatan), menurut sebuah penelitian yang diterbitkan di Archives of Sexual Behavior pada tahu 2017. 

Lalu adakah batasan terlalu banyak dalam berhubungan seks dan apa akibatnya? Mengenai hal ini, asisten profesor klinis kebidanan, ginekologi, dan kedokteran reproduksi dari Amerika Serikat, dr. Rebecca C. Brightman, MD mengatakan, “Jika tidak sakit, seks pada frekuensi berapa pun boleh dilakukan.”

Dengan kata lain, tidak ada batasan kapan seseorang dikatakan terlalu sering berhubungan seks. Namun, ketika frekuensi bercinta kemudian membuat efek samping pada kesehatan, bisa dikatakan individu terkait perlu mengurangi aktivitas seksnya. 

 

Apakah Efek Samping Berhubungan Intim bagi Pria?

Meskipun relatif aman, berhubungan seks berlebihan adakalanya juga menimbulkan beberapa efek samping pada kesehatan. Berikut ini adalah sejumlah efek terlalu sering berhubungan intim bagi pria:

1. Penis Sakit

Pria juga bisa merasa tidak nyaman atau mengalami efek samping ketika berhubungan intim secara berlebihan, ujar dr. Sherry A. Ross, ahli obgyn dan kesehatan wanita di Santa Monica, California dan penulis she-ology and she-ology

“Penis akan terasa sakit, bengkak, dan lecet, dan mungkin pria akan mengalami kesulitan buang air kecil,” ujar dr. Ross. 

Menurut dr. Atika, efek samping berhubungan intim bisa menyebabkan penis sakit, tapi itu tidak selalu pasti terjadi. 

“Beberapa hal yang mungkin menyebabkan hal tersebut adalah salah memilih posisi seks, kurangnya lubrikasi saat berhubungan, sedang adanya infeksi atau penyakit pada penis, dan lain-lain,” jelas dr. Atika. 

Ukuran yang besar juga bukan hal yang lebih baik, terutama saat para pria terlalu sering berhubungan seks. Penis besar dan tebal dapat membuat vagina terasa lebih penuh, sehingga peregangan yang berlebihan akan menyakitkan dan tidak nyaman. Kondisi ini bahkan dapat menyebabkan robekan pada vagina. 

2. Kelelahan atau Sangat Mengantuk

Hubungan seks yang melelahkan jika dilakukan berkali-kali membuat pria jadi mudah mengantuk. 

Selama orgasme, ada perubahan besar dalam aliran darah ke seluruh otak. Sekitar 70 persen dari sisi kiri otak yang terlibat dalam pengambilan keputusan, tidak memiliki aliran darah saat Anda mencapai klimaks. 

Artikel Lainnya: Tips Aman Merangsang Testis Pria Saat Berhubungan Seks

“Aliran darah yang lebih sedikit akan membuat tubuh tidak dapat mengaktifkan neuron sebanyak mungkin dan membuat Anda menjadi merasa mengantuk,” ujar seorang direktur kedokteran seksual di The Institute for Sexual Medicine di San Diego, dr. Irwin Goldstein, M.D.

Secara kimiawi, terdapat pula pelepasan hormon endorfin setelah ejakulasi. Endorfin adalah merupakan hormon yang memberi perasaan santai, memperlambat gelombang otak dan fungsi otak Anda, sehingga membuat Anda merasa sangat lelah dan mengantuk.

 

3. Sakit Saat Buang Air Kecil Setelah Berhubungan Seksual

Pernah merasa sakit saat buang air kecil setelah berhubungan seks? Hal ini biasanya terjadi karena otot sfingter internal akan menutup kandung kemih. Akhirnya, penis tidak akan mengeluarkan urin selama ejakulasi. 

Nah, setelah ejakulasi selesai, otot tersebut kembali mengendur dan bisa membuka kembali ‘aliran’ urin. Otot membutuhkan beberapa waktu setelah ejakulasi untuk bisa mengendur seperti semula.  

Oleh karena itu, hindari langsung buang air kecil sesaat setelah ejakulasi. “Memaksa berkemih saat kondisi ini dapat menyakitkan tetapi tidak berbahaya. Lebih baik menunggu sampai otot-otot Anda benar-benar relaks,” ujar dr. Jonathan Schiff, M.D., asisten profesor klinis urologi di  Mount Sinai School of Medicine di New York.

Artikel Lainnya: Apa yang Terjadi pada Otak Pria Ketika Terangsang?

4. Anda Tidak Bisa Langsung Berereksi 

Setiap orang akan mengalami fase refraktori setelah mencapai klimaks seksual. Hal ini berarti bahwa tubuh memerlukan beberapa waktu untuk siap terangsang lagi secara seksual hingga melakukan ereksi.

“Setelah orgasme, saraf di tubuh perlu meningkatkan kemampuan mereka untuk merasakan rangsangan di area tersebut,” ujar dr. Schriff. Kondisi ini mungkin juga disebabkan oleh redistribusi aliran darah ke otak yang mungkin memerlukan beberapa waktu untuk kembali normal. 

Lamanya fase refraktor tergantung pada usia Anda. Bagi Anda yang berusia 20-an, setidaknya butuh waktu sekitar 5 menit untuk kembali ke fase normal. 

Umumnya, semakin bertambahnya usia, semakin lama juga fase refraktor tersebut. 

5. Jari-jari Kaki Kejang

Selama berhubungan seks, saraf sumsum tulang belakang yang disebut dengan S2, S3, dan S4 sangatlah terlibat. Fungsi dari saraf ini adalah untuk menekan otot-otot panggul agar bisa ejakulasi. 

Orgasme yang kuat dapat menyebabkan rangsangan simpatis di dekat saraf S1. Ini akan menciptakan sensasi kejang di jari kaki, terutama di jari kelingking Anda. Kejang yang terlalu sering akibat tingginya frekuensi bercinta juga akan berpengaruh buruk pada saraf kaki. 

Seperti itulah penjelasan mengenai efek samping sering berhubungan intim bagi pria. Meskipun tidak ada aturan seberapa banyak sebaiknya berhubungan seks, sebaiknya lakukan dalam jumlah dan frekuensi yang normal agar terhindari dari masalah di atas.

Penting untuk berkomunikasi bersama pasangan untuk membicarakan frekuensi dalam hubungan seksual. Anda juga dapat berkonsultasi dengan dokter terkait hal ini lewat fitur LiveChat di aplikasi KlikDokter

(PUT/NM)

Referensi:

  • WebMD. Diakses 2022. 10 Surprising Health Benefits of Sex.
  • Health.com. Diakses 2022. How Much Sex Is Too Much? Here's What Experts Say.
  • Healthline. Diakses 2022. Everything You Need to Know About the Refractory Period.
RelationshipSeks

Konsultasi Dokter Terkait