Kesehatan Umum

Bahaya Suntik Sabu Lewat Anus

Aditya Prasanda, 06 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Suntik sabu lewat anus seperti yang dilakukan Coki Pardede dapat menyebabkan infeksi hingga overdosis. Ketahui alasannya di sini.

Bahaya Suntik Sabu Lewat Anus

Coki Pardede, salah satu komika Tanah Air, memakai narkotika jenis sabu dengan cara yang tak lazim. Pria berusia 33 tahun itu mengaku menggunakan zat metamfetamin tersebut dengan cara menyuntikkannya melalui anus.

Berdasarkan Healthline, metode suntik sabu lewat dubur ini dikenal sebagai booty bumping atau boofing. Cara pakai sabu ini disebut bisa merangsang pembuluh darah yang ada di sekitar anus lebih cepat.

Sebuah penelitian mengungkapkan efek sabu melalui boofing dapat dirasakan dalam jangka waktu 3-5 menit. Narkotika tersebut kemudian bereaksi di dalam tubuh selama berjam-jam.

 

Bahaya Sabu yang Disuntikkan Lewat Anus

Selain menimbulkan reaksi cepat sabu di dalam tubuh, boofing disebut dapat memicu kenikmatan seksual tertentu. Pengguna sabu juga menggunakan metode ini karena dinilai lebih minim risiko ketimbang menyuntikkan, merokok, atau mengisap sabu lewat hidung.

Artikel lainnya: Inilah Ragam Efek Samping Sabu pada Kesehatan

Kendati demikian, suntik sabu lewat dubur tetaplah berbahaya. Berikut bahaya sabu yang disuntikkan lewat anus.

1. Infeksi di Anus

Mengutip San Francisco AIDS Foundation and Tweaker, suntik sabu lewat dubur dapat menyebabkan anus mengalami infeksi, nyeri, hingga perdarahan.

Pasalnya, disampaikan dr. Devia Irine Putri, anus merupakan bagian tubuh yang kotor dan dipenuhi bakteri.

“Jadi sangat mungkin jika terjadi infeksi di kemudian hari. Selain itu, penyuntikan sabu yang tidak menggunakan jarum yang steril (jarum bekas pakai sebelumnya atau jarum yang dipakai bersama) sangat mungkin untuk memicu infeksi,” jelas dr. Devia.

2. Penyakit Menular Seksual

Karena anus mengalami infeksi dan perdarahan, pengguna sabu lebih berisiko terkena penyakit menular seksual. Utamanya, mereka yang melakukan seks anal tanpa menggunakan kondom.

Infeksi menular seksual tersebut meliputi HIV, hepatitis C, dan limfogranuloma venereum (infeksi yang disebabkan jenis bakteri Chlamydia trachomatis tertentu). 

3. Overdosis

Overdosis merupakan kondisi ketika takaran obat yang dikonsumsi melebihi dosis yang dapat diterima tubuh. Kondisi ini dapat dialami orang yang menggunakan obat medis maupun narkoba, termasuk mereka yang menyuntikkan sabu lewat anus. 

Bahaya sabu dapat memperlambat pernapasan hingga memicu kematian. Berikut gejala yang dialami orang overdosis:

  • badan lemas
  • sesak napas
  • muntah-muntah
  • diare
  • pusing 
  • hilang keseimbangan
  • kejang
  • gangguan penglihatan
  • kulit, ujung jari, dan bibir membiru
  • penurunan kesadaran

Artikel lainnya: Narkoba Menambah Stamina, Mitos atau Fakta?

4. Gangguan Psikologis

Berdasarkan National Harm Reduction Coalition, penggunaan sabu berkelanjutan dapat menyebabkan gangguan psikologis, seperti kecemasan, paranoid, insomnia halusinasi, gangguan mood, hingga depresi

Bahkan bahaya sabu memicu perilaku agresif. Menukil Drug Abuse, dampak buruk sabu jangka panjang dapat menyebabkan kerusakan struktur dan fungsi otak yang parah, utamanya dalam pengaturan emosi dan ingatan.

5. Komplikasi Penyakit

Terakhir, suntik sabu lewat anus dalam jangka panjang dapat menyebabkan komplikasi penyakit. Hal ini karena zat metamfetamin dapat membuat pembuluh darah menyempit. 

Akibatnya, jaringan tubuh kekurangan pasokan oksigen yang dialirkan oleh darah. Komplikasi penyakit pun terjadi, mulai dari kerusakan kulit, jantung, otak, hati, ginjal hingga paru-paru. Pada gilirannya, kondisi ini dapat memicu kematian.

Itu dia bahaya suntik sabu lewat anus. Apa pun metodenya, jangan pernah mengonsumsi narkoba. Zat ilegal ini terbukti membahayakan kesehatan dalam jangka pendek dan panjang, serta menghancurkan masa depan Anda.

Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar bahaya narkoba langsung kepada dokter, manfaatkan layanan Live Chat dari aplikasi Klikdokter.

[HNS/JKT]

Narkotika

Konsultasi Dokter Terkait