HomeIbu Dan anakKesehatan BayiCara Menyeimbangkan ASI dan MPASI untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Bayi
Kesehatan Bayi

Cara Menyeimbangkan ASI dan MPASI untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Bayi

Zahra Aminati, 18 Jul 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

ASI dan MPASI mesti diberikan dalam jumlah seimbang, agar kebutuhan gizi bayi terus terpenuhi. Berikut saran dari dokter terkait cara menyeimbangkan ASI dan MPASI.

Cara Menyeimbangkan ASI dan MPASI untuk Penuhi Kebutuhan Gizi Bayi

Saat sudah berusia 6 bulan, kebutuhan gizi bayi tak dapat dipenuhi hanya dari ASI. Pasalnya, ketika si kecil menginjak usia tersebut, ia memerlukan sumber gizi lain yang berasal dari makanan pendamping ASI alias MPASI. 

“ASI memang makanan terbaik untuk bayi. Namun, kandungan nutrisi ASI akan menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi. Hal ini membuat si kecil membutuhkan makanan tambahan, yaitu MPASI,” jelas dr. Theresia Rina Yunita. 

Namun, sekadar memberikan MPASI saja tidaklah cukup. Anda wajib mengetahui takaran perbandingan ASI dan MPASI yang tepat, agar kebutuhan gizi si kecil terus terpenuhi dengan baik.

Pentingnya Menjaga Keseimbangan Pemberian ASI dan MPASI

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ASI eksklusif sebaiknya diberikan sejak bayi lahir hingga berusia 6 bulan. 

“ASI dapat dilanjutkan hingga 2 tahun, namun dibarengi dengan pemberian makanan pendamping. Hal ini karena kebutuhan energi dan nutrisi bayi semakin meningkat, sehingga ASI saja tidaklah cukup,” ujar dr. Theresia Rina.

Artikel Lainnya: Hal yang Harus Diperhatikan Saat Mencampur MPASI dan ASI

Dilansir dari Pregnancy Birth and Baby, makanan pendamping yang pertama kali diberikan kepada bayi haruslah mengandung zat besi. Pasalnya, persediaan zat besi bayi akan mulai berkurang saat menginjak usia 6 bulan. 

Beberapa makanan mengandung zat besi yang bisa dijadikan pilihan, yaitu daging-dagingan, ikan, unggas, dan kacang-kacangan (lentil, buncis). 

Tak hanya itu, vitamin dan mineral juga sangat penting untuk diberikan sebagai MPASI, terutama zink dan vitamin A. 

Ini bertujuan untuk mengompensasi kandungan ASI yang mulai menurun seiring bertambahnya usia si kecil.

Hal lain yang tak kalah penting untuk diperhatikan selama MPASI, yaitu tekstur makanan yang diberikan kepada bayi. 

Makanan pertama si kecil haruslah berbentuk bubur halus tanpa gumpalan. Anda bisa membuatnya menggunakan blender. 

Saat bayi sudah bisa makan dengan sendok sendiri, Anda bisa menyajikan makanan dengan tekstur sedikit lebih kental. 

Tekstur makanan yang diberikan perlu ditingkatkan secara bertahap, sesuai usia dan perkembangan bayi. 

Artikel Lainnya: 5 Resep MPASI yang Praktis untuk Ibu Baru

Tips Menyeimbangkan Pemberian ASI dan MPASI pada Bayi

Berikut ini cara menyeimbangkan ASI dan MPASI pada Bayi:

  1. Atur Jadwal 

Si kecil perlu dibiasakan untuk teratur sejak usia dini. Hal ini bisa membantunya beradaptasi, dari yang tadinya hanya mengonsumsi ASI menjadi makanan dengan tekstur lunak hingga padat. 

Buatlah jadwal untuk pemberian ASI dan makanan pendamping. Biasanya, ASI diberikan terlebih dahulu, lalu beberapa waktu kemudian barulah memberikan MPASI. 

Berikutnya, berikan MPASI sebagai camilan untuk bayi, makan siang, dan ASI. Sorenya si kecil dapat diberikan ASI terlebih dahulu, baru makan malam. Tetap berikan makanan pada di malam hari dengan diimbangi pemberian ASI.

Berikan ASI di malam hari saat pukul 10 malam, 12 malam, dan jam 3 pagi, sesuai keinginan bayi. Jika bayi tak ingin menyusui saat malam, sebaiknya jangan dipaksakan.

  1. Berikan MPASI Sesuai Kebutuhan Bayi 

Kebutuhan gizi dan porsi makan bayi umumnya berbeda-beda, sesuai dengan tumbuh kembang dan usianya. 

Biasanya, MPASI dimulai sejak bayi berusia 6 bulan dan hanya mengonsumsi makanan bertekstur sangat lunak dalam jumlah sedikit. Padai fase-fase ini, si kecil biasanya masih condong untuk mengonsumsi lebih banyak ASI.

IDAI menyarankan, bayi harus mengonsumsi makanan kurang lebih 3 sendok makan saat awal pemberian MPASI, atau sekitar 250 mililiter. 

Lama-kelamaan, frekuensi makan bayi akan meningkat menjadi 2–3 kali hingga usia 8 bulan. Pada usia 9–11 bulan, porsi makan bayi tetap sama, namun frekuensinya menjadi 3–4 kali sehari di luar camilan.

Artikel Lainnya: Telat Memberikan MPASI Dapat Mengakibatkan Hal Ini pada Bayi

  1. Perhatikan Urutan dalam Pemberian ASI dan MPASI

Sejak usia 6 bulan, MPASI sudah bisa diberikan di pagi, siang, dan malam hari. ASI pun tetap diberikan di sela-sela waktu tersebut. 

Aturan pemberiannya dimulai dari ASI terlebih dahulu, baru dilanjut dengan MPASI. Hal ini perlu diperhatikan, karena jika MPASI diberikan di awal, ASI tidak akan disentuh bayi karena kekenyangan. 

Saat usia bayi sudah menginjak 1 tahun, urutan pemberian ASI dan MPASI bisa dibalik. Berikan MPASI terlebih dahulu, baru berikan ASI setelahnya. Hal ini agar membuat bayi terbiasa beralih dari ASI ke makanan padat sepenuhnya. 

Selain hal di atas, perlu diperhatikan juga jika bayi enggan untuk makan. Pada kondisi ini, hindari memaksakan kehendak. 

Tak apa jika bayi tidak makan untuk beberapa saat, agar dirinya bisa belajar tentang rasa lapar dan kenyang.

Cara tersebut juga dapat dimanfaatkan para orangtua untuk menjaga keseimbangan pemberian ASI dan MPASI, sehingga tidak ada masalah gizi buruk pada bayi.

Demikian cara menyeimbangkan ASI dan MPASI pada bayi yang bisa Anda coba. Apabila Anda menemukan kendala, atau butuh saran lebih lanjut dari dokter, tak perlu takut untuk bertanya lebih lanjut melalui LiveChat 24 jam atau aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

MPASIBayiPekan ASI SeduniaNutrisi Bayi

Konsultasi Dokter Terkait