Tips Parenting

Penyebab Gagalnya Metode Time-Out pada Anak

Endah Murniaseh, 22 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sudah mempraktikkan metode time-out, namun tetap tidak berhasil mengatasi perilaku buruk anak? Simak penyebabnya di sini.

Penyebab Gagalnya Metode Time-Out pada Anak

Metode time out merupakan metode mendisiplinkan anak dengan menempatkannya di suatu tempat selama beberapa waktu. Tujuannya adalah supaya ia bisa memperbaiki perilaku buruknya. Metode ini bisa dilakukan pada anak usia 2 hingga 5 tahun. 

Namun, adakalanya metode ini tidak berhasil dalam memperbaiki perilaku atau kebiasaan buruk anak. Lantas, apa saja yang membuat penerapannya gagal dalam mendisiplinkan anak? Berikut uraian lengkapnya. 

1. Hanya Sebagai Ancaman

Apabila time-out hanya sebagai ancaman tanpa dibarengi penerapan, kemungkinan tidak akan efektif dalam mendisiplinkan anak. Apalagi, ketika dilakukan berulang yang akan membuat anak menganggapnya sebagai ancaman kosong.

Bersikap konsisten dalam menerapkan time-out menjadi salah satu kunci keberhasilan metode ini. Terapkan time-out jika memang anak benar-benar melakukan sesuatu yang membutuhkan konsekuensi atau pendisiplinan. 

Hindari mengucapkan akan memberikannya time-out hanya karena ingin menghentikan anak yang menangis.

Artikel Lainnya: Bolehkah Memarahi Anak?

2. Berbicara saat Anak Sedang Time-Out

Menempatkan anak di suatu ruangan tanpa distraksi adalah poin utama dalam menerapkan metode ini. Oleh sebab itu, pastikan Anda tidak berbicara ketika metode mendisiplinkan anak ini sedang diterapkan.

Time-out adalah waktu bagi anak untuk menenangkan diri, memperbaiki emosinya, dan merenungkan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Perlu diingat, ini bukanlah waktu bagi Anda untuk memarahi atau menyinggung perilaku buruk yang anak lakukan. 

Anda bisa berdiskusi dengan anak tentang kesalahannya setelah time-out selesai. Sesuaikan nada bicara Anda, jangan terlalu emosi dan menghakimi, namun tetap tegas.

3. Anak Merasa Tidak Aman

Apabila anak berteriak-teriak ketika sedang time-out, kemungkinan ia merasa tidak aman atau insecure. Saat menghadapi situasi ini, jelaskan dengan nada suara pelan alasan ia harus melakukannya. 

Katakan bahwa ia perlu berada di ruangan tersebut selama beberapa waktu agar lebih tenang dan bisa memikirkan kesalahan yang telah dilakukan. Anda juga bisa meyakinkan anak jika Anda menyayanginya dan akan kembali berbicara setelah time-out berakhir. 

Untuk memberikan rasa aman kepada anak, Anda bisa duduk atau berada di dekatnya. Namun, tetap pastikan tidak mengajaknya berbicara.

4. Durasi Time-Out Tidak Tepat

Menurut Gracia Ivonika, M.Psi., Psikolog, durasi time-out bisa berbeda pada setiap anak. “Tidak ada kisaran khusus. Sangat tergantung dengan usia anak, karakter anak, situasi yang memicu diperlukannya time-out saat itu,” katanya. 

Psikolog Gracia juga menyampaikan jika time-out baru dimulai, biasanya akan memerlukan waktu yang lebih lama jika dibandingkan dengan anak yang sudah sering menerima time-out. Anda bisa menghentikannya jika anak sudah lebih tenang. 

Artikel Lainnya: Jangan Panik Saat Anak Tantrum, Kenali Nilai Positifnya

Pastikan durasinya tidak terlalu lama ataupun terlalu singkat. Melansir VeryWell Family, sebaiknya durasi untuk anak di bawah satu tahun tidak lebih dari satu menit. Penting pula diketahui, bahwa dalam metode ini, bukan durasi yang penting, tapi kualitas dari penerapannya. 

5. Pemilihan Lokasi yang Tidak Tepat

Diperlukan lokasi yang tepat agar time-out berhasil. Menurut Psikolog Gracia, Anda bisa menempatkan anak pada lingkungan yang aman atau tidak berpotensi membahayakan diri anak. 

Jika sedang berada di rumah, tempatkan anak pada area yang terdapat barang-barang lembut atau bisa membuatnya lebih tenang. 

Sementara itu, jika berada di luar rumah seperti mal, Anda bisa mencari area yang cukup tenang dan tidak banyak orang. Anak bisa duduk di sana dan didampingi orang tua. 

Disebutkan di VeryWell Family, jauhkan anak dari gadget saat time-out. Sebab, mereka membutuhkan ruang yang tenang dan bebas gangguan.

6. Anda Berteriak atau Memarahinya

Amarah orang tua yang muncul saat time-out diterapkan bisa menular ke anak. Ia juga bisa menganggap metode ini sebagai tanda bahwa Anda tidak sayang dengannya. Kondisi ini justru akan membuat anak ikut marah atau menangis histeris.  

Kontrol emosi Anda dan minta anak melakukan time-out dengan sikap yang tenang. Dengan begitu, ia melihat bahwa ini adalah konsekuensi yang harus dihadapi atas perilaku buruknya, bukan sebagai hukuman.

7. Orang Tua Menyerah

Satu atau dua kali time-out belum tentu bisa mengubah atau mengatasi perilaku buruk anak. Namun, jangan cepat menyerah. Wajar apabila Anak membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan metode pendisiplinan ini. 

Berapa lama pemahaman akan metode ini juga berbeda-beda pada tiap anak. Sekali lagi, tergantung karakter dan usia, serta konsistensi Anda dalam menerapkannya. Namun, setidaknya memang butuh beberapa minggu untuk melihat efektivitas metode time-out ini. 

Apabila tidak berhasil, kemungkinan metode ini tidak cocok untuk anak. Anda dapat mencoba metode lainnya dengan berkonsultasi kepada ahlinya. 

Artikel Lainnya: Melatih Anak agar Pandai Bergaul

8. Terlalu Sering Mempraktikkan Time-Out

Efektivitas time-out bisa menurun jika terlalu sering dilakukan. Misalnya, dilakukan setiap hari, atau lebih sering dipraktikkan daripada melakukan interaksi positif dengan anak. 

Apabila anak Anda membutuhkan time-out setiap hari, sebaiknya Anda mencari akar dari perilaku buruknya yang terus berulang. Konsultasikan kepada ahli untuk mengatasinya. 

9. Tidak Membahas Apa yang Anak Lakukan

Berkomunikasi dengan anak setelah time-out sangat penting dilakukan. Anda bisa mendiskusikan apa yang sedang terjadi, mengapa konsekuensi itu ada, dan apa yang bisa anak lakukan.

Jelaskan pula kepadanya bahwa apa Anda lakukan bisa membuat ia menjadi pribadi yang lebih baik di masa depan. 

Itulah beberapa penyebab metode time-out untuk anak tidak memberikan perubahan pada sikap atau kebiasaan buruk anak. Anda bisa berkonsultasi kepada ahli agar penerapannya berhasil.

(PUT/JKT)

Referensi: 

Greenwood Pediatrics. Diakes 2022. Time-Out Technique.

VeryWell Family. Diakses 2022. Reasons Why Time Out May Not Be Working for Your Child.

Ditinjau oleh Gracia Ivonika, M.Psi.

Pola asuh anak

Konsultasi Dokter Terkait