Kesehatan Mental

Rela Beli Koleksi Mahal karena Hobi, Tanda Gangguan Mental?

Tamara Anastasia, 11 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Tidak sedikit orang yang rela buang uang guna membeli koleksi mahal yang jadi favoritnya. Namun, apakah ini jadi tanda gangguan mental?

Rela Beli Koleksi Mahal karena Hobi, Tanda Gangguan Mental?

Sebagian orang rela merogoh kocek agak dalam demi memuaskan hobinya. Namun, saking cintanya, ada juga yang menghabiskan banyak uang demi bisa membeli barang-barang unik terkait idola, seperti atribut idol K-pop dan action figure.

Terkadang, jumlah uang yang dikeluarkan itu agak jauh dari batas kemampuan finansialnya dan bikin geleng-geleng kepala. Mereka pun rela menabung atau melakukan hal-hal lain (yang terkadang ekstrem) demi bisa memilikinya.

Apakah perilaku ini dapat digolongkan sebagai salah satu gejala gangguan mental? Berikut tanggapan psikolog.

Sangat Suka Koleksi Benda, Tanda Gangguan Mental?

Menanggapi hal ini, psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi. mengatakan bahwa jika Anda mengumpulkan barang dengan tujuan mengoleksi, bukanlah tanda gangguan mental. Kondisi ini bisa disebut dengan obsesi pada satu objek.

“Di satu sisi hal ini memang normal kalau ada suatu keinginan untuk membeli merchandise-nya (dari idola/action figure yang dikagumi). Tapi, Anda juga perlu perhatikan apakah obsesi ini sampai mengabaikan hal penting lainnya? Jika iya, ini bisa jadi adanya gangguan lainnya yang perlu dipelajari lagi,” kata Ikhsan.

Misalnya, Anda memilih membeli barang terkait idola ketimbang mendahului kebutuhan dasar dan penting, misalnya makanan atau pulsa.

Yang ditakutkan, menurut psikolog Ikhsan, perilaku obsesif ini bisa merugikan Anda di masa yang akan datang, baik secara kesehatan, psikis, maupun finansial.

Artikel lainnya: Jenis-jenis Gangguan Jiwa yang Perlu Anda Ketahui

Normalkah yang Dilakukan Kolektor Ini?

Menurut Ikhsan, membeli dan mengoleksi barang dengan dana yang sudah disisihkan atau diperhitungkan masih masuk dalam perilaku yang normal.

Bisa dikatakan tidak normal apabila Anda tidak lagi memperhitungkan sudah menghabiskan berapa banyak uang guna mendapatkan benda yang disukai atau diincar.

Dapat juga dikatakan tidak normal apabila Anda membeli koleksi mahal untuk dijadikan ajang pamer. Perilaku ini bukan lagi obsesi, tapi jadi ingin cari pusat perhatian.

Jadi, agar keinginan untuk membeli dan mengoleksi barang hobi tidak berubah menjadi obsesi, terapkan batas yang jelas untuk diri sendiri.

Misalnya, cobalah fokus pada benda apa saja yang benar-benar berarti bagi Anda, serta sesuai budget. Jika tidak sesuai dengan kriteria tersebut, jangan memaksakan diri untuk membeli atau mengoleksinya hanya demi tren dan gengsi.

Artikel lainnya: Awas, 5 Gejala Gangguan Mental Ini Bisa Saja Anda Alami

Ingat, tidak semua hal dan benda terkait hobi harus kita miliki. Misalnya, Anda penggemar anime tertentu. Bukan berarti segala merchandise anime tersebut harus dibeli.

Perhatikan juga kemampuan ruang penyimpanannya di rumah Anda. Bila sudah terlalu penuh sehingga koleksi baru nantinya tidak bisa tersimpan dengan baik, Anda tidak perlu memaksakan diri.

Selain itu, Ikhsan mengingatkan, waspada juga Anda terjebak dalam kondisi hoarding disorder, yakni kegemaran menimbun benda-benda yang sebenarnya tidak penting atau diperlukan.

Penderita hoarding disorder akan merasa cemas atau takut ketika benda yang dimilikinya hilang atau dibuang.

“Pengidap hoarding disorder sering mengumpulkan barang bekas (gelas/tempat makanan bekas), lalu punya keyakinan bahwa ke depannya barang itu bisa bernilai. Dia juga punya rasa takut jika benda itu sampai hilang atau rusak,” ujar psikolog tersebut.

Yuk, belajar memilah mana kebutuhan dan keinginan. Jika hobi Anda dalam mengoleksi benda-benda sudah mengganggu kebutuhan dasar Anda, sudah saatnya Anda berhenti. Bila kesulitan, konsultasikan dengan profesional, seperti psikolog.

Dapatkan informasi lainnya seputar kesehatan mental dengan mengunduh aplikasi Klikdokter.

[HNS/JKT]

kesehatan mental

Konsultasi Dokter Terkait