Psikologi Keluarga

Baru Punya Anak, Waspadai Depresi Akibat Dad Shaming

Tri Yuniwati Lestari, 28 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Menjadi seorang ayah bukanlah hal yang mudah. Terkadang, seorang ayah dapat merasakan dad shaming yang dapat menyebabkan depresi. Simak penjelasannya.

Baru Punya Anak, Waspadai Depresi Akibat Dad Shaming

Banyak dari Anda sudah mengenal istilah mom shaming, yang belakangan ramai diperbincangkan oleh kaum wanita di media sosial. Namun, nyatanya, hal seperti itu tidak hanya dialami oleh para ibu, lho!

Faktanya, ayah juga bisa menjadi target shaming. Kondisi ini dikenal dengan istilah dad shaming, yang cepat atau lambat dapat menyebabkan depresi.

 

Penyebab Depresi Akibat Dad Shaming

Dijelaskan oleh Ikhsan Bella Persada,M.Psi., Psikolog, dad shaming bisa terjadi akibat kritik tajam yang diberikan orang-orang terdekat mengenai pola asuh yang diterapkan.

Melansir dari Psychology today, studi yang dilakukan oleh Rumah Sakit Anak C. S. Mott di University of Michigan menemukan fakta bahwa sekitar 52 persen ayah yang diikutsertakan dalam penelitian mengaku pernah mengalami dad shaming.

“Dad shaming menyerang self-esteem dan emosional seorang ayah. Oleh sebab itu, hal tersebut bisa memberikan dampak kepada si ayah; ia jadi menyalahkan diri sendiri, enggan untuk kembali berpartisipasi dalam pengasuhan, dan tidak percaya diri dalam mengasuh anak,” ucap Ikhsan.

Artikel Lainnya: Jadi Ayah Baru, Awas Gangguan Tidur Mengintai

Tidak hanya itu, dad shaming juga bisa menimbulkan efek buruk jangka panjang. Berdasarkan Ikhsan, efek jangka panjang yang bisa terjadi akibat dad shaming adalah depresi.

“Jika kata-kata buruk yang diterima ayah terus dihayati, maka akhirnya dapat menyebabkan depresi. Tapi, hal itu tidak selalu pasti depresi; ada yang juga yang hanya mengalami stres saja,” ucap Ikhsan.

Melansir fatherly, psikolog klinis Dr. Carla Manly mengatakan bahwa rasa malu akibat dad shaming dapat pula membuat individu merasa bahwa dirinya tidak diterima atau tak layak sebagai manusia.

Perasaan tersebut dapat membuat ayah kekurangan waktu tidur, juga kehilangan nafsu makan. Mereka pun menjadi mudah tersinggung, sering sakit, dan rentan terhadap penyalahgunaan obat-obatan atau alkohol.

Cara Memerangi Dad Shaming

Dijelaskan oleh Ikhsan, salah satu cara untuk melawan dad shaming adalah dengan mencari support system yang dapat memberikannya dukungan dalam hal parenting. Support system itu sendiri bisa berasal istri, atau ayah dan ibu kandung.

“Tidak apa-apa jika pernah melakukan kesalahan, apalagi anak pertama. Hal yang penting adalah memperbaiki kesalahan yang pernah dilakukan dalam mengasuh anak. Kemudian, berhenti untuk membanding diri dengan ayah yang lain,” tutur Ikhsan.

Artikel Lainnya: Selain Mom Shaming, Ada Juga Dad Shaming yang Perlu Anda Tahu

Selain itu, ada pula cara lain yang bisa dilakukan ayah untuk memerangi dad shaming. Berikut ini beberapa di antaranya.

1. Jangan Selalu Menganggap Kritik Sebagai Hal yang Serius

Meski sulit, Anda tetap harus berupaya untuk tidak terus-menerus menganggap sebuah kritik pedas sebagai hal yang serius.

2. Tetap Berpikiran Terbuka

Saat Anda mendapat kritik, usahakan pula untuk tetap berpikiran terbuka dan mendengarkan dengan baik.

Seseorang mungkin memiliki kritik yang valid terhadap pola asuh Anda. Namun, jangan sampai kritik tersebut mengganggu pikiran dan keseharian Anda.

3. Cari Orang Lain untuk Merefleksikan Kritik

Jika Anda sudah mendengarkan dengan baik, kini saatnya meluangkan waktu sebanyak yang dibutuhkan untuk merefleksikan hal yang orang lain lontarkan.

Jika Anda ragu dari kritik yang diberikan, carilah nasihat dari orang terdekat agar bisa merefleksikan kembali kritik tersebut dengan benar.

Jika dad shaming sudah sangat mengganggu, jangan tunda untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog agar Anda tidak mengalami depresi.

Anda dapat berkonsultasi dengan psikolog melalui layanan LiveChat 24 jam atau di aplikasi Klikdokter.

(NB/AYU)

pola asuhkesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait