Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomePsikologiKesehatan MentalStudi: Keguguran Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2
Kesehatan Mental

Studi: Keguguran Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Aditya Prasanda, 15 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Terdapat penelitian yang menemukan bahwa keguguran merupakan salah satu faktor risiko diabetes. Simak temuan tersebut dan tanggapan dokter lewat ulasan ini.

Studi: Keguguran Meningkatkan Risiko Diabetes Tipe 2

Selama ini diabetes tipe 2 diketahui dapat meningkatkan risiko keguguran pada ibu hamil. Namun sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh jurnal Diabetologia justru menemukan fakta sebaliknya.

Studi yang dilakukan Copenhagen University Hospital di Denmark, mengungkapkan bahwa perempuan yang punya riwayat keguguran, berisiko lebih tinggi mengembangkan penyakit diabetes tipe 2.

Hal ini berlaku ketika dibandingkan dengan perempuan hamil yang tidak pernah mengalami keguguran.

Riset tersebut melibatkan sekitar 25.000 peserta perempuan pengidap diabetes tipe 2 dan 250.000 perempuan tanpa diabetes di Denmark.

Peneliti mengumpulkan relawan dengan mempertimbangkan usia, tingkat pendidikan, status obesitas dan riwayat diabetes gestasional mereka. Simak hasil temuannya di sini.

1. Keguguran Tingkatkan Risiko Diabetes

Salah satu peneliti, dr. Pia Egerup, mengatakan risiko diabetes tipe 2 semakin besar jika perempuan hamil memiliki aneuploid janin serta kekebalan tubuh yang rendah.

Berdasarkan Ilumina, aneuploid janin merupakan kondisi ketika jumlah kromosom tidak normal sehingga menyebabkan keguguran. Kondisi ini juga dapat membuat bayi lahir dengan kelainan kromosom.

Jenis keguguran yang dapat memicu diabetes tipe 2 tersebut, dikatakan dr. Pia, adalah abortus euploid.

Keguguran ini disebabkan sejumlah faktor, seperti mikrodelesi kromosom janin, kelainan struktural, mutasi genetik, kondisi medis, dan lingkungan tinggal orangtua.

“Penelitian lanjutan diperlukan guna mengetahui apakah kondisi metabolisme tubuh perempuan hamil saat keguguran juga meningkatkan risiko diabetes tipe 2,” kata dr. Pia dikutip dari Medpage Today.

Selain itu, para peneliti juga menyoroti faktor lain yang dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada ibu hamil yang mengalami keguguran. Salah satu faktor risiko tersebut adalah tekanan psikologis pascakehilangan bayi.

Disampaikan dr. Pia, tekanan psikologis dapat memicu perubahan gaya hidup seperti pola makan buruk dan malas olahraga. Efek keguguran ini pada gilirannya meningkatkan risiko diabetes tipe 2 pada perempuan.

Artikel Lainnya: Berat Badan Berlebih, Hati-Hati Diabetes

2. Diabetes dan Infertilitas Perempuan

Tidak hanya itu, para peneliti juga menemukan bahwa perempuan yang sulit hamil memiliki risiko paling besar terkena diabetes.

Hasil studi mengungkapkan perempuan yang sulit hamil berisiko mengalami diabetes 50 persen lebih tinggi. Hal ini berlaku jika dibandingkan dengan ibu hamil yang pernah mengalami keguguran sebanyak apa pun.

“Meski begitu, hasil riset ini harus ditafsirkan secara hati-hati. Pasalnya, relawan penelitian terdiri dari perempuan yang secara sadar tidak ingin memiliki anak. Kemudian perempuan dengan penyakit kronis yang menyebabkan tidak terjadinya kehamilan, serta perempuan yang punya masalah ketidaksuburan yang tak dapat dijelaskan,” catat dr. Pia.

Menanggapi hasil penelitian tersebut, dr. Reza Fahlevi, Sp. A., menjelaskan, “Hal yang lazim diketahui adalah diabetes tipe 2 dapat meningkatkan risiko keguguran, bukan sebaliknya.”

“Kita tahu janin memperoleh asupan makanan dari aliran darah ibu. Karena penderita diabetes tipe 2 mengalami gangguan pembuluh darah, proses janin memperoleh asupan makanan ikut terganggu. Sehingga risiko mengalami keguguran semakin besar,” dia menambahkan.

Artikel Lainnya: Kondisi Gagap Meningkatkan Risiko Diabetes pada Pria

Penelitian soal efek keguguran sebagai faktor risiko diabetes tipe 2 memang belum dapat divalidasi kebenarannya secara utuh.

Meski begitu, temuan ini dapat menjadi pengingat agar perempuan hamil yang mengalami keguguran waspada.

Dokter Pia menganjurkan perempuan yang mengalami keguguran rutin melakukan pemeriksaan HbA1c. Tes untuk mengukur kadar gula darah rata-rata tubuh selama dua hingga tiga bulan terakhir tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman.

Dengan begitu perempuan yang pernah mengalami keguguran dapat mencegah risiko diabetes di kemudian hari.

Jika ingin bertanya lebih lanjut seputar diabetes dan gangguan kehamilan, konsultasi langsung dengan dokter via Live Chat di aplikasi Klikdokter.

(OVI/JKT)

DiabetesKeguguran

Konsultasi Dokter Terkait