HomeInfo SehatPencernaanFakta Detoks Liver, Ampuh atau Tidak? Ini Kata Dokter
Pencernaan

Fakta Detoks Liver, Ampuh atau Tidak? Ini Kata Dokter

Aditya Prasanda, 06 Nov 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Beberapa praktisi pengobatan alternatif menganjurkan metode liver detox untuk membersihkan racun di organ hati. Namun, apakah tindakan ini aman?

Fakta Detoks Liver, Ampuh atau Tidak? Ini Kata Dokter

Hati atau liver merupakan organ tubuh yang berfungsi membersihkan racun dan menghasilkan empedu. Ketika mengalami gangguan, organ ini tidak dapat menyaring zat beracun secara optimal.

Racun yang tak tersaring dengan optimal dapat mengakibatkan sejumlah gejala, seperti kulit kuning, gatal-gatal, mual, diare, kelelahan, gangguan pembuluh darah, hingga terciptanya batu empedu.

Untuk mengatasi gangguan hati, beberapa praktisi pengobatan alternatif menganjurkan metode liver detox. Cara ini disebut-sebut dapat membersihkan zat racun di dalam organ hati.

Benarkah dugaan tersebut? Simak tanggapan dokter soal kinerja detox hati melalui ulasan berikut!

Menyingkap Cara Kerja Detoks Liver

Proses detoksifikasi hati dilakukan melalui beberapa metode. Salah satunya adalah dengan mengonsumsi suplemen yang digadang-gadang dapat mengeluarkan racun dari dalam hati.

Cara kerja detoks liver selanjutnya, yaitu dengan mengonsumsi makanan dan minuman yang mendukung fungsi hati. Sebaliknya, makanan dan minuman yang dapat menyebabkan gangguan hati harus dihindari.

Liver detox juga konon dapat dilakukan dengan menggunakan prosedur enema. Cara ini diterapkan dengan memasukkan cairan melalui anus untuk diteruskan ke dalam usus besar.

 

Detoks Liver, Berbahaya atau Bermanfaat?

Meski terkesan meyakinkan, dokter dan ahli medis non-alternatif menilai bahwa detoks liver justru dapat membahayakan kesehatan.

Disampaikan dr. Theresia Rina Yunita, liver pada dasarnya memiliki kemampuan untuk membersihkan dirinya sendiri. Namun, saat sudah rusak atau fungsinya menurun, saat itulah penanganan medis dibutuhkan.

“Dalam medis, tidak ada metode detoksifikasi liver. Sebab, belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa metode ini efektif untuk memperbaiki kondisi liver yang sudah rusak,” ucap dr. Theresia Rina.

“Jika kondisi hati sudah rusak, melakukan detoks liver secara mandiri tanpa pengawasan dokter justru berisiko memperburuk kondisi,” tegasnya.

Melansir Medical News Today, berikut beberapa bahaya yang bisa terjadi akibat detox hati:

1. Kekurangan Gizi

Diet detox hati dengan mengonsumsi maupun menghindari asupan tertentu mungkin tidak akan menyuguhkan semua nutrisi yang dibutuhkan tubuh.

Pada gilirannya, metode tersebut malah dapat menyebabkan kondisi kekurangan gizi, utamanya pada anak-anak, wanita hamil, penderita diabetes, dan pasien dengan kondisi medis lainnya.

Artikel Lainnya: Badan Lemas, Sudah Pasti Gejala Fatty Liver?

2. Mengancam Nyawa

Jika tidak dilakukan dengan tepat, metode liver detox melalui enema dapat menyebabkan kerusakan usus. Kondisi ini pun dapat memicu kematian, khususnya apabila dilakukan sembarangan.

3. Masalah Medis Mendasar Tidak Terobati

Jika seseorang dengan kondisi medis tertentu melakukan detoks hati untuk menggantikan perawatan medis, maka penyakit yang dialaminya bisa semakin parah.

Faktanya, liver detox tidak terbukti dapat menyembuhkan kerusakan hati. Metode ini pun tidak disarankan untuk dijadikan sebagai pengganti pengobatan oleh dokter.

Bukannya bermanfaat, detoks hati justru bisa membahayakan kesehatan dan mengancam keselamatan. Atas dasar itu, sebaiknya pikir dua kali sebelum Anda memutuskan untuk melakukan metode tersebut.

Jika ingin menjaga kesehatan liver, lebih baik Anda mulai menerapkan gaya hidup sehat.

Pastikan pula untuk mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang, memperbanyak minum air putih, menghindari alkohol, tidak mengonsumsi obat sembarangan, dan melakukan vaksinasi hepatitis A maupun B.

Apabila Anda mengalami keluhan yang melibatkan organ hati (liver), tak perlu segan untuk segera melakukan konsultasi lebih lanjut kepada dokter melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

HatiLiver

Konsultasi Dokter Terkait