HIV atau AIDS

Penyakit Mulut pada Penderita HIV dan Pengobatannya

Tri Yuniwati Lestari, 04 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Luka atau penyakit mulut seperti sariawan adalah kondisi yang kerap dialami penderita HIV. Cari tahu cara mengatasi luka di mulut HIV berikut ini.

Penyakit Mulut pada Penderita HIV dan Pengobatannya

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sekitar 40 hingga 50 persen orang dengan HIV mengalami infeksi yang menyebabkan luka di mulut. Orang dengan human immunodeficiency virus (HIV) memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah. 

Oleh sebab itu, mereka sering mengalami infeksi di bagian tubuh mana pun, termasuk di mulut. Kendati luka di mulut tidak mengancam jiwa, namun kondisi tersebut dapat memengaruhi kualitas hidup orang dengan HIV.

Luka di mulut dapat mengganggu pengobatan orang dengan HIV karena menimbulkan rasa sakit saat menelan. Ketahui jenis luka mulut yang dialami penderita HIV dan cara mengobatinya di sini. 

1. Herpes Oral

Salah satu jenis luka mulut yang paling banyak dialami pasien HIV adalah herpes simpleks atau herpes oral. Kondisi ini disebabkan oleh herpes simplex virus (HSV) dan menyebabkan luka berwarna merah di dalam mulut. 

Meski begitu, herpes oral juga bisa terjadi di luar mulut. Umumnya, herpes di luar mulut ditandai dengan lecet di sekitar bibir. 

Herpes dapat menyebabkan rasa sakit dan tidak nyaman di mulut. Pada dasarnya, siapa pun bisa terkena herpes oral.

Akan tetapi, orang dengan HIV atau yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah, mungkin mengalami gejala herpes oral lebih parah dan kronis.

Dijelaskan oleh drg. Callista Argentina Wulansari herpes oral dapat diobati. Untuk mengobatinya dokter akan meresepkan obat antivirus oral untuk menghilangkan herpes di mulut.

Sariawan herpes simplex bisa diobati dengan obat-obatan antivirus yang mengandung acyclovir. Lalu, karena dapat menular, penderita dilarang bertukar alat makan dengan orang lain,” ucap drg. Callista.

Drg. Callista Argentina menambahkan, gejala sariawan atau luka mulut berat bisa diobati dengan obat mengandung kortikosteroid. Namun, obat tersebut perlu mendapatkan resep dari dokter.

Artikel Lainnya: Kenali Berbagai Cara Penularan Infeksi HIV/AIDS dan Pencegahannya

2. Human Papillomavirus (HPV)

Sebuah penelitian di Italia dari jurnal Oncology Letters menemukan 48 persen wanita dengan HIV juga mengidap infeksi human papillomavirus (HPV). Hal ini berlaku ketika dibandingkan dengan 28 persen wanita yang tidak mengidap HIV.

HPV dapat memicu munculnya kutil atau benjolan putih kecil di sekitar mulut dan bibir. Seseorang dapat tertular HPV di mulut saat melakukan seks oral. Penularan dapat terjadi saat virus memasuki aliran darah lewat luka di mulut.

Dilansir dari Medical News Today, belum ditemukan obat yang dapat mengatasi infeksi HPV. Pengobatan seperti pemberian salep dan krim tidak dapat menghilangkan kutil akibat HPV.

Oleh karena itu, dokter mungkin dapat mengangkat kutil di mulut melalui operasi atau pembedahan.

3. Lesi Mulut atau Ulkus Aftosa

Melansir WebMD, ulkus aftosa merupakan sariawan kronis yang muncul di mulut, termasuk di pipi bagian dalam, bibir, lidah, atau langit-langit lunak, atau di pangkal gusi. 

Orang dengan HIV lebih rentan mengalami lesi di mulut. Luka mulut ini tidak menular, tetapi membuat penderitanya tak nyaman karena terasa nyeri. 

Untuk kasus ulkus aftosa ringan, dokter akan merekomendasikan obat kumur antiseptik. Pada kasus yang parah, dokter akan meresepkan salep untuk meringankan rasa nyeri serta mempercepat penyembuhan.

Artikel Lainnya: Kasus Langka, Perempuan Ini Pulih dari HIV dengan Sendirinya

4. Oral Thrush

Oral thrush atau kandidiasis oral disebabkan oleh infeksi jamur di mulut. Infeksi ditandai dengan munculnya bercak kuning atau putih di lidah, bagian dalam pipi, atau di langit-langit mulut

Siapa pun bisa memiliki kondisi ini. Akan tetapi, bayi, orang tua, dan orang dengan kondisi kekebalan tubuh lemah seperti HIV berisiko lebih tinggi mengalami oral thrush

Kondisi ini dapat disembuhkan dengan obat kumur antijamur dan obat-obatan.

5. Mulut Kering

HIV dapat menyebabkan pembengkakan di bagian kelenjar ludah. Dampaknya,   produksi air liur dapat berkurang dan mulut pun menjadi kering. 

Air liur bekerja melindungi gusi dan gigi dari plak. Mulut kering dapat disebabkan oleh konsumsi obat HIV. Tidak hanya itu, kondisi mulut kering juga menyebabkan komplikasi lain seperti penyakit gusi.

Anda dapat mengatasi mulut kering dengan menjaga mulut tetap bersih dan minum air cukup setiap hari.

Jika kondisi mulut kering tidak kunjung membaik, segera temui dokter gigi untuk mendapat perawatan yang tepat.

Artikel Lainnya: Ada Anggota Keluarga Mengalami Gejala HIV? Lakukan Ini!

6. Penyakit Gusi

Penyakit gusi dapat menyebabkan gusi jadi nyeri dan bengkak. Dalam kasus yang 

parah, kondisi ini dapat menyebabkan gigi tanggal atau copot. 

Untuk penyakit gusi yang parah, dokter gigi mungkin meresepkan obat kumur mengandung antimikroba, gel antibiotik, atau antibiotik oral.

Anda juga harus menjaga kebersihan mulut dengan menyikat gigi sebanyak dua kali sehari dengan pasta gigi berfluoride, flossing setiap hari, dan menggunakan obat kumur. Pasien HIV juga bisa melakukan pemeriksaan gigi secara teratur ke dokter gigi.

7. Sarkoma Kaposi

Sarkoma kaposi adalah jenis kanker yang menyebabkan benjolan berwarna ungu atau biru. Benjolan ini dapat tumbuh di bawah kulit mulut, hidung, atau anus. Orang dengan HIV berisiko tinggi terkena sarkoma kaposi. 

Gejala dari kondisi ini termasuk, mual, muntah, kesulitan makan atau menelan.

Pengobatan sarkoma kaposi akan bergantung dari jumlah tumor atau benjolan, lokasi benjolan, dan kondisi sistem kekebalan tubuh pasien.

Sementara itu, pilihan pengobatan sarkoma kaposi meliputi:

  • Terapi antiretroviral.
  • Terapi radiasi.
  • Kemoterapi.

Itu dia beberapa penyakit mulut yang dapat terjadi pada penderita HIV dan cara mengatasinya. Apabila memiliki pertanyaan lain mengenai kesehatan mulut, tanyakan pada dokter melalui layanan LiveChat di aplikasi KlikDokter.

(OVI/JKT)

Artikel ini juga tayang di Okezone.

SariawanHIV

Konsultasi Dokter Terkait