Penyebab Perimenopause Ovary Pain yang Mesti Diwaspadai
Endah Murniaseh, 14 Des 2021
Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter
Perimenopause ovary pain dapat disebabkan oleh banyak hal. Kenali penyebabnya, agar Anda bisa lebih waspada terhadap kondisi tersebut.
Menopause adalah kondisi ketika wanita sudah tidak lagi mengalami haid selama 12 bulan berturut-turut. Kondisi ini biasanya dialami oleh wanita yang telah berusia 45–55 tahun.
Sebelum menopause, seorang wanita akan mengalami masa-masa yang disebut perimenopause. Pada kondisi tersebut, mereka rentan mengalami kondisi yang disebut perimenopause ovary pain.
Perimenopause ovary pain merupakan rasa nyeri yang umumnya terjadi pada perut dan punggung bagian bawah, serta panggul. Keluhan tersebut bisa menetap atau hilang dan timbul, dengan sensasi tumpul maupun tajam.
Banyak hal yang dapat menjadi faktor pemicu perimenopause ovary pain. Berikut ini beberapa di antaranya:
1. Ovulasi
Pada beberapa wanita, ovulasi yang terjadi setiap bulan dapat memicu nyeri di pertengahan siklus haid atau mittelschmerz.
“Nyeri berhubungan dengan pelepasan sel telur yang ada dalam siklus haid,” kata dr. Devia Irine Putri.
Keluhan tersebut digambarkan sebagai nyeri tumpul, yang terkadang terasa tajam seperti ditusuk atau disayat. Ada pula gejala lain yang dapat muncul, yaitu sakit kepala, masalah perut, dan tidak enak badan (malaise).
Artikel Lainnya: Dampak Menopause pada Relasi Ibu dan Anak
2. Haid
Selama perimenopause, kram perut saat haid bisa terjadi dan mungkin akan terasa lebih menyakitkan. Kondisi ini dapat lebih buruk, karena perubahan hormon yang terjadi saat perimenopause.
3. Endometriosis
Endometriosis merupakan kondisi yang terjadi saat jaringan endometrium berada di luar rahim. Jaringan tersebut akan bereaksi saat hormon berubah, sehingga memicu pendarahan di dalam panggul.
Gejala yang bisa dirasakan akibat endometriosis, yaitu kram perut parah dan darah haid deras.
4. Fibroid Rahim
Fibroid rahim merupakan tumor, bukan kanker, yang berada di rahim. Kondisi ini menyebabkan pendarahan hebat dan kram perut yang parah.
Menurut dr. Devia, kondisi tersebut dapat memicu perimenopause ovary pain karena lapisan fibroid yang menekan organ pelvis.
5. Kista Ovarium
Kista ovarium yang membesar dapat menimbulkan rasa nyeri. Keluhan digambarkan sebagai nyeri tumpul, yang bisa berubah tajam jika kista pecah atau terpuntir.
Gejala lain yang juga dapat muncul saat kista membesar, seperti perut kembung, haid tidak teratur dan terasa menyakitkan, nyeri saat berhubungan seksual, serta perubahan kebiasaan buang air kecil (BAK) dan buang air besar (BAB).
Artikel Lainnya: 9 Tips Menurunkan Berat Badan di Fase Menopause
6. Pelvic Inflammatory Disease (PID)
Pelvic Inflammatory Disease (PID) atau penyakit radang panggul merupakan infeksi yang terjadi pada organ reproduksi wanita. Kondisi ini umumnya disebabkan oleh penyakit menular seksual, seperti klamidia dan gonore.
Penderita PID dapat mengalami keluhan, seperti nyeri perut bawah atau panggul, demam, keputihan, dan rasa tidak nyaman saat berhubungan seksual maupun ketika menstruasi.
7. Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik terjadi saat sel telur yang telah dibuahi tumbuh di luar rahim. Kondisi ini dapat mencetuskan kram yang parah di kedua sisi perut bagian bawah.
Kehamilan ektopik juga dapat memicu kondisi lain, seperti nyeri bahu, pusing, badan lemas, dan pendarahan internal.
Karena terjadi di luar rahim, janin juga tidak akan hidup.
8. Torsi Ovarium
Kondisi ini terjadi ketika ovarium terpuntir dan suplai darah terputus, sehingga memicu nyeri parah pada panggul.
Torsi ovarium sering disertai dengan mual maupun muntah, dan perlu diatasi dengan tindakan operasi.
Artikel Lainnya: Konsumsi Kafein Bisa Memperburuk Gejala Menopause
9. Kanker Ovarium
Kanker ovarium juga bisa menjadi penyebab perimenopause ovary pain, meski jarang terjadi. Keluhan yang timbul bisa dirasakan lebih parah dan menyakitkan daripada nyeri haid.
10. Polycystic Ovary Syndrome (PCOS)
Polycystic Ovary Syndrome (PCOS) adalah kondisi yang terjadi ketika ovarium menghasilkan hormon androgen berlebih.
Saat menderita PCOS, Anda dapat mengalami haid yang tidak teratur, penambahan berat badan, dan gangguan kesuburan.
11. Ovarian Remnant Syndrome
Ovarian remnant syndrome bisa terjadi saat sisa jaringan ovarium muncul setelah oophorectomy atau operasi pengangkatan indung telur.
Ovarian remnant syndrome dapat menunda menopause, namun menimbulkan nyeri panggul dalam waktu lama.
Saat mengalami ovarian remnant syndrome, Anda bisa merasakan nyeri saat berhubungan seksual dan buang air kecil atau besar.
Turunkan risiko perimenopause ovary pain dengan menerapkan gaya hidup aktif dan sehat sejak dini. Namun, jika Anda telanjur mengalami gejala-gejala terkait kondisi tersebut, segera periksakan diri lebih lanjut ke rumah sakit terdekat.
Anda juga bisa berkonsultasi kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi KlikDokter.
(NB/JKT)
Konsultasi Dokter Terkait
Artikel Terkait