Kesehatan Lansia

Penyebab Sarcopenia, Kehilangan Massa Otot pada Lansia

Endah Murniaseh, 22 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sarcopenia adalah kondisi penyusutan otot yang umumnya dialami lansia. Waspadai kondisi ini dengan mengenali dan mengantisipasi penyebab sarcopenia sejak dini!

Penyebab Sarcopenia, Kehilangan Massa Otot pada Lansia

Menerapkan gaya hidup aktif dan sehat adalah hal penting yang mesti dilakukan sejak muda. Jika malah melakukan hal sebaliknya, malas bergerak atau tidak mengatur pola makan, Anda lebih berisiko mengalami penurunan massa otot ketika lanjut usia.

Penurunan massa otot pada lansia dikenal dengan istilah sarcopenia. Kondisi ini dapat memengaruhi kekuatan tubuh, bahkan mampu menurunkan keseimbangan dan mengganggu gaya berjalan.

 

Penyebab dan Faktor Risiko Sarcopenia

Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab sarcopenia, antara lain:

1. Usia

Mengutip Medical News Today, massa otot akan mulai menurun saat usia 40 tahunan. Jaringan otot bahkan bisa hilang lebih cepat saat Anda memasuki usia 60–70 tahunan.

Tingkat penurunan massa otot akan bervariasi pada setiap orang. Akan tetapi, setiap satu dekade, massa otot akan hilang sebanyak 3–8 persen.

Artikel Lainnya: Rekomendasi Olahraga Duduk untuk Lansia

Saat usia bertambah, kemampuan tubuh untuk memproduksi protein juga menurun. Padahal, protein bermanfaat untuk pertumbuhan otot tubuh. Jadi, ketika produksi protein menurun, sel-sel otot juga akan mengecil.

Usia yang bertambah dapat pula menurunkan kadar hormon testosteron dan insulin. Padahal, hormon-hormon tersebut berperan penting dalam pertumbuhan otot dan massanya.

2. Tidak Aktif Bergerak

Orang yang tidak aktif secara fisik memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami sarcopenia. Menurut dr. Astrid Wulan Kusumoastuti, hal ini karena penggunaan otot yang sedikit akan menyebabkan penurunan massa otot.

“Karena penggunaan otot yang minim, massa otot pun bisa berkurang,” kata dr. Astrid.

3. Asupan Nutrisi yang Buruk

Jika tidak mengatur asupan nutrisi sehari-hari sejak dini, bukan tidak mungkin Anda akan lebih berisiko mengalami sarcopenia ketika tua nanti.

Risiko tersebut bisa meningkat berkali lipat saat lansia, karena mereka cenderung mengonsumsi makanan lebih sedikit.

Berdasarkan Medical News Today, sebanyak 41 persen wanita dan 38 persen pria yang berusia 50 tahun tidak mengonsumsi protein sesuai dengan rekomendasi harian.

Artikel Lainnya: Dorong Lansia untuk Produktif di Usia Senja, Ini Tipsnya

Gejala Sarcopenia yang Mesti Anda Waspadai

Gejala sarcopenia bisa bervariasi pada setiap orang. Hal ini dikarenakan besarnya massa otot yang hilang pada setiap orang akan berbeda.

Merujuk Medical News Today, gejala sarcopenia pada umumnya adalah sebagai berikut:

  • Penurunan ukuran otot
  • Kelemahan
  • Kehilangan daya tahan
  • Keseimbangan yang buruk
  • Kesulitan menaiki tangga

Orang-orang yang mengalami sarcopenia berisiko lebih tinggi untuk terjatuh. Selain itu, mereka juga memiliki kemampuan fisik yang lebih terbatas.

Parahnya, kemampuan fisik yang terbatas pada penderita sarcopenia bisa memperburuk kondisi yang dialaminya.

Mengingat hal tersebut, Anda yang mengalami gejala sarcopenia sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter.

Hal ini bertujuan untuk menegakkan diagnosis, serta memberikan pengobatan yang paling tepat guna mencegah perburukan sarcopenia.

Jangan biarkan sarcopenia terus-menerus menggerogoti kualitas hidup Anda!

Ingin tahu lebih lanjut tentang sarcopenia? Punya pertanyaan terkait gangguan kesehatan lain?

Anda bisa berkonsultasi langsung kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.

(NB/AYU)

Sumber:

Medical News Today. Diakses 2021. Sarcopenia: What You Need to Know

Healthline. Diakses 2021. Sarcopenia

Wawancara dr. Astrid Wulan Kusumoastuti

kesehatan lansiaOtot

Konsultasi Dokter Terkait