Seks

Motif yang Mendorong Seseorang Melakukan Anal Seks

Aditya Prasanda, 15 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Anal seks merupakan aktivitas seksual yang dilakukan melalui anus. Ini penjelasan psikolog soal alasan seseorang melakukan varian seks tersebut.

Motif yang Mendorong Seseorang Melakukan Anal Seks

Anal seks merupakan aktivitas seksual yang dilakukan menggunakan anus atau dubur. Praktik ini dilakukan dengan memasukkan penis, jari, maupun sex toys (alat bantu seks) ke dalam anus, guna memperoleh kenikmatan seksual.

Meski begitu, jika dibandingkan dengan seks vaginal maupun oral, hubungan seksual melalui anal punya risiko tersendiri.

Pasalnya, berdasarkan Medical News Today, anus tidak memiliki pelumas alami seperti vagina. Tak ada pula cairan yang dapat mengurangi ketidaknyamanan akibat gesekan kulit, seperti air liur dalam mulut.

Selain itu, dibandingkan dengan vagina, lapisan dubur juga lebih tipis. Minimnya pelumas serta tipisnya jaringan anus, meningkatkan risiko robekan pada anus maupun rektum (organ di usus besar bagian akhir, tempat penyimpanan sementara feses) ketika melakukan seks anal.

Luka akibat gesekan tersebut juga berisiko dialami penis yang melakukan penetrasi. Kondisi ini diperburuk dengan kandungan bakteri pada tinja yang berpotensi menginfeksi anus, rektum maupun penis yang terluka.

Hal ini membuat pelaku seks anal berisiko tinggi mengalami penyakit menular seksual. Namun, tidak sedikit orang yang nekat mencoba anal seks. Mengapa demikian?

Motif Melakukan Anal Seks

Disampaikan psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi., ada beragam alasan yang mendorong seseorang melakukan seks anal. Berikut beberapa di antaranya.

1. Penasaran

Ikhsan mengatakan keinginan seseorang mencoba anal seks dapat didorong oleh rasa penasaran usai menonton film dewasa. 

Artikel lainnya: Ketahui Risiko Berhubungan Seks di Dalam Air

Adegan penetrasi melalui dubur dalam film biru, bisa membuat seseorang berfantasi dan mengira seks anal merupakan aktivitas yang menyenangkan.

2. Butuh Variasi

Motif lain yang mendorong seseorang ingin merasakan pengalaman seks anal adalah faktor kebutuhan variasi seks. 

Sebagian orang mungkin ingin merasakan sensasi seks yang berbeda. Bagi mereka, penetrasi selain lewat vagina menjadi pilihan.

“Jadi dengan variasi ini bisa saja menambah rangsangan seksual si individu atau kedua pasangan,” jelas Ikhsan.

Pasalnya, anus dipenuhi ujung saraf yang membuat bagian tubuh ini sangat sensitif, menilik WebMD. Itu sebabnya, bagi beberapa orang, aktivitas anal seks dapat menambah kenikmatan seksual.

Diperkirakan 90 persen pria melakukan hubungan sejenis melalui seks anal. Sementara, 5-10 pria melakukan anal seks bersama perempuan.

Artikel lainnya: Penyalahgunaan Narkoba Jadi Penyebab Perilaku Seks Berisiko!

Pikirkan Lagi, Sebelum Menyesal

Barangkali, tidak sedikit orang yang penasaran ingin mencoba anal seks. Namun sebelum Anda melakukannya, cobalah pikirkan sekali lagi risiko yang dapat ditimbulkan dari variasi seks ini.

Pasalnya, meski seks anal lebih minim risiko jika dilakukan menggunakan kondom, aktivitas ini tetap berbahaya karena dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.

Seperti disampaikan sebelumnya, seks anal meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit menular seksual termasuk klamidia, gonore, hepatitis, herpes, dan HIV/AIDS. 

Bahkan menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Amerika Serikat, seks anal merupakan aktivitas seksual yang paling berisiko tinggi menularkan HIV/AIDS. Hal ini bila dibandingkan dengan seks vaginal maupun oral.

Tidak hanya itu, anal seks juga dapat meningkatkan risiko cedera anus seperti wasir (kondisi membengkaknya rektum maupun dubur) maupun fisura ani (luka atau robekan di anus). 

Bahkan, seks anal dapat menyebabkan masalah medis yang lebih serius seperti perforasi (lubang) di usus besar.

Itulah beberapa motif yang mendorong seseorang mencoba anal seks. Pahami risikonya dengan baik agar tak menyesal di kemudian hari.

Jika Anda ingin tanya lebih lanjut seputar penyakit seksual, konsultasi ke dokter via Live Chat.

[HNS/JKT]

Seks

Konsultasi Dokter Terkait