HomeInfo SehatCovid-19Ini Alasan Daftar Obat Ini Tak Dipakai Lagi untuk Pengobatan COVID-19
Covid-19

Ini Alasan Daftar Obat Ini Tak Dipakai Lagi untuk Pengobatan COVID-19

Aditya Prasanda, 07 Feb 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Ada lima obat yang terbukti tidak efektif mengobati COVID-19, mulai dari Oseltamivir hingga plasma konvalesen. Simak alasannya di sini.

Ini Alasan Daftar Obat Ini Tak Dipakai Lagi untuk Pengobatan COVID-19

Terdapat lima obat COVID-19 yang terbukti tidak bermanfaat mengobati pasien positif terinfeksi virus corona. Hal ini disampaikan oleh Ketua Satgas COVID-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban.

Obat COVID-19 yang tidak ampuh, antara lain oseltamivir, azithromycin, klorokuin, Ivermectin, dan plasma konvalesen.

Mengapa kelima obat tersebut tidak efektif untuk orang yang terjangkit SARS-CoV-2?

Yuk, cari tahu alasannya lewat ulasan berikut.

1. Oseltamivir

Selama ini, oseltamivir digunakan untuk mengobati dan mencegah gejala yang disebabkan virus influenza A dan B.

Oseltamivir juga dapat mengurangi komplikasi penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut, contohnya pneumonia alias peradangan akibat infeksi paru-paru.

Sayangnya, untuk mengobati pasien positif coronavirus, oseltamivir tidak terbukti secara ilmiah.

Artikel Lainnya: Penyintas COVID-19 Masih Butuh Zinc dan Magnesium, Kenapa?

Bahkan, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan obat ini tidak berguna untuk mengatasi COVID-19. Kecuali, pasien virus corona juga terinfeksi virus influenza A dan B.

Menurut Zubairi Djoerban, di Indonesia, kasus infeksi virus corona disertai influenza sangat jarang terjadi.

2. Azithromycin

Berdasarkan studi yang dimuat jurnal The Lancet, azithromycin tidak efektif mengobati COVID-19 tanpa indikasi tambahan.

Oleh karena itu, Zubairi mengatakan azithromycin tidak bermanfaat untuk terapi pengobatan infeksi virus corona, baik gejala ringan maupun sedang. Kecuali, pasien positif coronavirus juga terinfeksi bakteri sekunder.

Azithromycin sendiri pada dasarnya merupakan antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi pernapasan, infeksi kulit, infeksi hidung dan tenggorokan, penyakit lyme (infeksi bakteri akibat kutu), serta beberapa penyakit menular seksual.

3. Klorokuin

Obat COVID-19 yang tidak ampuh selanjutnya yaitu klorokuin. Menurut Zubairi, manfaat klorokuin sebagai antivirus tidak terbukti sama sekali.

Obat ini tidak boleh digunakan lagi dalam terapi coronavirus. Terlebih, berdasarkan Food and Drug Administration (FDA) dari Amerika Serikat, klorokuin terbukti menyebabkan efek samping berbahaya berupa gangguan jantung serius.

Disampaikan dr. Devia Irine Putri, hal ini karena penggunaan klorokuin dapat menyebabkan perpanjangan gelombang QT, detak jantung yang lebih cepat, serta kardiomiopati (lemah jantung).

“Kondisi tersebut meningkatkan risiko terjadinya henti jantung mendadak dan bisa menyebabkan kematian,” katanya.

Tidak hanya itu, klorokuin juga memicu gangguan kesehatan lainnya berupa masalah kardiovaskular, pembengkakan getah bening, kerusakan ginjal, serta gagal hati.

Artikel Lainnya: Obat DXP-604, Diklaim Ampuh Atasi Semua Varian Corona

4. Ivermectin

Disampaikan Zubairi, terdapat banyak pasien COVID-19 yang mengalami efek samping usai mengonsumsi Ivermectin. Bahkan, tidak sedikit yang harus menjalani rawat inap akibat obat tersebut.

Ivermectin merupakan obat antimikroba yang digunakan untuk mengatasi penyakit akibat infeksi cacing seperti Onchocerciasis dan Strongyloidiasis.

Obat ini dapat menimbulkan efek samping berupa gangguan pencernaan, nyeri otot dan sendiri, ruam kulit, demam, pusing, kerusakan hati, kejang maupun tidak sadarkan diri.

5. Plasma Konvalesen

Terapi plasma konvalesen dilakukan dengan menyumbangkan plasma darah dari penyintas COVID-19 yang telah sembuh kepada pasien positif virus corona.

Plasma darah penyintas coronavirus mengandung antibodi yang terbentuk akibat respons tubuh ketika terinfeksi SARS-CoV-2.

Pasien yang menerima plasma donor, diduga dapat membangun kekebalan tubuh untuk melawan infeksi coronavirus. Sayangnya, Zubairi menyampaikan plasma convalescent tidak bermanfaat untuk pengobatan infeksi coronavirus.

Sebaliknya, terapi tersebut hanya menguras waktu dan biaya saja. Selain itu, terapi plasma konvalesen juga berisiko menimbulkan reaksi transfusi karena menggunakan darah orang lain.

Itu dia daftar lima obat COVID-19 yang terbukti tidak efektif mengobati infeksi virus corona. Jika ingin tanya lebih lanjut seputar virus corona, konsultasi ke dokter via Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter.

(OVI/AYU)

Referensi:

  • Wawancara dr. Devia Irine.
  • Food & Drug Administration AS. Diakses 2022. FDA cautions against use of hydroxychloroquine or chloroquine for COVID-19 outside of the hospital setting or a clinical trial due to risk of heart rhythm problems.
  • Health Navigator. Diakses 2022.
  • NHS. Diakses 2022. Azithromycin.
  • US National Library of Medicine, NHS. Diakses 2022. Is oseltamivir suitable for fighting against COVID-19: In silico assessment, in vitro and retrospective study.
  • The Lancet. Diakses 2022. Azithromycin for community treatment of suspected COVID-19 in people at increased risk of an adverse clinical course in the UK (PRINCIPLE): a randomised, controlled, open-label, adaptive platform trial.
  • BPOM. Diakses 2022. PENJELASAN BADAN POM RI Tentang Informasi Penggunaan Ivermectin.
Plasma Konvaselenobat covidcovid

Konsultasi Dokter Terkait