HomeInfo SehatTHTStudi: Suntik Steroid ke Telinga Efektif Atasi Tuli Mendadak
THT

Studi: Suntik Steroid ke Telinga Efektif Atasi Tuli Mendadak

Aditya Prasanda, 21 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Selain secara oral, studi terbaru menemukan steroid yang disuntikkan ke telinga efektif mengobati tuli mendadak. Simak temuannya di sini.

Studi: Suntik Steroid ke Telinga Efektif Atasi Tuli Mendadak

Tuli mendadak merupakan kondisi medis yang menyebabkan penderitanya kehilangan pendengaran tiba-tiba. Gangguan pendengaran sensorineural ini dapat berlangsung selama kurang dari 72 jam.

Berdasarkan National Institutes of Health, AS, diperkirakan ribuan orang mengalami tuli mendadak setiap tahunnya. Mereka umumnya berusia sekitar 40-60 tahun.

Untuk mengatasi kondisi ini, dokter biasanya meresepkan steroid oral bernama prednison. Namun, studi terbaru mengungkapkan efektivitas steroid dalam mengobati tuli mendadak tidak hanya dapat diperoleh dengan mengonsumsi obat secara oral.

Peneliti menemukan, cara mengatasi tuli mendadak dapat dilakukan dengan menyuntikkan steroid langsung ke gendang telinga. Metode ini dikenal sebagai injeksi steroid intratimpani.

Studi Injeksi Steroid Atasi Tuli Mendadak

Riset dilakukan tim peneliti dari Harvard Medical School dan the Massachusetts Eye and Ear Infirmary. Hasil penelitiannya diterbitkan melalui Journal of American Medical Association pada 2011 silam.

Artikel Lainnya: Dari yang Ringan hingga Berat, Kenali Derajat Gangguan Pendengaran

Studi melibatkan lebih dari 250 pasien tuli mendadak, yang kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama merupakan pasien yang diberikan 60 miligram prednison oral selama 14 hari.

Prednisone merupakan obat kortikosteroid yang berfungsi mengurangi gejala peradangan, seperti iritasi, nyeri, dan pembengkakan di dalam tubuh. Obat ini bekerja dengan melemahkan sistem kekebalan, guna mengurangi reaksi berlebih imun dan gejala peradangan yang disebabkannya.

Sementara, kelompok kedua memperoleh 40 miligram metilprednisolon yang disuntikkan langsung ke gendang telinga. Injeksi steroid intratimpani tersebut diberikan sebanyak 4 kali selama 2 pekan.

Metilprednisolon merupakan obat kortikosteroid yang mencegah tubuh melepaskan senyawa kimia pemicu peradangan. Obat ini juga membantu meredakan gejala peradangan.

Para peneliti selanjutnya memantau kondisi kesehatan relawan selama enam bulan. Hasil riset mengungkapkan, kondisi pendengaran kedua kelompok peserta sama-sama pulih pada level serupa. Hal ini terjadi pada bulan ke-2 dan ke-6.

Kelompok pasien yang menerima prednison oral mengalami efek samping berupa perubahan suasana hati dan nafsu makan, serta gangguan tidur.

Sementara, kelompok yang disuntikkan steroid ke telinga mengalami efek samping berupa nyeri di area suntikan dan vertigo. Beberapa pasien juga mengeluhkan infeksi telinga maupun gendang telinga pecah.

Artikel Lainnya: Lakukan Hal Ini Bila Telinga Kemasukan Air

Meski begitu, sebagian besar efek samping injeksi steroid intratimpani hilang dalam kurun enam bulan.

Kendati memiliki efektivitas yang sama dalam menyembuhkan tuli mendadak, para peneliti menyimpulkan kedua metode tersebut tidak bisa serta merta diterapkan pada semua pasien.

Karena, pengobatan steroid oral ataupun injeksi dapat menimbulkan reaksi beragam pada setiap pasien.

Pemimpin penelitian, dr. Steven Rauch berharap temuan ini pada gilirannya dapat membantu dokter menentukan alternatif pengobatan steroid yang tepat bagi pasien tuli mendadak.

“Misalnya, pasien yang karena alasan medis tertentu tidak dapat menggunakan steroid oral, mungkin bisa dipertimbangkan memperoleh injeksi steroid intratimpani,” jelasnya.

Mekanisme Suntik Steroid Atasi Tuli Mendadak

Sangat disayangkan, studi tersebut tidak menjelaskan lebih jauh bagaimana mekanisme injeksi steroid intratimpani dalam mengatasi tuli mendadak.

Dokter Devia Irine Putri menduga, manfaat suntik steroid untuk mengatasi gejala tuli mendadak berasal dari kemampuan obat dalam mengurangi gejala peradangan.

“Mekanismenya memang belum jelas. Namun, diduga karena mengurangi peradangan pada koklea dan saraf auditori. Hal ini membantu memulihkan kondisi pendengaran penderita tuli mendadak,” jelasnya.

Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar gangguan telinga dan pengobatannya, konsultasi ke dokter online lewat Live Chat Klikdokter.

(FR/JKT)

telingaKehilangan PendengaranGangguan Pendengaran