Menu
KlikDokter
Icon Search
Icon LocationTambah Lokasi KamuIcon Arrow
HomeIbu Dan anakKesehatan AnakAnak Tengah Rentan Alami Middle Child Syndrome, Benarkah?
Kesehatan Anak

Anak Tengah Rentan Alami Middle Child Syndrome, Benarkah?

Tamara Anastasia, 15 Jun 2021

Ditinjau Oleh Tim Medis Klikdokter

Icon ShareBagikan
Icon Like

Middle child syndrome merupakan sindrom yang bisa dialami si anak tengah saat merasa tak dianggap. Kenali ciri-cirinya di sini.

Anak Tengah Rentan Alami Middle Child Syndrome, Benarkah?

Punya anak lebih dari dua memang keputusan dari masing-masing pasangan. Bahkan, tidak sedikit orangtua yang masih punya pikiran “Banyak anak, banyak rezeki”. Jika itu yang Anda anut, maka sah-sah saja selama bisa membagi kasih sayang dengan sama rata.

Pasalnya, bentuk perhatian yang dirasa tidak seimbang dapat memunculkan sebuah perasaan atau pemikiran tertentu pada si anak. Bagi anak tengah, hal ini bisa disebut middle child syndrome atau sindrom anak tengah.

 

Apa Itu Middle Child Syndrome?

Ikhsan Bella Persada, M.Psi., Psikolog, menjelaskan middle child syndrome merupakan sebuah pemikiran dan perasaan bahwa anak tengah tidak dianggap, diabaikan, atau tidak dilibatkan dalam keluarga. Ia berpikir yang diperhatikan adalah adik atau kakaknya saja.

Hal ini bisa saja berpengaruh pada anak tengah karena merasa dirinya terus dikucilkan. Jika tidak segera ditangani, maka hal ini mungkin bisa memberikan dampak buruk yang terbawa hingga ia dewasa.

Adapun beberapa ciri sindrom anak tengah yang bisa diamati antara lain:

1. Suka Cari Perhatian

Anak dengan middle child syndrome akan lebih sering mencari perhatian orangtuanya. Hal ini bisa dilakukan dengan cara tepat maupun kurang tepat.

Misalnya, melakukan tindakan nakal saat belajar, suka mencari sensasi, atau cari keributan dengan saudaranya yang lain.

2. Sensitif terhadap Perilaku Orangtua

Menurut Ikhsan, anak dengan middle child syndrome juga lebih sensitif terhadap perilaku orangtua. Maksudnya, sang anak bisa mudah tersinggung atau emosi ketika melihat perlakuan orangtuanya di rumah.

Balik lagi, hal ini dikarenakan si anak tengah merasa tidak dianggap atau dikucilkan oleh orangtua.

3. Punya Harga Diri Rendah

Ketika anak merasa dikucilkan di rumah, ia menjadi punya harga diri yang rendah.

Jika terus dibiarkan, maka tentunya self-esteem yang rendah ini dapat mengundang masalah mental lainnya, seperti mudah cemas, takut, dan panik, serta depresi.

Artikel lainnya: Kiat Mengasuh Anak dengan Sindrom Williams

4. Muncul Perilaku Negatif

Middle child syndrome juga ditandai dengan adanya perilaku emosi negatif yang muncul, misalnya jadi menarik diri dari keluarga, mudah marah. Bisa juga muncul perilaku membandingkan diri dengan saudara kandungnya karena merasa sebagai saingan,” ujar Psikolog Ikhsan.

5. Merasa Tidak Berguna

Middle child syndrome juga bisa membuat anak tengah merasa tidak berguna dan terus menyalahkan dirinya sendiri. Hal ini dikaitkan dengan tidak ada atau kurangnya ikatan hubungan orangtua dengan sang anak.

6. Lebih Mudah Frustrasi

Karena tidak tahu ingin berdiskusi dengan siapa, anak tengah menjadi lebih mudah frustrasi akibat masalah yang sedang dihadapinya.

Anak tengah juga sulit berbicara dengan orangtuanya karena merasa tidak dianggap dan selalu dibeda-bedakan dari saudara kandungnya yang lain.

Artikel lainnya: Jenis-Jenis Pola Asuh dan Dampaknya pada Karakter Anak

Cara Mengatasi Middle Child Syndrome

Apabila tidak ingin anak tengah Anda merasakan hal-hal di atas, ada beberapa cara untuk mencegah dan mengatasi middle child syndrome, antara lain:

1. Habiskan Waktu Bersama

Orangtua bisa menghabiskan waktu bersama dengan anak tengah. Misalnya, ajak mengobrol dan bermain, atau memberikan quality time dengan orangtua tanpa saudara kandung lainnya.

Bentuk perhatian ini bisa membuat anak tengah menjadi merasa diinginkan dan dihargai keberadaannya.

2. Tidak Membeda-bedakan Satu Anak dengan yang Lain

“Orangtua punya peran penting untuk membagi perhatian dan kasih sayang yang sama kepada semua anak. Anda juga diminta untuk tidak membeda-bedakan, karena setiap anak punya kekurangan dan kelebihannya masing-masing,” jelas Ikhsan.

“Jika anak paling kecil salah, maka jangan bela dia. Begitu juga sebaliknya. Jangan selalu meminta anak tengah mengalah kepada kakak atau adik, karena ini membuat anak tengah jadi tidak dihargai,” ujarnya.

3. Orangtua Mengajak Berdiskusi

Anda juga bisa mengajak anak tengah berdiskusi tentang hal apa yang ia mau dan tidak. Cara ini bertujuan untuk meminimalisir munculnya perilaku tidak tahu aturan di rumah.

Bimbing anak tengah dengan baik dan sama seperti saudara kandung lainnya.

Itulah penjelasan mengenai middle child syndrome atau sindrom anak tengah yang perlu Anda ketahui.

Sebaiknya jangan selalu mengorbankan kepentingan anak tengah demi kakak atau adiknya. Pastikan Anda membagi rata semua kasih sayang dan keperluan masing-masing anak.

Bila ingin tanya lebih lanjut seputar pola asuh anak, konsultasi ke psikolog lebih mudah lewat Live Chat.

(FR/JKT)

Perilaku Anakpola asuhAnak

Konsultasi Dokter Terkait