HomeInfo SehatGinjal dan Saluran KemihFungsi dan Cara Kerja Alat Kateter Urine
Ginjal dan Saluran Kemih

Fungsi dan Cara Kerja Alat Kateter Urine

Aditya Prasanda, 15 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Tidak hanya pada kondisi gangguan kemih, kateter urine digunakan dokter untuk pasien dengan beragam kondisi lainnya. Ini fungsi dan penggunaannya.

Fungsi dan Cara Kerja Alat Kateter Urine

Jika Anda kesulitan buang air kecil, mengalami inkontinensia urine (sulit mengontrol BAK), dan punya masalah kandung kemih, dokter mungkin akan merekomendasikan penggunaan kateter urine.

Kateter urine merupakan selang kecil berbahan lateks atau silikon lentur yang dimasukkan ke kandung kemih.

Dokter Astrid Wulan Kusumoastuti menjelaskan, fungsi kateter urine adalah mengeluarkan urine dari kandung kemih, sehingga pengguna dapat buang air kencing dengan normal.

Lebih dari itu, prosedur pemakaian kateter urine juga membantu dokter menangani pasien dengan beragam kondisi.

Siapa yang Memerlukan Kateter Urine?

Ketika air kencing tidak dikeluarkan, kandung kemih menjadi penuh. Akibatnya urine menumpuk di dalam ginjal. Kondisi ini bisa menyebabkan ginjal mengalami kerusakan.   

Artikel Lainnya: Hasil Tes Urine Epitel Positif, Apa Artinya dalam Medis?

Untuk mencegah hal ini, kateter urine digunakan demi membantu orang yang kesulitan buang air kecil secara normal. Penggunaan alat ini juga bermanfaat membantu pasien mengosongkan kandung kemih sebelum dan sesudah operasi.

Berikut beberapa kondisi yang memerlukan bantuan kateter urine:

  • Masalah Perkemihan

Orang yang punya masalah perkemihan, seperti tidak bisa kencing dengan normal maupun sulit mengontrolnya, perlu menggunakan kateter urine.

Gangguan perkemihan lainnya yang memerlukan prosedur ini yaitu retensi urine atau kondisi kandung kemih tidak dapat kosong seutuhnya.

  • Tidak Dapat Bergerak

Penggunaan kateter urine juga diperlukan pasien yang mengalami kesulitan bergerak. Misalnya, pasien tengah dirawat sebelum dan sesudah operasi, mengalami koma, cedera fisik, maupun dibius dalam rentang waktu yang lama. 

  • Kondisi Medis Lainnya

Pasien dengan masalah ginjal juga memerlukan kateter urine. Pasalnya; frekuensi, volume, dan aliran urine orang dengan kondisi medis tersebut perlu dipantau dokter.

Kondisi medis lainnya yang memerlukan bantuan kateter urine meliputi demensia, multiple sclerosis, hingga cedera saraf tulang belakang.

Cara Memasang Kateter Urine

Prosedur pemasangan kateter urine dilakukan dokter maupun perawat. Sebelum alat dimasukkan, petugas medis akan membuka dan membersihkan alat kelamin pasien terlebih dahulu.

Kemudian, pasien akan dibius lokal. Langkah ini dilakukan untuk mengurangi rasa sakit ketika kateter urine dipasangkan.

Selang kateter perlu dilumuri pelumas agar mudah dimasukkan ke saluran kencing.

Disampaikan dr. Astrid, cara pasang kateter urine dilakukan dengan memasukkan selang kateter ke kandung kemih. “Bisa melalui uretra (saluran kencing), lalu dikunci dengan menggembungkan balon di ujung kateter,” jelasnya.

Ketika selang sudah mencapai leher kandung kemih, pasien dapat langsung buang air kecil menggunakan selang kateter. Air kencing kemudian akan ditampung di kantong urine.

Artikel Lainnya: Urine Berbau Manis Tanda Diabetes dan Ketoasidosis Diabetik

Risiko Pemasangan Kateter Urine

Meskipun bermanfaat, penggunaan kateter urine dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih (ISK) pada uretra, kandung kemih, maupun ginjal. 

Menurut National Health Service (NHS), Inggris, semakin lama kateter digunakan, risiko infeksi yang ditimbulkannya semakin besar. 

Bahkan, terkadang pemasangan kateter urine dapat memicu masalah kesehatan lainnya seperti kejang kandung kemih; maupun kebocoran, penyumbatan, dan kerusakan uretra.

Oleh karena itu, penting untuk memasukkan kateter urine dengan benar dan steril. Alat perlu dirawat dengan baik dan hanya digunakan ketika diperlukan.

Itu dia fungsi dan cara kerja kateter urine. Jika Anda bingung menggunakan alat medis tertentu, chat dokter lebih mudah lewat Live Chat Klikdokter.

(FR/JKT)

urineBuang Air KecilSusah Buang Air Kecil

Konsultasi Dokter Terkait