Covid-19

Varian Omicron Dikaitkan dengan Pasien HIV, Apa Sebabnya?

Tri Yuniwati Lestari, 01 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Para ahli menghubungkan antara varian Omicron dengan tingginya kasus HIV di Afrika selatan. Bagaimana penjelasannya?

Varian Omicron Dikaitkan dengan Pasien HIV, Apa Sebabnya?

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah menetapkan varian virus corona B.1.1.529 atau yang diberi nama Omicron sebagai Varian of Concern (VOC) atau varian yang sedang dalam perhatian.

Varian Omicron ditetapkan sebagai VOC karena memiliki jumlah mutasi sebanyak 32 pada protein lonjakannya.

Lalu, baru-baru ini para peneliti menduga ada relasi antara banyaknya pasien HIV yang terserang COVID-19 di Afrika Selatan dengan mutasi varian Omicron.

Lantas, apa hubungan banyaknya pasien HIV yang terserang virus corona dengan mutasi varian Omicron? Untuk mengetahui jawabannya, simak ulasan berikut ini.

Penyebab Banyak Pasien HIV Terpapar Omicron di Afrika Serikat

Para ilmuwan Afrika Selatan yang melacak virus corona baru Omicron menyatakan bahwa kemungkinan mutasi Omicron terbentuk pertama kali pada pasien dengan HIV/AIDS yang mengalami infeksi COVID-19 berkepanjangan.

Melansir The Russian News Agency TASS, para Ilmuwan menjelaskan, virus dapat berlipat ganda selama berminggu-minggu pada mereka yang memiliki sistem kekebalan lemah, termasuk pasien HIV.

HIV atau human immunodeficiency virus pada dasarnya dapat merusak sel-sel dalam sistem kekebalan tubuh penderitanya. Tidak hanya itu, HIV juga dapat melemahkan kemampuan tubuh untuk melawan infeksi virus atau penyakit.

Oleh sebab itu, Dokter Theresia Rina Yunita berpendapat, kemungkinan inilah yang yang memicu mutasi varian Omicron pada tubuh pasien HIV di Afrika Selatan.

Artikel Lainnya: Mengenal Varian COVID-19 R.1, Apa Lebih Berbahaya?

“Karena ketidakmampuan sistem kekebalan tubuh pasien HIV untuk mengatasi virus, terjadilah mutasi yang sangat hebat,” ucapnya.

Dokter Theresia menambahkan, penduduk Afrika Selatan terkenal dengan infeksi HIV yang tidak terkontrol dengan baik. Bahkan, banyak pasien HIV di sana yang tidak menerima pengobatan sama sekali.

Kondisi tersebut berkontribusi menyebabkan varian Omicron tidak hanya bermutasi, tapi juga lebih mudah menyebar pada penduduk Afrika Selatan yang mengalami HIV.

Untuk itu, WHO mengambil tindakan untuk menghindari penyebaran varian Omicron di Afrika. Caranya dengan berusaha mendeteksi virus pada orang dengan sistem kekebalan yang lemah, serta mengisolasi mereka sampai penularan berhenti.

Mutasi Virus Corona pada Pasien Immunocompromised Lain

Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Nature pada bulan Februari, menunjukkan data satu pasien immunocompromised. Pasien tersebut  meninggal setelah 102 hari positif COVID-19. Kondisi immunocompromised menyebabkan pasien punya masalah dalam sistem kekebalan tubuh. 

Para peneliti mengurutkan sampel yang diambil pada hari ke-23 setelah pasien dirawat dan pada hari terakhir pasien, yaitu pada hari ke-102.

Tim dari University of Cambridge di Inggris menemukan, virus yang telah bermutasi pada hari ke 102 dalam tubuh pasien punya kemampuan lolos dari antibodi.

Artikel Lainnya: Varian Corona C.1.2, Lebih Berbahaya dari Delta?

Kemudian, studi lain yang dilakukan para peneliti dari Harvard Medical School, diterbitkan di The New England Journal of Medicine (NEJM), menemukan bahwa infeksi virus corona pada pasien immunocompromised dapat menimbulkan mutasi yang berbahaya.

Pada penelitian tersebut, pasien immunocompromised yang telah menjalani pengobatan antikoagulan, steroid, dan antivirus selama 152 hari menunjukan 12 mutasi lonjakan yang mengkhawatirkan.

Para peneliti mencatat bahwa pasien kanker;  pasien dengan terapi tertentu, pengguna glukokortikoid dalam waktu lama, pasien kemoterapi jangka panjang, atau radioterapi; perlu mendapat perhatian khusus saat terpapar virus corona. Sebab, virus dapat bermutasi dengan lebih mudah pada tubuh pasien tersebut.

Mutasi virus juga dapat terjadi pada orang penerima transplantasi organ dan pasien HIV yang tidak mendapat pengobatan atau kondisinya tidak terkontrol. Akibatnya, virus hasil mutasi dapat menyebar lebih cepat dan mengurangi efektivitas vaksin.

Oleh sebab itu, selain vaksinasi, testing, tracing dan treatment yang cepat dan tepat dibutuhkan untuk menghindari mutasi-mutasi virus corona baru yang berbahaya.

Itulah penjelasan mengenai Omnicron pada pasien HIV. Ikuti terus perkembangan virus corona dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter. Anda juga dapat menggunakan layanan LiveChat 24 jam dari Klikdokter untuk berkonsultasi langsung dengan dokter.

(PUT/JKT)

Referensi:

The Russian News Agency TASS. Diakses 2021. Omicron strain may have been formed in HIV patient, immunologist thinks.

Independent.Uk. Diakses 2021. Omicron: Everything we know about the new Covid variant.

Sky News. Diakses 2021. COVID-19: Emergence of Omicron variant could be down to 'reservoirs' of virus in the unvaccinated and immunosuppressed.

The Print. Diakses 2021. Omicron variant could have emerged from AIDS patient with prolonged Covid, scientists suspect.

virus coronaHIV

Konsultasi Dokter Terkait