Covid-19

Vaksin Booster COVID-19 Beda Merek, Efektifkah?

Tri Yuniwati Lestari, 26 Okt 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Studi terbaru menemukan pemberian vaksin covid booster beda merek dari dosis 1 dan 2 terbukti aman dan efektif. Seperti apa penelitiannya? Cari tahu di sini.

Vaksin Booster COVID-19 Beda Merek, Efektifkah?

Penelitian mengenai mix and match atau pencampuran vaksin COVID-19 memang sedang dilakukan beberapa negara. Baru-baru ini tim peneliti dari Amerika Serikat melaporkan hasil uji coba pemberian vaksin booster beda merek dari dua dosis sebelumnya. 

Uji coba yang dilakukan di AS ini merupakan studi besar pertama yang membandingkan efek penggunaan vaksin berbeda sebagai penguat dari suntikan awal.

Lantas, benarkah menggunakan merek vaksin covid yang berbeda sebagai booster terbukti efektif perkuat antibodi? Ini penjelasan dokter.

 

Studi tentang Penggunaan Vaksin Booster Beda Merek

Penelitian mengenai pencampuran vaksin COVID-19 dirilis oleh National Institutes of Health, AS, pada Oktober 2021. Namun, studi ini belum ditinjau lebih jauh lagi (peer-reviewed).

Artikel lainnya: Fakta Soal Vaksin Booster COVID-19 yang Perlu Diketahui

Dalam rilis, para peneliti menemukan orang yang menerima vaksin Johnson & Johnson menghasilkan tingkat antibodi lebih kuat setelah mendapat suntikan booster dari Moderna atau Pfizer. Hal ini dibandingkan dengan booster dari Johnson & Johnson.

Para peneliti juga mengatakan, mereka yang awalnya divaksinasi dengan vaksin Pfizer atau Moderna dan menerima suntikan booster yang sama dari salah satu merek tersebut, menghasilkan respons kekebalan yang sama kuatnya.

Dalam riset tersebut, para peneliti mengukur tingkat antibodi dari 458 sukarelawan selama 2-4 minggu setelah booster diberikan. Suntikan booster diberikan 4-6 bulan setelah relawan menerima dua dosis vaksinasi.

Peneliti membagi para partisipan menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberi booster sama dengan jenis imunisasi awal.

Artikel lainnya: Booster Pfizer Diprioritaskan untuk Lansia di Atas 65 Tahun

Kelompok kedua diberi salah satu jenis booster berbeda dari vaksinasi sebelumnya. Booster yang tersedia yaitu Pfizer, Moderna, atau Johnson & Johnson.

Misalnya, jika kelompok pertama awalnya divaksinasi dengan dua dosis Pfizer, maka mereka juga mendapat booster Pfizer. Sedangkan, kelompok kedua yang mendapat dosis awal Pfizer mendapat booster dari Moderna atau Johnson & Johnson.

Dari hasil penelitian, kelompok pertama yang menerima vaksinasi awal Johnson & Johnson dan mendapat booster yang sama, menunjukkan antibodi sekitar lima kali lebih tinggi setelah mendapat booster.

Pada mereka yang awalnya menerima vaksin Johnson & Johnson tetapi diberi booster vaksin Pfizer atau Moderna, respons imunnya jauh lebih kuat. Tingkat antibodi diketahui 50 kali lebih tinggi setelah menerima booster Moderna.

Secara keseluruhan, hasil penelitian menemukan pencampuran dan pencocokan vaksin covid menghasilkan tingkat antibodi penetralisir (untuk melindungi sel dari patogen) yang sebanding atau lebih tinggi, dibandingkan dengan vaksin yang sama.

Para peneliti akan memantau peserta penelitian selama satu tahun. Langkah ini bertujuan untuk mendapatkan temuan tambahan tentang kekebalan jangka panjang dan bagaimana tingkat antibodi berubah dari waktu ke waktu.

Menurut direktur Institute for Immunization di University of Pennsylvania, AS, E. John Wherry, studi tersebut menunjukkan booster vaksin Pfizer atau Moderna sangat baik untuk orang yang sebelumnya menerima vaksin Johnson & Johnson.

Artikel lainnya: Dosis Vaksin COVID-19 Keempat, Perlukah?

Penelitian Lebih Lanjut Masih Dibutuhkan

Dokter Arina Heidyana mengatakan, penelitian tadi memang memberikan bukti bahwa vaksin dan booster COVID-19 dapat digunakan dengan aman dalam kombinasi berbeda.

“Dari studi yang sudah ada, mengatakan bahwa vaksin beda merek terbukti efektif. Kemudian, dari studi terbaru juga mengatakan bahwa vaksin beda merek bisa meningkatkan antibodi,” ucap dr. Arina.

“Namun, meskipun dari penelitian pencampuran vaksin memiliki efektivitas yang baik, penelitian lebih lanjut masih diperlukan,” ujarnya.

Melansir NBC News US, temuan dari tim peneliti Amerika Serikat tersebut akan dipresentasikan kepada komite penasihat Food and Drug Administration (FDA), AS.

Pertemuan ini akan mempertimbangkan rekomendasi otorisasi penggunaan darurat suntikan booster vaksin Moderna dan Johnson & Johnson.

Itulah update terkini seputar pencampuran vaksin COVID-19 dengan booster beda merek. Ikuti terus info kesehatan terbaru di aplikasi Klikdokter.

Anda juga dapat menggunakan layanan Live Chat untuk berkonsultasi dengan dokter secara online.

(FR/JKT)

virus coronaBoostervaksin virus corona

Konsultasi Dokter Terkait