Daftar Makanan yang Harus Dihindari saat Menopause

Menopause merupakan fase yang umumnya terjadi pada wanita berusia 45–55 tahun. Selama periode ini, kaum hawa akan mengalami gejala-gejala yang menyebabkan rasa tidak nyaman, bahkan dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan tertentu.

Agar gejala tidak semakin parah, wanita menopause wajib mengubah gaya hidupnya agar lebih sehat lagi.

 Selain itu, wanita menopause juga mesti memperhatikan makanan yang dikonsumsi sehari-hari. Faktanya, terdapat beberapa makanan yang harus dihindari saat menopause agar gejalanya tidak semakin parah. 

Apa saja makanan-makanan yang dimaksud? Berikut ini beberapa di antaranya:

Artikel Lainnya: Daftar Makanan Kaya Fitoestrogen untuk Wanita Menopause

Makanan olahan, seperti keripik kentang dan kue kering, memang memiliki rasa yang lezat. Namun, makanan ini tinggi akan sodium maupun gula yang bisa memicu retensi air alias penumpukan cairan dalam tubuh, penyebab perut kembung.

Melansir Healthline, jenis makanan tersebut juga bisa meningkatkan kadar gula darah. Keadaan ini dapat meningkatkan risiko hot flashes, yaitu sensasi panas dan berkeringat yang umumnya dirasakan di leher, wajah, serta dada.

Daripada memilih makanan olahan, lebih baik Anda mengonsumsi camilan yang lebih sehat, seperti string cheese atau biskuit gandum utuh yang dipadukan dengan selai kacang. 

Menurut dr. Atika, makanan pedas juga bisa memperburuk gejala hot flashes yang umum terjadi pada wanita menopause.

Oleh karena itu, sebaiknya dibatasi atau dihindari sama sekali. Sebagai gantinya, konsumsilah makanan yang lain yang diolah menggunakan rempah, seperti jinten, kunyit, atau kemangi.

Makanan cepat saji identik dengan kandungan lemak jenuh. Oleh karena itu, jenis makanan ini sebaiknya dihindari sama sekali, karena dapat meningkatkan risiko obesitas alias berat badan di atas normal.

Tidak hanya itu, penumpukan kadar lemak berlebih di dalam tubuh juga bisa meningkatkan risiko masalah kesehatan lain, seperti penyakit jantung, serangan jantung, dan stroke.

Artikel Lainnya: Ini Suplemen Vitamin yang Dibutuhkan Wanita Menopause

Konsumsi alkohol berlebih atau setara dengan 2–5 gelas dalam sehari dapat meningkatkan risiko kanker payudara dan penyakit pembuluh darah (kardiovaskular). 

Selain itu, menurut North American Menopause Society, sebagian wanita menopause yang mengonsumsi alkohol juga lebih rentan mengalami hot flashes.  

Karenanya, akan lebih baik jika Anda tidak mengonsumsi alkohol sama sekali, khususnya ketika memasuki masa menopause.

Menurut studi yang dimuat National Library of Medicine, wanita menopause yang mengonsumsi kafein lebih berisiko mengalami hot flashes. 

Selain itu, konsumsi kafein juga bisa meningkatkan risiko gangguan pencernaan dan mencetuskan kesulitan tidur di malam hari.

Atas dasar itu, wanita berusia 45–55 tahun sebaiknya membatasi atau menghindari konsumsi kafein. Senyawa ini dapat ditemukan pada kopi, teh, dan cokelat.

Daging berlemak bisa menurunkan kadar serotonin dalam tubuh. Hal ini dapat membuat seseorang lebih mudah marah, kesal, dan tersinggung. 

Untuk itu, apabila Anda hobi mengonsumsi daging, lebih baik memilih jenis yang tidak mengandung lemak, seperti ayam dan kalkun. 

Artikel Lainnya: Makanan untuk Meningkatkan Kesehatan Wanita

Konsumsi makanan yang mengandung garam tinggi bisa menurunkan kepadatan tulang di usia tua. 

Studi dalam jurnal Osteoporosis International menyimpulkan bahwa asupan garam yang melebihi 2 gram per hari bisa menurunkan kepadatan tulang hingga 28 persen. 

Tak berhenti di situ, konsumsi garam berlebih juga dapat meningkatkan risiko penyakit hipertensi alias tekanan darah tinggi. Jika tidak diobati dengan benar, kondisi ini bisa berkembang menjadi penyakit jantung, serangan jantung, atau bahkan stroke.

Kini, Anda sudah tahu apa saja pantangan makanan saat menopause, bukan? Pastikan untuk mematuhinya, agar menopause Anda berlangsung tanpa halangan.

Anda pun bisa berkonsultasi lebih lanjut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter guna mengetahui cara agar tetap sehat saat dan setelah menopause.

(NB/AYU)