Kesehatan Bayi

Efek Samping Konsumsi Buah Kering pada Bayi

Tri Yuniwati Lestari, 05 Des 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Buah kering dapat menjadi pilihan camilan bayi di masa MPASI. Namun, waspada risiko efek samping yang bisa terjadi.

Efek Samping Konsumsi Buah Kering pada Bayi

Buah kering tergolong camilan yang cukup aman dan sehat untuk bayi usia 6 bulan ke atas. Namun, Anda tetap harus berhati-hati dengan risiko efek sampingnya.

Berikut ini beberapa efek samping yang mungkin terjadi pada bayi akibat makan buah kering:

1. Kelebihan Berat Badan

Buah kering kaya akan gula seperti glukosa dan fruktosa. Asupan gula berlebih dalam jangka panjang dikaitkan dengan beberapa masalah kesehatan, misalnya obesitas.

Makanan manis juga dapat meningkatkan kecenderungan konsumsi berlebih. Jika bayi terlihat senang atau antusias saat makan manis, bukan berarti ibu bisa memberikannya lagi dan lagi.

Karena itu, jangan lupa batasi konsumsi buah kering untuk bayi.

2. Masalah Gigi

Mengonsumsi buah kering yang mengandung gula berlebih dapat menyebabkan masalah gigi pada bayi.

Sisa gula yang menempel pada gigi bisa menjadi makanan bagi bakteri di dalam mulut. Bakteri tersebut dapat memicu kerusakan gigi seperti gigi berlubang.

Artikel Lainnya: Buah Kering, Baik atau Buruk untuk Kesehatan?

3. Gangguan Pencernaan

Sebuah penelitian dalam International Journal of Medical Research and Health Sciences menyatakan, buah-buahan kering kaya akan serat makanan.

Jika dikonsumsi berlebihan, dapat menyebabkan gangguan pencernaan seperti kram perut, kembung, sembelit, atau bahkan diare.

4. Alergi

Buah-buahan kering sering kali diawetkan dengan bantuan sulfit. Sulfit adalah bahan pengawet yang biasa digunakan untuk makanan.

Sulfit dapat menyebabkan reaksi alergi pada beberapa anak. Jika sebelumnya bayi mengalami reaksi alergi pada bahan sulfit, periksa label kemasan buah kering sebelum membeli.

Selain itu, dr. Sara Elise Wijono, MRes, mengatakan ibu harus memahami buah apa saja yang memicu alergi pada anak.

“Buah kering bisa saja menimbulkan alergi pada anak, kalau memang sebelumnya anak memiliki alergi terhadap buah tersebut. Jadi, biasanya bukan [proses] dikeringkan yang membuat alergi, cuma karena memang anak alergi pada buahnya,” jelas dr. Sara.

Artikel Lainnya: Terbuat dari Sayur dan Buah, tapi Apa Asinan dan Manisan Itu Sehat?

5. Reaksi Akibat Kontaminasi Toksin

Buah kering yang tidak disimpan dengan baik rentan terkontaminasi jamur, seperti Alternaria, Penicillium, dan Aspergillus.

Jamur tersebut bisa melepaskan mikotoksin, atau racun pada makanan yang berbahaya bahkan dapat berujung fatal.

Periksa tanggal pengemasan pada produk buah kering, dan beli di toko tepercaya. Simpan buah kering dalam wadah kedap udara di tempat sejuk dan kering, serta jauh dari sinar matahari.

Dokter Sara berpesan, jika ibu ingin memberikan buah kering kepada bayi di bawah usia 1 tahun, pastikan untuk memotong kecil atau mengiris tipis buah kering terlebih dahulu. Langkah ini penting untuk menghindari risiko bayi tersedak.

Lalu, jangan sering memberi bayi buah kering agar ia terhindar dari gangguan kesehatan yang bisa timbul. Cukupi asupan nutrisi lainnya untuk membantu tumbuh kembang si kecil secara optimal.

Konsultasi dengan dokter anak juga bisa cepat dan mudah melalui Tanya Dokter.

(FR/AYU)

Referensi:

Wawancara dr. Sara Elise Wijono, MRes.

International Journal of Medical Research & Health Sciences. Diakses 2021. Dry Fruits and Diabetes Mellitus.

Journal of Food and Nutrition Sciences. Diakses 2021. Dried Fruits – Brief Characteristics of their Nutritional Values. Author’s Own Data for Dietary Fibers Content.

Baby Center. Diakses 2021. When can my baby eat raisins and dried fruit?

Mom Junction. Diakses 2021. Dry Fruits For Babies: Health Benefits, Precautions and Recipes.

Kesehatan BayiNutrisi Bayi

Konsultasi Dokter Terkait