Kesehatan Mental

Perilaku Parasosial, Lebih dari Sekadar Kagum Idola

Endah Murniaseh, 20 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Mengagumi dan merasa dekat dengan figur publik bahkan tokoh fiksi? Mungkin Anda melakukan perilaku parasosial. Ketahui lebih lanjut di sini.

Perilaku Parasosial, Lebih dari Sekadar Kagum Idola

Perasaan cinta ataupun kagum bisa muncul pada siapa pun, tidak terkecuali dengan public figure yang belum pernah kita jumpai langsung. 

Bahkan, seseorang bisa merasa memiliki ikatan atau “hubungan istimewa” dengan sebuah tokoh kartun atau serial fiktif.

Kekaguman mendalam dengan tokoh tersebut bisa disebut perilaku parasosial. Mengapa bisa terjadi? Ini kata psikolog.

Apa Itu Perilaku Parasosial?

Dilansir Verywell Mind, perilaku parasosial merupakan sebuah ketertarikan besar yang muncul karena melihat suatu figur atau tokoh yang ada di media. 

Orang dengan perilaku ini akan menyukai seseorang (selebriti, musisi, influencer, dan sebagainya) lewat persona atau citra diri yang ditampilkan figur tersebut, meski tidak pernah bertemu langsung.

Artikel lainnya: Kenali Keyboard Warrior, Orang yang Lampiaskan Emosi di Media Sosial 

Ketertarikan semacam itu juga bisa terjadi pada tokoh fiktif dalam serial televisi ataupun film yang digemari. Dalam perilaku parasosial, Seseorang bisa merasa memiliki hubungan khusus dengan suatu tokoh.

Misalnya, saat menonton sebuah film dan merasa menjadi teman dari salah satu karakter di dalamnya, maka perasaan tersebut dapat dikategorikan perilaku parasosial. 

Lalu, jika melihat seorang public figure ataupun tokoh dalam cerita dan Anda terus memikirkannya seolah-olah mengenal mereka, kondisi ini juga bisa termasuk tindakan atau hubungan parasosial.

Menurut Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, perbedaan ketertarikan biasa dan ketertarikan yang termasuk dalam parasosial terletak pada fase setelah mengagumi sebuah tokoh.

“Pada ketertarikan biasa, itu kita cenderung hanya mengagumi sosok atau figur yang ada. Tapi, kita tidak sampai membayangkan kalau tokoh itu hadir di sisi kita saat menyaksikannya di media,” jelas Ikhsan.

Jika telah masuk dalam tindakan parasosial, maka individu tersebut akan memiliki perasaan kuat dan mendalam terhadap seorang tokoh. Akhirnya, muncul juga keinginan untuk dekat secara fisik dan emosional. 

Meski begitu, Ikhsan mengatakan konsep hubungan ataupun perilaku parasosial masih menjadi perdebatan.

Artikel lainnya: Sering Halu atau Mengarang Cerita, Jangan-Jangan Tanda Sakit Mental! 

Bagaimana Perilaku Parasosial Terbentuk?

Ikhsan menyampaikan, penampilan dari seorang tokoh menjadi daya tarik utama yang membuat perilaku parasosial muncul. Individu yang mengalaminya akhirnya melihat potensi dalam diri tokoh yang dikagumi untuk membentuk hubungan romantis, berfantasi, dan memimpikannya.

Tindakan parasosial bisa meningkat bila ada interaksi dengan idola dan kemudian memunculkan ketertarikan yang lebih besar. 

Perilaku ataupun interaksi parasosial bisa berakhir jika tokoh atau figur yang diidolakan meninggal, maupun acara atau film yang digemari berakhir. 

Menurut Journal of Broadcasting and Electronic Media, saat hubungan parasosial berakhir, kesedihan yang dirasakan orang tersebut serupa dengan yang terjadi di dunia nyata. Rasa sedihnya bisa sangat besar.

Perkembangan media yang cukup besar bisa memengaruhi seseorang. Hal ini akhirnya dapat memicu terbentuknya “hubungan” dengan orang lain melalui media. 

Lewat media seperti siaran radio, podcast, dan acara lainnya, seseorang bisa merasa mengenal figur tertentu tanpa bertemu langsung. Padahal, terdapat perbedaan pengenalan seseorang secara langsung dengan yang hanya lewat media.

Akhirnya, otak manusia bisa menanggapi setiap pertemuan baik secara langsung ataupun melalui media dengan cara yang sama. Hal ini dapat mengarah pada perilaku parasosial. 

Artikel lainnya: Punya Pacar 2 Dimensi, Apakah Termasuk Gangguan Mental?

Dampak Perilaku Parasosial

Pengaruh yang dihasilkan perilaku parasosial bisa saja positif ataupun negatif. Hal ini akan bergantung pada image dari tokoh tersebut, apakah positif atau negatif. 

Berikut dampak perilaku parasosial yang bisa muncul pada orang yang mengalaminya:

  • Memengaruhi Keputusan yang Diambil

Menurut jurnal Communication Research Trends, suatu persona atau tokoh yang diidolakan bisa memengaruhi pengambilan keputusan orang yang memiliki hubungan parasosial dengannya. 

Hal ini bisa terlihat dalam pandangan politik, jenis barang yang dibeli, dan kepercayaan terhadap sesuatu.

  • Menambah Relasi

Perilaku parasosial mungkin bisa memicu diskusi dengan orang lain yang punya kegemaran yang sama. 

Rasa suka atau ketertarikan dengan idola bisa membuat para penggemar menciptakan sebuah komunitas untuk artis atau tokoh tersebut. Hal ini akhirnya bisa menjembatani hubungan sosial baru dengan orang lain. 

Meskipun cukup wajar, perilaku ini harus dibatasi. Dampak negatif perilaku atau hubungan parasosial dapat merugikan pihak tertentu. 

Ikhsan menyarankan untuk tidak mencari tahu kehidupan pribadi orang yang disukai secara berlebihan, apalagi hingga melakukan banyak upaya agar bisa dekat dan diperhatikan olehnya. 

Hal ini bisa memicu permasalahan dan mengganggu privasi tokoh tersebut.

Dapatkan info menarik seputar kesehatan mental lainnya di aplikasi KlikDokter. Anda juga bisa konsultasi langsung kepada psikolog lewat Live Chat.

(FR/JKT)

Referensi:

Verywell Mind. Diakses 2022. What Is a Parasocial Relationship?

Journal of Broadcasting and Electronic Media. Diakses 2022. When Good Friends Say Goodbye: A Parasocial Breakup Study.

Communication Research Trends. Diakses 2022. Parasocial Interactions and Relationships with Media Characters--An Inventory of 60 Years of Research.

Ditinjau oleh Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog

kesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait