Reproduksi

Ini Gejala-Gejala Polycystic Ovarian Disease atau PCOD

Endah Murniaseh, 22 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Polycystic Ovarian Disease atau PCOD dapat memengaruhi kondisi ovarium. Ketahui gejala PCOD dengan membaca ulasan di bawah ini.

Ini Gejala-Gejala Polycystic Ovarian Disease atau PCOD

Polycystic ovarian disease (PCOD) sering dianggap sama dengan Polycystic Ovarian Syndrome (PCOS). Sebab, sekelompok gejala PCOD dan PCOS hampir mirip. Kendati begitu, keduanya merupakan kondisi yang berbeda.

Dokter Dyah Novita Anggraini mengatakan, PCOD memengaruhi kondisi ovarium. PCOD ditandai ketika ovarium melepaskan sel telur sebelum waktunya dan seiring waktu dapat berubah membesar menjadi kista.

Karena ovarium membesar dan mengeluarkan sejumlah besar hormon pria (androgen), wanita dengan PCOD dapat menyebabkan beberapa gejala berikut:

 

1. Menstruasi Tidak Teratur (Amenorrhea)

Amenorrhea merupakan kondisi menstruasi tidak teratur. Biasanya, wanita dengan amenorrhea dapat mengalami menstruasi setiap dua hingga tiga bulan sekali. Salah satu faktor amenorrhea adalah ketidakseimbangan hormon.

2. Pendarahan Hebat (Menorrhagia)

Menorrhagia merupakan kondisi perdarahan menstruasi yang berlangsung lebih dari tujuh hari. Ketidakseimbangan hormon pada penderita PCOD bisa memicu menoragia.

Artikel Lainnya: Bagaimana Proses Terjadinya Kehamilan?

3. Rambut Tumbuh Lebat (Hirsutisme)

Hirsutisme dapat terjadi karena adanya peningkatan hormon androgen pada wanita. Hirsutisme ditandai dengan tumbuh bulu berlebih pada tubuh wanita. Bulu atau rambut halus bisa tumbuh di wajah, leher, dada, perut, punggung bawah, bokong, dan paha.

4. Kenaikan Berat Badan

Menurut dr. Muhammad Iqbal Ramadhan, penderita PCOD memiliki risiko mengalami resistensi insulin yang menyebabkan peningkatan berat badan, risiko diabetes dan penyakit lainnya.

“Hormon yang tidak stabil akan membuat wanita memiliki gangguan makan yang berlebih. Sehingga berat badan jadi naik,” kata dr. Iqbal.

5. Jerawat

Tingginya kadar hormon androgen dapat menyebabkan jerawat pada wanita dengan PCOD. Tingginya hormon androgen dapat merangsang kelenjar minyak secara berlebihan.

Hormon androgen juga mengubah sel-sel kulit yang melapisi folikel rambut, membuatnya lengket, sehingga cenderung menyumbat pori-pori dan memicu munculnya jerawat.

Artikel Lainnya: Fakta Ovulasi pada Wanita yang Mungkin Belum Anda Ketahui

Untuk menangani kondisi PCOD, biasanya dokter akan menganjurkan perubahan gaya hidup yang lebih sehat.

Anda dapat menjaga atau mengatur berat badan tetap ideal, melakukan diet rendah karbohidrat dan tinggi protein, serta melakukan olahraga teratur dan bergerak aktif.

Selain itu, penting untuk berkonsultasi secara berkala kepada dokter spesialis kandungan dan kebidanan atau obgyn. Dokter dapat melakukan pemeriksaan ovarium secara berkala dan memberikan perawatan  yang tepat.

Jika Anda memiliki pertanyaan perihal kesehatan reproduksi, konsultasikan kepada dokter melalui fitur Live Chat di aplikasi KlikDokter.

(OVI/JKT)

Referensi:

Nightingales. Diakses 2021. PCOD- Causes, Symptoms and Treatment

Pace Hospital. Diakses 2021. PCOD and PCOS: Causes, Symptoms, Differences and Treatment

Apollo Cradle and Children’s Hospital. Diakses 2021. What is Difference between PCOD vs PCOS?

Mayo Clinic. Diakses 2021. Amenorrhea

hormonWanitareproduksi

Konsultasi Dokter Terkait