Kesehatan Mental

Dampak Buruk yang Bisa Terjadi Akibat Menahan Emosi

Tri Yuniwati Lestari, 03 Sep 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Sulit meluapkan atau sering menahan emosi ternyata memiliki dampak buruk pada kesehatan. Berikut ini dampak buruk akibat menahan emosi dari kacamata psikolog.

Dampak Buruk yang Bisa Terjadi Akibat Menahan Emosi

Beberapa orang enggan untuk meluapkan emosi karena alasan tertentu. Jika dilakukan sesekali, hal ini memang baik untuk mencegah timbulnya masalah.

Namun, jika Anda selalu menahan emosi alias tidak meluapkannya dengan cara yang tepat, hal tersebut malah bisa berdampak buruk pada kesehatan, lho!

Berikut ini beberapa dampak buruk yang bisa terjadi jika Anda terlalu sering menahan emosi:

1. Timbul Dendam

Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, sering memendam atau menahan emosi dapat membuat Anda mengembangkan sifat pendendam. 

Pasalnya, saat emosi tidak diluapkan dengan cara yang tepat, perasaan itu tidak akan benar-benar hilang. 

“Akibat sering menahan emosi, Anda akan mengembangkan perasaan dendam terhadap hal yang menjadi pemicu,” kata Ikhsan.

Menurut Ikhsan, hal tersebut bisa menimbulkan perilaku pasif-agresif. Artinya, Anda selalu berkata “ya” di depan, namun melakukan hal sebaliknya di belakang.

2. Menyasar Orang yang Salah

Seseorang dapat memendam amarahnya hanya karena tidak ingin merusak suasana atau melukai orang yang membuatnya marah. 

Tanpa disadari, perasaan emosi, kesal, dan marah yang terpendam itu dapat semakin bertambah dari hari ke hari. 

Diibaratkan seperti bom waktu, perasaan tersebut bisa meledak sewaktu-waktu dan menyasar orang yang tidak semestinya.

3. Masalah Perut

Menurut penelitian dari Harvard Medical School, stres dari emosi yang tidak terpendam dapat mengganggu fungsi pencernaan.

Hal tersebut juga bisa membuat laju pencernaan melambat, sehingga menyebabkan perut kembung, terasa penuh atau begah, dan meningkatkan keinginan untuk muntah.

4. Sakit Kepala dan Migrain

Selain menyerang perut, emosi yang tertahan juga sering membuat seseorang sakit kepala sebelah atau migrain

Pasalnya, saat Anda menahan emosi, otot-otot di dahi dan alis ikut menegang. Hal ini menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak, sehingga mengakibatkan sakit kepala.

Artikel Lainnya: Tips Jitu Mengendalikan Emosi di Kantor

5. Mempengaruhi Kepercayaan

Melansir Healthline, Anda mungkin berpikir bahwa orang-orang di sekitar tidak sadar akan emosi yang sedang dipendam. Padahal, orang-orang yang mengenal Anda dengan baik bisa menyadarinya dengan cepat.

Jika Anda bersikeras menahan emosi dengan mengumpat di balik kata "saya baik-baik saja" dan "tidak apa-apa", hal itu malah justru dapat membingungkan. 

Orang-orang juga akan menganggap bahwa Anda tidak mempercayai mereka lantaran tak mau membagikan perasaan yang sedang dipendam. 

Jika hal itu terus dilakukan, orang-orang di sekitar bisa bersikap semakin tertutup dengan Anda. Mereka pun bisa hilang kepercayaan, karena merasa Anda tidak menganggapnya penting.

6. Berat Badan Bertambah

Untuk sebagian orang, cara mereka meluapkan emosi adalah dengan mengonsumsi makanan. 

Jika yang dikonsumsi adalah makanan tidak sehat dan dalam jumlah berlebihan, hal tersebut malah bisa menyebabkan peningkatan berat badan sehingga berujung obesitas.

7. Sulit Merasakan Hal-Hal Positif dalam Hidup

Berdasarkan Ikhsan, dampak lain dari menahan emosi adalah sulit merasakan hal-hal positif dalam kehidupan. Pasalnya, emosi tersebut tertahan dan tidak tersalurkan dengan baik. 

“Selain itu, sering menahan emosi juga bisa membuat Anda tidak dapat berkonsentrasi atau fokus dalam melakukan kegiatan. Alasannya, karena Anda terlalu memikirkan perasaan tidak nyaman dan marah yang dipendam,” jelas Ikhsan.

Artikel Lainnya: Cara Orang Tua Tahan Emosi Saat Dampingi Anak Sekolah Online

8. Sulit Mendapat Tidur yang Cukup

Sering memendam emosi juga berpengaruh pada kualitas tidur. Sebab, emosi yang tidak tersalurkan dengan baik bisa menciptakan perasaan gelisah. Hal ini bisa membuat fokus Anda untuk tidur mudah sekali goyah.

“Ketika tidur pun, ekspresi marah bisa muncul dalam mimpi. Hal ini bisa saja membuat kualitas tidur menjadi turun drastis,” ujar Ikhsan.

9. Peningkatan Risiko Kanker

Studi oleh Harvard School of Public Health dan University of Rochester tahun 2013 melaporkan, orang-orang yang terlalu sering menahan emosi memiliki risiko 70 persen lebih tinggi untuk terdiagnosis dengan kanker.

10. Risiko Kematian Dini

Tidak ada yang suka dengan perasaan negatif, seperti penghinaan, kesedihan, atau kemarahan. Namun, mengabaikan atau menghindari perasaan tersebut malah dapat memperburuk keadaan. 

Studi oleh Harvard School of Public Health menyatakan bahwa tekanan emosional yang dipendam dapat meningkatkan 30 persen kemungkinan untuk mengalami kematian dini.

Senada dengan itu, penelitian yang dilansir healthline menyebut bahwa tekanan emosional dan risiko kematian dini memiliki hubungan yang sangat erat.

Pada dasarnya, memendam emosi dapat menambah stres yang dialami. Jika kondisi ini terus terjadi, Anda berisiko lebih tinggi untuk mengalami penyakit diabetes, tekanan darah tinggi atau hipertensi, dan gangguan jantung.

Artikel Lainnya: Cara Menghadapi Pasangan yang Mudah Marah

Mengetahui fakta tersebut, Ikhsan menyarankan Anda untuk mencari cara yang tepat untuk meluapkan emosi. Salah satu cara yang bisa dicoba adalah dengan meluapkan emosi tersebut ke dalam jurnal harian.

Cara lain yang bisa Anda lakukan untuk meluapkan emosi adalah dengan bercerita kepada teman yang dipercayai. 

Jika dirasa sulit untuk bercerita kepada teman, alternatif lain yang bisa dilakukan adalah berkonsultasi dengan psikolog. 

Dengan demikian, Anda dapat sekaligus diberitahu cara terbaik untuk mengelola emosi agar tak menjadi penyakit di kemudian hari.

Butuh bantuan atau saran dari tenaga profesional agar tak kembali menahan emosi? Anda bisa melakukan konsultasi langsung kepada psikolog melalui LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

psikologiskesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait