HomeInfo SehatKesehatan LansiaDeretan Faktor yang Menyebabkan Sarkopenia pada Lansia
Kesehatan Lansia

Deretan Faktor yang Menyebabkan Sarkopenia pada Lansia

Aditya Prasanda, 21 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Lansia berusia di atas 50 tahun lebih berisiko mengalami sarkopenia. Apa penyebabnya? Cari tahu selengkapnya lewat fakta medis berikut ini!

Deretan Faktor yang Menyebabkan Sarkopenia pada Lansia

Lansia berusia di atas 50 tahun lebih rentan mengalami sarkopenia. Kondisi berkurangnya massa dan kekuatan otot ini menyebabkan kemampuan fisik menurun drastis.

Pasalnya, sarkopenia menyebabkan tubuh lansia lebih lemah dan mudah kelelahan. Bahkan, studi dalam National Center for Biotechnology Information mengungkapkan bahwa kondisi tersebut juga dapat memperpendek harapan hidup penderita.

Atas dasar itu, mengetahui faktor risiko sarkopenia adalah hal yang penting guna mewaspadai kondisi tersebut di masa datang.

Penyebab Sarkopenia yang Perlu Diketahui

Apa saja yang menjadi faktor penyebab sarkopenia? Berikut ini beberapa di antaranya:

1. Kurang Gerak

Mobilitas dapat berkurang seiring bertambahnya usia. Penyebabnya bisa karena berkurangnya kegiatan, menderita penyakit, maupun sedang dalam proses penyembuhan.

Di sisi lain, pola hidup minim gerak justru dapat menyebabkan penggunaan otot tidak optimal.

Artikel Lainnya: Cegah Otot Menyusut Saat Lansia dengan Cara Ini!

Menurut riset National Center for Biotechnology Information, penggunaan otot yang tidak optimal merupakan penyebab utama sarkopenia.

Hal itu karena otot yang tidak digunakan dapat kehilangan massa lebih cepat. Selain itu, kekuatan otot juga berkurang secara signifikan. 

Salah satu bentuk mobilitas alias kurang gerak yang paling cepat menyebabkan hilangnya massa dan kekuatan otot adalah terlalu sering tirah baring.

2. Pola Makan Tidak Seimbang

Tidak sedikit lansia menjalani diet rendah kalori dan protein. Hal ini karena pertambahan usia menyebabkan munculnya sejumlah masalah medis, seperti kerusakan gigi dan gusi, kesulitan menelan, maupun jenis penyakit lainnya.

Padahal, pola makan tidak seimbang, seperti minim kalori dan protein, dapat menyebabkan massa otot berkurang dan berat badan menurun. Keadaan ini, cepat atau lambat, dapat mencetuskan sarkopenia.

3. Peradangan

Faktor penyebab sarkopenia selanjutnya, yaitu peradangan jangka panjang. Disampaikan dr. Reza Fahlevi, Sp.A, hal ini karena tubuh mengeluarkan berbagai sitokin yang menyebabkan peradangan.

Sitokin merupakan protein yang berperan di dalam sistem imunitas tubuh. Dalam keadaan normal, sitokin bekerja membantu sistem imunitas melawan serangan bakteri dan virus.

Artikel Lainnya: Dorong Lansia untuk Produktif di Usia Senja, Ini Tipsnya

Peradangan merupakan reaksi alami tubuh yang menandakan bahwa sitokin dan sistem imunitas sedang bekerja.

“Sayangnya, jika terjadi dalam waktu lama atau kronis, peradangan dapat menimbulkan radikal bebas yang dapat menyebabkan sarkopenia,” kata dr. Reza.

Pasalnya, radikal bebas dapat mengganggu proses regenerasi sel tubuh yang mengalami kerusakan. Salah satu dampaknya, yaitu memicu pengurangan massa dan kekuatan otot.

Selain itu, ada pula sejumlah gangguan kesehatan yang menyebabkan peradangan jangka panjang dan meningkatkan risiko sarkopenia, termasuk penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), rheumatoid artritis (RA), lupus, vaskulitis, luka bakar parah, TBC, Crohn’s disease, dan kolitis ulseratif.

4. Stres

Sejumlah kondisi medis dapat menyebabkan tubuh mengalami stres. Hal ini pada gilirannya dapat berkembang menjadi sarkopenia.

Kondisi medis yang meningkatkan risiko stres tubuh pemicu sarkopenia, meliputi penyakit hati (liver), gagal jantung, gagal ginjal, dan kanker.

Turunkan risiko sarkopenia saat lansia dengan menerapkan gaya hidup aktif dan sehat sejak dini.

Jangan lupa juga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin ke dokter, agar kondisi tubuh Anda selalu terpantau.

Jika ingin tanya lebih lanjut seputar masalah kesehatan lain, Anda bisa berkonsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/AYU)

Referensi:

Healthline. Diakses 2021. How to Fight Sarcopenia (Muscle Loss Due to Aging).

National Center for Biotechnology Information. Diakses 2021. Sarcopenia: a predictor of mortality and the need for early diagnosis and intervention.

National Center for Biotechnology Information. Diakses 2021. The Epidemiology of Sarcopenia

LansiaOtot

Konsultasi Dokter Terkait