HomeInfo SehatCovid-19Vaksin COVID-19 di Indonesia yang Sudah Kantongi Izin BPOM
Covid-19

Vaksin COVID-19 di Indonesia yang Sudah Kantongi Izin BPOM

Aditya Prasanda, 16 Jul 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Sejauh ini sudah ada enam vaksin COVID di Indonesia yang memperoleh izin BPOM. Vaksin apa sajakah itu? Berikut ulasannya untuk Anda.

Vaksin COVID-19 di Indonesia yang Sudah Kantongi Izin BPOM

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) secara resmi merilis izin penggunaan darurat (EUA) vaksin Cominarty produksi Pfizer dan BioNTech, Rabu (13/7) lalu.

Kehadiran vaksin Cominarty sekaligus menggenapkan enam jenis vaksin COVID di Indonesia yang telah memperoleh EUA BPOM. Apa sajakah itu? Simak selengkapnya di sini.

 

Vaksin Cominarty (Vaksin Pfizer)

Mengutip Medical News Today, vaksin Cominarty atau populer dikenal sebagai vaksin Pfizer merupakan salah satu jenis vaksin virus corona yang dikembangkan menggunakan platform messenger RNA (mRNA).

Vaksin ini bekerja dengan memberikan informasi genetik kepada tubuh agar menghasilkan protein lonjakan yang ditemukan pada permukaan virus SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.

Sistem imun kemudian memproduksi antibodi yang spesifik, berdasarkan informasi genetik protein SARS-CoV-2 yang diberikan vaksin mRNA pada tubuh.

Tubuh lantas membangun sistem pertahanan melawan infeksi virus SARS-CoV-2 di kemudian hari.

BPOM mengatakan vaksin Pfizer dapat digunakan pada orang berusia 12 tahun ke atas. Berdasarkan data uji klinis fase ketiga, vaksin ini memiliki efikasi atau tingkat kemanjuran sebesar 95,5 persen pada orang usia 16 tahun ke atas.

Sementara itu, pada remaja usia 12-15 tahun, vaksin Pfizer memiliki efikasi sebesar 100 persen.

Artikel lainnya: Vaksin COVID-19 GX-19N Dinilai Ampuh Atasi Mutasi Baru

Vaksin Moderna

Vaksin COVID di Indonesia selanjutnya adalah Moderna, yang memperoleh izin penggunaan darurat BPOM pada 1 Juli 2021. Serupa dengan Cominarty, vaksin Moderna bekerja menggunakan platform mRNA.

Mengutip BPOM, vaksin ini diproduksi oleh Moderna TX., Inc. dan diperoleh melalui COVAX facility lewat jalur multilateral. BPOM mengatakan vaksin Moderna dapat digunakan pada orang berusia 18 tahun ke atas.

Berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga, vaksin Moderna memiliki tingkat kemanjuran mencegah COVID-19 gejala parah sebesar 94,1 persen pada kelompok usia 18-65 tahun.

Vaksin ini juga memiliki efikasi sebesar 86,4 persen pada orang usia 65 tahun ke atas.

Vaksin Sinopharm

BPOM menerbitkan EUA vaksin Sinopharm pada 30 April 2021. Vaksin ini diproduksi oleh Beijing Bio-Institute Biological Products Co. 

Perusahaan tersebut merupakan salah satu unit dari Sinopharm yang merupakan anak perusahaan dari China National Biotec Group (CNBG).

Berdasarkan BPOM, vaksin Sinopharm bekerja menggunakan platform inactivated virus (virus yang diinaktivasi atau dimatikan).

Virus yang dimatikan tersebut dimodifikasi sedemikian rupa sehingga tidak dapat bereplikasi, mengutip Medical News Today

Artikel lainnya: Medfact: Interaksi Obat pada Pasien COVID-19 Picu Kematian?

Karena tidak dapat lagi menyebabkan penyakit, vaksin inactivated virus seperti Sinopharm aman digunakan. Vaksin inactivated virus dapat memicu reaksi imun tubuh yang cukup kuat. 

Berdasarkan hasil uji klinis fase ketiga, vaksin Sinopharm memiliki efikasi sebesar 78,02 persen. BPOM mengatakan vaksin ini bisa digunakan untuk kelompok usia di atas 18 tahun.

Vaksin AstraZeneca

Izin penggunaan darurat vaksin AstraZeneca dirilis BPOM pada 22 Februari 2021. Indonesia memperoleh vaksin AstraZeneca yang diproduksi SK Bioscience Co. Ltd., Korea melalui mekanisme COVAX Facility.

Adapun vaksin AstraZeneca yang diperoleh melalui jalur bilateral diproduksi AstraZeneca Eropa dan Siam Bio Science Thailand.

Vaksin yang dikembangkan oleh Oxford University bekerja sama dengan AstraZeneca ini menggunakan platform Non-Replicating Viral Vector (ChAdOx 1).

Mengutip Medical News Today, vaksin AstraZeneca mengandung gen dari bagian protein lonjakan (protein spike) permukaan virus SARS-CoV-2.

Saat bekerja di dalam tubuh, gen tersebut ditranskripsi lalu mendorong sel tubuh membuat protein lonjakan. Protein lonjakan itu memicu sistem kekebalan tubuh untuk membentuk antibodi guna melawan protein spike SARS-CoV-2 di kemudian hari.

Berdasarkan BPOM, vaksin AstraZeneca memiliki efikasi sebesar 62,10 persen. Sementara itu, berdasarkan hasil uji klinis ketiga, vaksin AstraZeneca memiliki tingkat kemanjuran sebesar 76 persen, menilik laporan Medical News Today.

Artikel lainnya: Hal yang Jangan Dilakukan saat Menjalani Pengobatan COVID-19 di Rumah

Vaksin CoronaVac

Vaksin CoronaVac diproduksi Sinovac Life Science China. Vaksin COVID di Indonesia yang peroleh EUA BPOM pertama pada 11 Januari 2021 ini bekerja menggunakan platform inactivated virus.

Berdasarkan BPOM, hasil uji klinis di Bandung menunjukkan vaksin Sinovac memiliki efikasi sebesar 65,3 persen.

Vaksin COVID-19 Bio Farma

Vaksin COVID-19 yang diproduksi Bio Farma merupakan vaksin kedua yang memperoleh izin penggunaan darurat lebih dulu dari BPOM pada 16 Februari 2021. Vaksin produksi Bio Farma ini diberi nama Vaksin COVID-19.

Vaksin produksi Bio Farma ini menggunakan bahan baku dari Sinovac Beijing, China. Kandungan dan profil khasiat-keamanan Vaksin COVID-19 Biofarma memang sama dengan vaksin CoronaVac produksi Sinovac Beijing.

Namun, menurut Ketua BPOM Penny Lukito, tidak samanya tempat produksi, serta perbedaan kemasan dari single dose menjadi multiple dose membuat BPOM harus mengeluarkan EUA tersendiri.

Itu dia enam jenis vaksin COVID di Indonesia saat ini yang memperoleh izin penggunaan darurat BPOM. Apa pun jenis vaksinnya, ingatlah bahwa vaksinasi COVID-19 sangat penting dilakukan.

Ditegaskan dr. Devia Irine Putri, “Vaksinasi COVID-19 berguna untuk mengurangi atau menurunkan angka kesakitan dan kematian. Artinya, (vaksinasi) mengurangi risiko timbulnya gejala berat dan mengurangi komplikasi akibat COVID.”

“Selain itu, vaksinasi juga membantu terbentuknya herd immunity (kekebalan kelompok),” dia menambahkan.

Jika Anda ingin bertanya lebih lanjut seputar COVID-19 dan penularannya, konsultasikan kepada dokter kami via Live Chat.

[HNS/JKT]

virus coronavaksin

Konsultasi Dokter Terkait