HomeIbu Dan anakKesehatan AnakKapan Anak Harus Dibawa ke Psikolog? Ini Tandanya
Kesehatan Anak

Kapan Anak Harus Dibawa ke Psikolog? Ini Tandanya

dr. Jessica Florencia, Sp.PK, 22 Des 2022

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Gangguan kesehatan mental juga bisa dialami anak. Waspada, orangtua tak boleh luput memperhatikan tanda-tanda si kecil butuh konsultasi ke psikolog anak. Cek faktanya.

Kapan Anak Harus Dibawa ke Psikolog? Ini Tandanya

Seperti halnya orang dewasa, kesehatan mental anak-anak juga bisa terganggu. Gangguan mental pada anak harus segera diatasi. Salah satu caranya, yaitu dengan berkonsultasi ke tenaga profesional, seperti psikolog.

Lalu, kapan anak harus dibawa ke psikolog? Berikut sejumlah tanda-tanda si kecil memerlukan konsultasi dengan psikolog anak yang bisa Mama-Papa kenali:

1. Performa Anak Menurun 

6 Tips Menangani Si Kecil yang Malas Belajar (Mama Belle and the kids/Shutterstock)

Salah satu ciri anak perlu bantuan psikolog adalah ketika si kecil mengalami penurunan performa dalam beberapa hal. Misalnya, nilai pelajarannya memburuk, menunjukkan kehilangan minat pada hal-hal yang biasa dia disukai, hingga mengalami kemunduran (regresi) tanpa sebab yang jelas. 

Artikel lainnya: Ini Alasan Konseling Duka untuk Anak Penting Dilakukan

2. Muncul Keluhan Fisik yang Sulit Dijelaskan

Terkadang, kecemasan yang dirasakan bisa menimbulkan keluhan fisik. Apabila si kecil mengalami sakit kepala atau sakit perut, tapi tidak ada masalah kesehatan fisik yang terdeteksi, kemungkinan hal ini disebabkan oleh kecemasan. 

Kalau sudah begini, Mama-Papa mungkin perlu bantuan psikolog untuk membantu mengurai rasa cemas yang dirasakan anak.

3. Reaksi Emosional Berlebihan

Apakah anak Mama-Papa menunjukkan reaksi emosional berlebihan, seperti sering menangis, marah, gelisah, mudah tersinggung, atau sulit menghadapi tekanan?

Bukan tidak mungkin, perubahan emosional tersebut disebabkan oleh masalah kesehatan mental yang memerlukan bantuan psikolog. 

Artikel lainnya: Penyebab dan Cara Mengatasi Anak yang Berperilaku Kasar

4. Sulit Beradaptasi untuk Waktu yang Lama

Beberapa perubahan hidup yang sangat besar bisa membuat anak mau tidak mau harus menyesuaikan diri. Perubahan hidup yang dimaksud, seperti berpindah tempat tinggal, perceraian orang tua, kematian orang tua atau saudara kandung, kecelakaan yang meninggalkan trauma mendalam, maupun menjadi korban bencana alam. 

Apabila anak Mama-Papa kesulitan beradaptasi hingga berbulan-bulan, besar kemungkinan ada masalah serius yang harus ditangani dengan bantuan psikolog. Apalagi, jika kesulitan anak dalam beradaptasi sampai mengubah perilaku dan emosinya. 

5. Anak Mengisolasi Diri

Ilustrasi Gangguan Mental pada Anak

Ketika anak cenderung menarik diri dari lingkungan sosialnya, mungkin Mama-Papa perlu membawa si kecil ke psikolog. Apalagi jika kecenderungan mengisolasi diri disertai gerak-gerik menyembunyikan sesuatu seperti enggan bercerita kepada Mama dan Papa.

Mama-Papa juga tidak boleh diam saja apabila anak melontarkan celetukan macam "Enggak ada yang peduli juga kalau aku kabur.”

Artikel lainnya: Tips Memilih Psikolog dan Psikiater yang Tepat

6. Merasa Dirinya Tidak Berharga

Anak yang kesehatan mentalnya terganggu bisa merasa dirinya tidak berharga. Perasaan ini ditunjukkan lewat perilaku menarik diri hingga ucapan yang mengekspresikan ketidakberdayaan seperti, "Lebih baik, aku mati aja." 

Anak yang merasa dirinya tidak berharga biasanya juga memiliki kecenderungan untuk menyakiti diri sendiri. Kalau sudah begini, Mama dan Papa mungkin perlu membawa si kecil ke psikolog.

7. Sulit Diajak Bicara

Mama-Papa bisa mengetahui kapan anak harus dibawa ke psikolog ketika si kecil sulit diajak bicara. Beberapa tanda yang bisa dikenali, yaitu anak suka membantah, tidak mau mendengarkan orang tua, dan tidak mau diajak berdiskusi kendati segala upaya sudah dikerahkan Mama dan Papa.

Psikolog mungkin bisa membantu mengenali kebutuhan anak dan mengurangi ketegangan yang terjadi antara orang tua dan anak. 

Artikel lainnya: Pilihan Terapi Psikis untuk Anak Korban Bullying

8. Pola Tidur Berubah

Perubahan pola tidur bisa menandakan anak mengalami kecemasan dan stres berlebih. Kecemasan membuat anak kesulitan tidur. 

Anak yang mengalami stres juga bisa tidur lebih lama karena kehilangan minat terhadap beragam aktivitas yang biasa dijalani. 

9. Berperilaku Negatif Berulang Kali

Psikolog mungkin bisa membantu mengurai masalah yang dialami anak dengan perilaku negatif berulang kali. Contoh perilaku negatif yang dimaksud, seperti kebiasaan menyakiti diri sendiri, menindas teman di sekolah, mengambil uang orang tua secara diam-diam, hingga penyalahgunaan narkoba. 

Bantuan psikolog diperlukan terutama ketika Mama dan Papa sudah tidak tahu lagi harus berbuat apa. Untuk menyelamatkan kesehatan mental anak dan keutuhan keluarga, menemui psikolog bisa jadi solusi.

Kini, Mama dan Papa sudah tahu, ya kapan anak harus dibawa ke psikolog. Jangan tunda membawa anak ke psikolog apabila tanda-tanda di atas ditunjukkan oleh anak.

Artikel lainnya: Terlalu Banyak PR Sekolah Ganggu Kesehatan Mental Anak, Benarkah?

Mama dan Papa bisa bertanya pada konselor atau guru bimbingan penyuluhan (BP) di sekolah si kecil untuk memperoleh rekomendasi psikolog anak yang tepat. Mendatangi rumah sakit atau klinik tumbuh kembang tempat psikolog berpraktik juga bisa jadi pilihan. 

Mama-Papa bisa pula menggunakan layanan Tanya Dokter di aplikasi KlikDokter untuk berkonsultasi dengan psikolog secara online. #JagaSehatmu dan anak jadi lebih praktis. 

(ADT/JKT)

Kesehatan Anakkesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait