Reproduksi

Mengenal Pemeriksaan Histeroskopi untuk Kesuburan

Zahra Aminati, 08 Okt 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Untuk tahu apakah ada masalah kesuburan pada rahim, dokter menyarankan melakukan tes histeroskopi. Bagaimana prosedurnya? Adakah efek sampingnya?

Mengenal Pemeriksaan Histeroskopi untuk Kesuburan

Anda sering mengalami periode menstruasi yang berat atau mengalami kram parah saat datang bulan?

Kalau iya, dokter kandungan dapat menyarankan Anda melakukan histeroskopi untuk mengetahui tentang kesehatan organ reporoduksi.

Histeroskopi merupakan pemeriksaan yang dilakukan di dekat leher dan rahim wanita. Pemeriksaan ini juga memudahkan dokter untuk mengetahui apakah ada masalah kesuburan dan gangguan di rahim wanita.

Mengenal Pemeriksaan Histeroskopi

Mengutip National Health Service UK, histeroskopi merupakan prosedur yang diperlukan untuk memeriksa bagian dalam rahim (uterus).

Proses ini menggunakan histeroskop, yakni alat berbentuk selang lentur dan tipis yang terdapat cahaya serta kamera di ujungnya. Selang tersebut lantas dimasukkan ke rahim melalui vagina.

Gambar yang ditangkap akan ditampilkan pada monitor sehingga dokter dapat melihat bagian dalam rahim. 

Jika ditemukan sesuatu yang tidak normal, dokter akan mengambil sampel untuk pengujian. 

Artikel Lainnya: Tes Kesuburan Sebelum Menikah, Cara Deteksi Kemandulan Sejak Dini

Dijelaskan dr. Dyah Novita Anggraini, “Pemeriksaan histeroskopi sangat efektif untuk mendeteksi kesuburan dan gangguan pada rahim. Jadi kalau mau program hamil atau ada keluhan menstruasi, pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan.”

Selain itu, wanita disarankan melakukan prosedur ini bila mengalami:

  • hasil tes rahim yang tidak normal,
  • mengalami pendarahan setelah menopause,
  • adanya fibroid, polip, atau jaringan parut di rahim wanita,
  • mengalami lebih dari satu kali keguguran atau masalah dalam kehamilan,
  • dokter membutuhkan sampel jaringan kecil atau biopsi yang berasal dari jaringan rahim,
  • pasien sedang menjalani prosedur sterilisasi sebagai bentuk kontrasepsi permanen, dan
  • IUD tidak pada tempatnya.

Ada beberapa kelompok yang tidak disarankan untuk melakukan histeroskopi, misalnya ibu hamil, pasien kanker serviks, atau penderita radang panggul.

Itu sebabnya, sampaikan terlebih dahulu kondisi kesehatan Anda kepada dokter sebelum histeroskopi dilakukan.

Rangkaian Prosedur Histeroskopi

Histeroskopi biasanya dilakukan pada pasien rawat jalan, jadi pasien tidak perlu menginap di rumah sakit sebelumnya.

Artikel Lainnya: Cara Alami Meningkatkan Kesuburan Wanita Agar Cepat Hamil

Yang pertama, setelah melepaskan semua pakaian bawah, pasien diminta berbaring telentang. Posisi pasien ditekuk dengan kaki terbuka lebar. Selanjutnya, berikut prosedurnya.

  • Dokter bisa memberikan anestesi lokal di sekitar leher rahim atau bius total sesuai kondisi pasien.
  • Usai vagina dibersihkan, dokter menggunakan alat yang disebut dilator untuk membantu membuka vagina. Selanjutnya, alat yang disebut speculum digunakan untuk menjaga vagina tetap terbuka.
  • Kemudian, dokter memasukkan histeroskopi melalui vagina, leher rahim, hingga rongga rahim secara perlahan. Pasien mungkin merasakan kram atau ketidaknyamanan di tahap ini.

Biasanya, dibutuhkan waktu sekitar 30 menit secara total di tahap ini. Histeroskopi bisa selesai lebih cepat, yakni 5-10 menit jika dokter hanya mendiagnosis suatu kondisi atau menyelidiki gejala. 

Setelah proses histeroskopi selesai, pasien dibolehkan pulang. Beberapa hari setelah melakukan pemeriksaan ini, pasien dapat mengalami kram ringan atau pendarahan.

Untuk menangani ini, dokter memberikan obat untuk atasi rasa sakit setelah pemeriksaan. 

Usai proses ini, pasien disarankan untuk tidak melakukan hubungan seks setidaknya dua minggu setelah prosedur.

Artikel Lainnya: Mengenal USG Transvaginal untuk Pemeriksaan Organ Reproduksi Wanita

Risiko dari Pemeriksaan Histeroskopi

Pemeriksaan histeroskopi pada umumnya aman. Namun, setiap tindakan medis pasti ada risiko efek samping. Risiko tersebut bakal lebih tinggi dialami wanita yang sedang menjalani perawatan di rumah sakit. 

Menurut dr. Dyah, “Komplikasi yang terjadi pada pemeriksaan ini misalnya pendarahan, infeksi rahim, serta infeksi di sekitar organ rahim.”

Berikut penjelasan dari risiko pemeriksaan histeroskopi:

  • Pada kasus yang jarang, dapat terjadi kerusakan rahim yang tidak disengaja. Kondisi ini mungkin memerlukan perawatan di rumah sakit atau pada kasus yang jarang terjadi diperlukan operasi.
  • Pendarahan berlebihan selama atau setelah operasi dapat.
  • Infeksi rahim dapat juga terjadi pasca-histeroskopi. Pasien bisa demam atau pendarahan hebat, dan juga keputihan menjadi berbau. Kondisi ini bisa diobati dengan konsumsi antibiotik jangka pendek. Konsultasikan kepada dokter. 

Jika Anda mengalami masalah kesuburan atau nyeri menstruasi menyakitkan, histeroskopi bisa menjadi cara mengetahui penyebab keluhan. Konsultasikan kepada dokter bila Anda ingin menjalani tes ini. 

Chat dokter kami seputar masalah histeroskopi, program hamil, dan kesuburan melalui fitur LiveChat dari aplikasi Klikdokter.

(HNS/AYU)

Kesuburan

Konsultasi Dokter Terkait