HomeIbu Dan anakKehamilanKomplikasi Kehamilan yang Terjadi Karena Lupus
Kehamilan

Komplikasi Kehamilan yang Terjadi Karena Lupus

Endah Murniaseh, 03 Jan 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Komplikasi lupus saat hamil bisa membahayakan kesehatan ibu dan bayi. Ketahui 6 jenis komplikasi lupus pada ibu hamil lewat ulasan ini.

Komplikasi Kehamilan yang Terjadi Karena Lupus

Umumnya, kehamilan pada penderita lupus dianggap berisiko. Karena, terdapat kemungkinan komplikasi lupus saat hamil yang bisa membahayakan.

Tidak hanya lupus itu sendiri. Pengobatan yang didapatkan penderita lupus pun bisa saja memberikan dampak buruk bagi ibu dan janin.

Lalu, apa saja komplikasi lupus pada ibu hamil yang bisa terjadi? Simak di bawah ini:

1. Tekanan Darah Tinggi

Tekanan darah tinggi bagi penderita lupus cukup umum terjadi, bahkan saat tidak hamil. Penyakit ini terjadi karena efek samping penggunaan steroid dan/atau non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAID) jangka panjang.

Selain itu, penyakit ginjal yang berhubungan dengan beberapa kasus lupus bisa meningkatkan tekanan darah.

Hipertensi pada ibu hamil tidak boleh dibiarkan. Kondisi ini bisa menjadi salah satu faktor terjadinya preeklampsia dan solusio plasenta.

2. Preeklampsia dan Eklampsia

Preeklampsia ditandai dengan tekanan darah tinggi, peningkatan protein di urine, dan peradangan. Jika tidak diobati, preeklampsia dan eklampsia (kejang pada ibu hamil) bisa berdampak fatal bagi ibu dan bayi.

Eklampsia bisa menyebabkan koma. Kondisi kejang ini kerap dianggap sebagai perburukan preeklampsia. Namun, beberapa ibu hamil diketahui mengalami eklampsia tanpa gejala preeklampsia yang khas selain tekanan darah tinggi.

Preeklampsia ataupun eklampsia dapat mengakibatkan kelahiran prematur. Karena, penyakit tersebut mengurangi jumlah darah yang mengalir melalui plasenta.

Akibatnya, bayi bisa mengalami kekurangan gizi, pertumbuhan buruk, dan lahir mati (pada kasus langka).

3. Solusio Plasenta

Solusio plasenta merupakan kondisi ketika sebagian plasenta lepas dari rahim setelah kehamilan minggu ke-20. Kondisi ini dapat disebabkan karena preeklampsia atau eklampsia, serta gangguan sistem kekebalan tubuh.

Solusio plasenta bisa menyebabkan lahir mati atau kelahiran prematur. Pada kondisi yang parah (lebih dari setengah plasenta lepas), ibu bisa kehilangan banyak darah. Kemungkinan bayi harus dilahirkan dengan operasi caesar darurat.

Artikel lainnya: Penyebab Pusar Sakit Saat Hamil

4. Prematurity

Lupus dapat menyebabkan kelahiran prematur karena pecahnya ketuban sebelum mencapai waktunya (ketuban pecah dini).

Lalu, menurut dr. Reza Fahlevi, Sp.A, peradangan yang terjadi di dalam tubuh penderita lupus juga bisa memicu kontraksi prematur dan kelahiran prematur.

5. Keguguran

Risiko keguguran dapat terjadi karena masalah kesehatan yang dipicu oleh lupus, seperti tekanan darah tinggi dan masalah ginjal.

Selain itu, antibodi antifosfolipid atau antikoagulan lupus yang menyerang protein akan memicu pembekuan darah. Saat terjadi pembekuan darah, perkembangan dan fungsi plasenta akan terganggu.

Artikel lainnya: Daftar Sayuran yang Baik bagi Ibu Hamil

6. Lupus Kambuh

Kekambuhan lupus dapat terjadi setelah melahirkan. Namun, jika penyakit ditangani dengan baik, kondisi ini dapat dicegah.

Menurut Hospital for Special Surgery, New York, risiko lupus kambuh sebenarnya tidak meningkat pada ibu hamil dibanding ibu yang tidak hamil. Namun, kekambuhan tetap perlu diwaspadai.

Wanita yang hamil setidaknya enam bulan setelah lupus ditangani dengan baik cenderung tidak mengalami flare (kambuh). Hal ini dibandingkan dengan ibu yang hamil saat lupus sedang aktif.

Itulah sederet komplikasi kehamilan karena lupus. Melalui perencanaan yang baik, Anda bisa memiliki kehamilan yang sehat dan terhindar dari komplikasi berbahaya.

Konsultasikan kehamilan Anda dengan lebih mudah melalui fitur Tanya dokter kandungan di aplikasi KlikDokter.

(FR/JKT)

KehamilanKomplikasi KehamilanLupus

Konsultasi Dokter Terkait