Pernapasan

Sering Batuk Setelah Makan? Ini Kemungkinan Penyebabnya

Tri Yuniwati Lestari, 27 Agt 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Beberapa orang sering mengalami batuk setelah makan. Berikut adalah penyebab atau kondisi yang menyebabkan terjadinya batuk setelah makan.

Sering Batuk Setelah Makan? Ini Kemungkinan Penyebabnya

Batuk merupakan respons alami tubuh untuk melindungi sistem pernapasan dari zat asing. Kendati begitu, batuk juga dapat terjadi setelah makan.

Batuk setelah makan umumnya disebabkan oleh masalah kesehatan tertentu. Berikut adalah penyakit yang menyebabkan seseorang sering batuk-batuk sesaat setelah makan. 

1. Alergi Makanan

Dijelaskan oleh dr. Sara Elise Wijono, MRes., ada beberapa faktor yang dapat membuat seseorang batuk setelah makan, salah satunya mengidap alergi makanan.

Bagi orang yang memiliki alergi, mereka bisa mengalami batuk saat tak sengaja mengonsumsi makanan pemicu alergi.

“Ketika mengidap alergi makanan, sistem kekebalan tubuh akan bereaksi berlebihan terhadap makanan yang dianggap berbahaya atau memicu alergi. Sehingga batuk saat atau setelah makan menjadi tanda adanya makanan yang memicu alergi,” ucap dr. Sara.

Artikel Lainnya: 6 Alasan Mengapa Anda Batuk Terus-menerus

Selain batuk, orang dengan alergi makanan juga dapat mengalami mengi, sesak napas, dan pilek setelah mengonsumsi makanan penyebab alergi. Makanan penyebab alergi di antaranya:

  • Susu atau makanan yang terbuat dari susu.
  • Kedelai.
  • Kacang-kacangan.
  • Telur.
  • Kerang atau makanan laut.

2. Infeksi

Infeksi di saluran pernapasan atas dapat menyebabkan tubuh mengalami batuk setelah makan atau minum.

Infeksi biasanya terjadi di bagian pipa makanan atau laring. Infeksi dapat disebabkan oleh virus, jamur, atau bakteri.

Ketika terinfeksi, tenggorokan dapat mengalami peradangan dan iritasi. Peradangan tersebut akan memicu batuk ketika makanan yang dikonsumsi bergerak ke saluran pencernaan dan melewati tenggorokan.

3. Pneumonia Aspirasi

Tanpa sadar tubuh manusia dapat menghirup partikel kecil saat sedang makan. Pada orang sehat, paru-paru dapat mengeluarkan partikel tersebut dengan cara batuk.

Namun pada organ paru yang tidak cukup sehat, tubuh kesulitan untuk menghilangkan partikel-partikel kecil tersebut.

Akibatnya, bakteri dari makanan dapat terperangkap di paru-paru dan mengakibatkan terjadinya pneumonia aspirasi. Gejala pneumonia aspirasi meliputi:

  • Batuk basah setelah makan.
  • Sakit saat menelan.
  • Sering mengeluarkan air liur.
  • Sesak napas.
  • Kelelahan.
  • Napas terengah-engah setelah makan dan minum.
  • Mag. 
  • Demam setelah makan.

Orang dengan kondisi sulit menelan atau mengidap refluks asam lambung lebih berisiko mengembangkan pneumonia aspirasi.

Ketika mengalami gejala-gejala di atas, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter. Sebab pneumonia aspirasi dapat menyebabkan masalah kesehatan serius seperti gagal napas atau abses paru.

Artikel Lainnya: Makan Rambutan Bikin Batuk, Benarkah?

4. GERD (Gastroesophageal Reflux Disease)

GERD terjadi ketika asam lambung naik ke pipa makanan. Asam lambung dapat naik ke pipa makanan atau tenggorokan melalui sfingter (otot cincin lambung) bagian bawah.

Sfingter adalah organ yang berfungsi menahan asam agar tetap berada di lambung. Perlu diketahui, saat kita sedang makan, sfingter akan berubah menjadi rileks supaya makanan bisa masuk dengan lancar ke dalam perut.

Setelah makan, sfingter akan kembali menutup agar asam lambung tak naik ke atas.

Pada beberapa kasus, otot sfingter tidak dapat menutup sempurna.

Dampaknya, asam dari lambung dapat naik ke atas, mengiritasi pipa makanan atau tenggorokan, lalu menyebabkan batuk setelah makan.

5. Disfagia

Disfagia adalah kondisi sulit menelan. Kondisi ini membuat tubuh sulit mengantarkan makanan dan minuman untuk bergerak dari mulut ke saluran pencernaan.

Orang yang mengidap disfagia seolah-olah merasa makanan yang dikonsumsi masih tersangkut di tenggorokan. Perasaan ini dapat menyebabkan tersedak atau batuk setelah makan.

6. Asma

Asma merupakan peradangan kronis yang terjadi di saluran pernapasan. Gejala asma berupa batuk, mengi, dan sesak napas. Asma dapat kambuh apabila saluran pernapasan terpapar iritan atau zat asing seperti sulfit.

Sulfit adalah bahan aditif yang banyak ditemukan di dalam minuman dan makanan, seperti anggur, bir, acar bawang, atau minuman kemasan.

Oleh karena itu, penderita asma harus menghindari makanan mengandung sulfit untuk mencegah munculnya batuk atau gejala asma lain setelah makan.

Artikel Lainnya: Batuk Berdahak di Pagi Hari, Kenali Kemungkinan Penyebabnya

Cara Mencegah dan Menghindari Batuk Setelah Makan

Ada beberapa langkah sederhana yang bisa membantu mengurangi batuk setelah makan. Berikut beberapa langkah yang bisa Anda lakukan:

  • Makan secara perlahan.
  • Buat buku harian makanan dan tandai makanan apa yang membuat Anda batuk.
  • Jangan lanjut makan saat batuk karena dapat menyebabkan tersedak.
  • Jika mengalami asma atau GERD, konsumsi obat sesuai anjuran dokter agar batuk tidak kambuh saat atau setelah makan.
  • Selalu sediakan air minum cukup saat sedang makan. Anda juga bisa minum air sedikit demi sedikit saat batuk muncul.

Saran dari dr. Sara, segeralah berkonsultasi ke dokter jika mengalami batuk dalam waktu lama.

Lalu, bila keluhan batuk tidak juga membaik walau sudah makan perlahan, makan sambil duduk, dan makan diselingi minum, Anda wajib berkonsultasi ke dokter.

Dokter dapat mencari tahu penyebab batuk dan merencanakan pengobatan yang tepat sesuai kondisi medis yang mendasari.

Cari tahu informasi kesehatan lainnya dengan membaca artikel di aplikasi Klikdokter.

(OVI/AYU)

BatukmakananGERD

Konsultasi Dokter Terkait